9 Mar 2021

Program KOLONG (Konsultasi Online Gratis)

Dari Leksadi setiap jum’at itu mengadakan konsultasi online gratis yang programnya kami beri nama KOLONG (Konsultasi Online Gratis) nah dari program ini kemaren itu ada yang konsultasi, salah satunya itu menanyakan tentang perceraian.

Sebut saja namanya mba Dina Selasa, ceritanya begini “Mas saya Dina, saya mau bertanya kalau saya mau mengajukan gugatan cerai bagaimana ya Mas? Sekarang saya tinggal di Tasik sedangkan suami saya tinggal di Sragen dulu kami tinggal di Sragen setelah saya melamar kerja dan mendapatkan pekerjaan saya ditempatkan di Tasik, yang jadi pertanyaan apakah saya bisa kalau mengajukan gugatan di Pengadilan Agama Tasik?”

Dari pertanyaan tersebut untuk mengajukan Gugatan dapat dilakukan di Pengadilan Agama dahulu melangsungkan perkawinan, dahulu menikah di Sragen maka mengajukanya ke Pengadilan Agama Sragen namun juga dapat di lakukan mengajukan gugatan melalui Pengadilan Agama Tasik, pihak penggugat (istri) dapat mengajukan gugatan di Pengadilan Agama Tasik dengan nantinya menunjukan surat keterangan domisili di Tasik hal ini beda dengan pihak suami apabila suami mengajukan permohonan cerai maka dilakukan di tempat kediaman Istri atau di Pengadilan Agama wilayah dulu melangsungkan perkawinan.

Kalau untuk mengajukan gugatan cerai sebaiknya di pikirkan benar benar. Kalau memang sudah tekad mengajukan untuk bererai bawa buku nikah, akta lahir anak apabila sudah punya anak kalau mau mengajukan hak asuh anak.

Bisa datang ke Posbakum di Pengadilan Agama kalau mau pakai pengacara bisa mengunjungi  kantor pengacara.

Itulah jawaban singkat dari kami, untuk lebih detailnya bisa nantikan pada program KOLONG kami selanjutnya anda juga bisa berkonsultasi kapan saja dengan mengakses  website kami, disitu tertera nomor hp dan sosial media kami...


4 Mar 2021

kantor Hukum Leksadi

 

Jadi, setelah sekian lama ahkirnya kami pindah menempati tempat kantor baru yang berlokasi di Jl. Veteran Nomor 7 Semarang. Dan hari ini merupakan hari yang menyenangkan bagiku ahahhaaaa

Selama setahun mencari surve surve lokasi ahkirnya bertemulah dengan tempat yang cocok yaitu di Wisma Purba Danarta Jl. Veteran Nomor 7 Semarang, dekat dengan Polda, simpang lima, RS Kariadi.

Law Office Leksadi juga bisa dicari di google dan maps

Hari yang merupakan hari bahagia karena bisa memiliki kantor sendiri ahahhai

Karena hari ini sedang free jadi buat nulis ini, sudah lama tak pernah mengisi di blog pribadiku ini. Dulu sering mian main berkunjung ke blog blog lain yang sekarang entah masih pada aktif atau gak, tapi beberapa aku lihat masih ada yang aktif dan konsisten.

Agenda besok ke Demak, berikutnya sidang di PA Semarang

Beberapa ada yang bertanya memalui dm instagram dan juga ada yang konsultasi lewat program kami yang diadakan setiap jum’at mulai jam 1.00-16.00 WIB, jadi nanti bagi yang konsultasi dijawab lewat diketik dan dikirim ke yang bersangkutan dengan format pdf.

Jadi Leksadi itu diambil dari nama Leksono dan Adi, aku sama temenku ini si Leksono mendirikan kantor dengan nama Leksadi ini.

13 Agu 2020

12 Nov 2019

Tempat Singgah


Semarang, sebuah kota yang kini ku singgahi disinilah aku diterima untuk bergabung. Masih inget aja sih dan terkadang merasa gimana gitu.. ya dan sekarang dah merasa nyaman tinggal di Semarang..

Aku merasa berat bila untuk pergi meninggalkan Semarang, yaa karena merasa nyaman disini. Sebelumnya itu kesana kemari, teringat aja gitu.. disini bertemu dengan orang orang yang masih muda yang penuh eumm apa ya sebutanya ummm yaa sekarang aku bergabung dengan mereka dalam tim mereka..
Aku begitu menikmati tinggal di Semarang walaupun disini panas dan ahir ahir ini sangat panas suhunya tinggi diatas 30 derajat panas aja, kalo yang tinggal di Semarang paham lah..
Dan Semarang merupakan tempat yang aku rencanakan akan aku tinggali yang nantinya besama pasangan istriku nanti untuk tinggal disini..
Terkadang masih gak nyangka aja kalo aku sudah hampir 2 tahun tinggal di Semarang kota yang dulu aku inginkan untuk kuliah saat aku masih SMA, walaupun dulu gak kesampaian ehh kini kesampaian juga, alhamduillah
Aku sangat berharap dalam kesibukanku saat ini bisa menyatu bersama Semarang tinggal di Semarang nantinya, wanita yang aku sayang cintai sering aku ajak untuk ke Semarang agar dia mengenal Semarang dulu, ya kita sekarang jauhan tapi nanti kita akan disini bersama.. aamiin
Dulu pertama aku di Semarang aku agak bingung dengan bahasanya, ya karena menurutku beda aja sama bahasa Jogja apalagi Kebumen udah pasti beda..
Yang paling mengikat dikepala dulu itu dalam ahir kata ditambah kata “og” kalo Jogja itu “e” contoh,  Jogja.. aku ra reti e  Semarang.. ora og dan payahnya dulu itu temenku chat kata terhirnya bukan diketik og tapi ok bingung iya aku tuh, dalam maksudku itu okee setelah aku pahami eh ternyata...
Dan sampe sekarang selama 20  bulan aku tinggal di Semarang gak pernah dengar orang mengatakan kata “madang”  kalo di Jogja itu masih ada ya gak beda sama Kebumen madang  itu kata untuk makan dan itu makan berat, makan nasi itu bilangnya madang kan kalo bahasa halusnya maem sama.. kalo di Semarang itu menggunakan kata mangan iyaa dibeberapa daerah juga sama kek Semarang cuma gak pernah dengar aja gitu selama di Semarang ini dan aku pun sekarang jadi ikutan.. waktu awal itu kek ngerasa aneh aja mau ngajak makan tapi bahasanya mangan.. kalo di Kebumen Jogja itu kallo mangan itu makan tapi bukan makan berat, makan nasi tapi lebih ke makan makanan ringan..
Dan Semarang banyak tempat wisata juga yang tersebar kek kawasan Gedong Songo Bandungan..
Di Semarang ini aku bertemu dengan orang orang yang kini aku gabung dengan team mereka, masih muda muda.. advokat advokat muda pertamma kali masuk, hari pertama masuk diajak Mas Ephin ikut sidang PHI (hubungan industrial) pergi bersama Mba Vita, Pak Andreas, Mas Taufiq, Mas Ephin yang penuh dengan kecerian, semangat kebahagiaan..

13 Okt 2019

Dewa 19 Band Favoritku


Dewa 19 itu band yang aku suka sejak aku duduk di bangku kelas 3 SD dan sampe sekarang masih menyukainya. Dari kecil aku ngefans sama Dewa 19 meskipun waktu itu aku tau Shela on 7 tapi tetep Dewa 19 yang aku suka. Pertama dulu beli kaset Dewa masih kaset pita dan itu beli yang asli harganya sembilan belas ribu saat itu, iya masih ingat aku dulu belinya di toko ria remaja Kebumen.

Waktu beli kaset itu ditanya sama mba nya dan mba nya kaget denger aku minta kaset Dewa 19, buat anak yang masih kecil anak sekecil aku wktu itu mau beli kaset Dewa 19 dan waktu itu aku sama bapakku, dan yang aku beli itu album Dewa yang pertama itu sebenernya salah beli album karena gak tau, jadi pas aku mau beli kaset mba nya itu nanya mau kaset Dewa yang mana, ditunjukanlah beberapa album Dewa saat itu aku nunjuk album yang pertama, bayangkan album pertama waktu itu masih ada padahal saat itu Once sudah gabung sama Dewa.

Musik Dewa 19 itu enak didengar, komposer musik yang menurutku luar biasa beda dengan band band lain, seorang Ahmad dani luar biasa dalam hal musik terutama untuk musik Dewa 19, dan suara Once aku suka. Meskipun Ari lasso juga tak terkalahkan, bagiku Dewa itu untuk vokal ya Ari sama Once gak ada yang lain.

Kalau dengar Dewa yang ngisi vokal selain Ari sama Once itu berasa bukan Dewa 19, dengar saat Dewa 19 diisi vokal sama Judika bener bener gak masuk menurutku, dan Dewa 19 itu seperti kehilangan dirinya. Siapapun yang mengisi vokal Dewa 19 gak bakal masuk sekeren Ari dan Once, Dewa 19 tanpa Ari, Once hilang jati dirinya.

Dengan komposer musik yang indah dan juga isi lagunya yang bermakna sungguh sebuah lagu yang tiada duanya. Lagu-lagu Dewa takkan tertelan jaman, selalu enak didengar. Dari sekian banyak lagu Dewa 19 yang paling aku suka itu Risalah hati dan untuk album yang paling aku suka itu album laskar cinta.


11 Okt 2019

Ceritaku Hari ini


   Hemmm gak tau ini mau nulis tapi bingung mau bahas apa, dulu waktu masih nganggur tuh seneng banget nulis, ngeblog sekarang mah entah kenapa malesnya itu selalu menang. Pengen sih nyeritain dulu gimana waktu masih nganggur nyari kerjaan sana sini lamar sana sini dan ditolak sana sini.
   Kadang ya kalo malem itu, pernah waktu itu sendirian di kos tiduran sambil dengerin lagu Linkin Park keinget waktu nganggur dan juga masih gak nyangka juga kalua sekarang sudah ada kerjaan, profesi.
   Jadi bulan Februari 2018 aku diterima untuk bergabung Law Office Yosep Parera and Partners sekarang udah jadi Law Firm Yosep Parera, waahh waktu itu rasane seneng banget akhirnya ada yang mau menerima untuk bergabung, saat itu statusnya magang. Jadi sebelumnya itu aku udah ngirim lamaran, hububungi kantor kantor advokat, ada yang di Magelang, Purwokerto, Jogja, Cirebon, Semarang semua yang aku lama raku hubungi gak ada yang nerima orang magang, jedeerr gak tuh gimana rasanya.
   Dulu setelah lulus kuliah, tempat kerja yang aku lamar sering butuh orang yang sudah mengikuti PKPA (Pendidikan Khusus Profesi Advokat) giliran aku sudah ikut PKPA butuhnya yang sudah lulus UPA (Ujian Profesi Advokat) dan beberapa kantor hukum butuh yang sudah di sumpah sudah bisa beracara.
   Awalnya itu aku ikut PKPA karena aku belum dapat kerja dan itu sudah mendekati tahun ke tiga dari aku lulus kuliah, apa gak pusing kalau gini. Lihat temen temen yang sudah kerja, mereka yang gampang dapet kerja sampai pada nikah, aku masih tetep nganggur nyari kerja sana sini hahahaiii…. Tapi gakpapa, karena rejeki orang beda-beda yang penting tetep terus berusaha.
   Waktu nganggur itu juga sebenernya gak nganggur nganggur banget sambil kerja serabutan, apa ajalah yang bisa aku bantu, yaa kek bantu ngetik, bantu bersih bersih ya Alhamdulillah waktu itu tiap kali ada undangan tes, interview luar kota selalu ada aja duitnya, namanya rejeki. Jadi bisa jalan jalan juga tau kota kota sekitar nambah pengalaman, semua itu karena nganggur lamar kerja sana sini itu.
   Tahun 2017 itu aku ke Jakarta, waktu itu dapet kerjaan disalah satu perusahaan swasta dibidang Telekomunikasi, tapi itu tidak berlangsung lama. Jadi waktu itu interview HRD nya bilang, lho mas anda kan lulusan SI sedangkan yang kami butuhkan itu lulusan SMA apa gak sayang mas?, enggak pak, gakpapa yang penting saya dapet kerja. Gajinya juga segitu yang kami tawarkan. Gakpapa pak. Jadi waktu itu gajinya masih dibwah UMR nanti akan naik setelah bulan ke tiga.
   Gaji yang aku dapatkan waktu itu hanya cukup buat transport, jadi kalo dihitung gaji sebulan habis buat transport sebulan, ya untungnya waktu itu aku ikut kakakku gak mikir tempat tinggal sama makan.
   Di perusahaan itu baru sebentar, temen temen yang lain kurang welkam entah kenapa, dan pada suatu saat itu aku gak dikasih jam kerja, otomatis komplen dong aku nanya kenapa, dijawabnya nanti ya nunggu 3 hari. Udah tuh 3 hari gak ada kabar, selama itu aku dating ke kantor gak ngapa ngapain. Nanya lagi gimana ini, bilangnya lagi nunggu 3 hari lagi ya, dan waktu itu aku dengan sabar menerima karena aku butuh kerja butuh biaya buat hidupku. Tapi apa yang aku dapet selama menunggu 6 hari?? Aku dikeluarin dari group WA devisi kerjaku kampret bener leadernya, aku datang nanyain gak ada tanggepan jelas jadi aku putuskan untuk keluar, kelar dah dan nganggur lagi.
   Lebih dari 47 perusahaan menolakku, entah kenapa selalu dapet balesan maaf anda belum sesuai kriteria yang kami butuhkan, edyaannn pusing palaku cuy. Paling kampret tuh pernah waktu di undang interview dan gagal karena belum punya pengalaman kerja. Saat itu juga aku marah kesal sama HRD nya sampe ku marahi, “Pak kalau saya belum punya pengalaman kerja kenapa bapak panggil saya? Bapak tau kan di cv saya belum punya pengalaman kerja?? Kalau begini kan buang buang waktu biaya energi pak, percuma, gimana mau dapet kerja kalo belum punya pengelaman dan bagaimana punya pengelaman kalau lamar kerja modelnya kek gini??” dengan nada marah kesal waktu itu, langsung tanpa senyum sapa aku keluar kantor itu.
   Banyak pengalaman kalo diceritain, dari yang perusahaan abal-abal, perusahaan menipulah, perusahaan yang udah pindah entah kemana karena diburu polisi lah.. saat itu aku gak pernah mau kerja kalau ijazah ditahan, dan paling gak mau lagi kalo udahtes interview unjung-ujungnya dimintai duit alaesanya buat inilah itulah, haaaahh kampretlah.
      Yaahh itulah sedikit ceritaku---------------------------
   Dan sekarang alhamulillah bisa diterima bergabung di Law Firm Yosep Parera dan Rumah Pancasila dan Klinik Hukum. Gak kepikiran gak nyangka kalo sekarang jadi Advokat, waktu kuliah dulu tuh pengen banget jadi Dosen, setelah lulus mau lanjut S2 masih males, udah ditawari juga sama Dosen pembimbing waktu itu kalau mau lanjut tinggal masuk aja, dan padahal waktu itu masih bimbingan skripsi yaa karena Dosen pembimbingku itu Ketua Program Magister, tapi waktu itu tek piker-pikir pengen kerja dulu rehat sejenak dari materi meteri kuliah heheee…
   Biar nanti ada bahan buat ditulis jadi ini bersambung aja dulu…. Saole banyak banget kalo ditulis semua langsung, dan capek heheheii………
   Siapapun yang sudah berkunjung dan membaca ini, terima kasih banyak…

9 Okt 2019

Hari ini,


Matahari sudah mulai menenggelamkan dirinya di langit sebelah barat, terlihat cahaya bersinar indah di ujung kota ini. Orang-orang telah menyelesaikan kerjaan di hari ini, jalanan penuh dengan kendaraan, lampu mulai menyoroti jalan.
Lampu taman satu persatu menyala, anak anak bermain, pedagang jajanan menjajakan daganganya menghidupkan malam. Irama kendaraan bernyanyi sore mulai terasa, detik terus berjalan dentangan jarum jam berputar tiada henti.
Rasa sukur terucap tiada ahir bisa bersatu dengan kota ini, bertemu dengan orang-orang, teman-teman yang sangat baik dan ramah menerima keadaan mengerti akan kondisi mendukung satu sama lain, sebuah tim yang solid dalam menjalankan tugas profesi ini.
Naik turun serta lika liku jalan menyuguhkan pemandangan cantik kerlap kerlip lampu kota begitu cantik. Meredup cahaya matahari, bersinar perlahan lampu-lampu kota, apa kabar hari ini?

19 Jul 2019

Jika

jika dan hanya jika...
definisi bahagia itu ada
bisakah manusia mewakilkannya pada sebuah kata
lagu dan lirik yang penuh makna
menyiratkan akan momen tertentu pada suatu masa
atau sebekas sinar yang surya
yang temaram menyelisik melalui kaca jendela
di kafe, dengan secangkir kopi robusta
atau novel sastra
dengan paragraf- paragraf penghalus jiwa

bahagia..
bisakah senja melukikanya
pada kanvas dengan coretan warna jingga
ketidakpastian antara merah dan kuning yang menyala

29 Mei 2019

Nasi Goreng

hari ini adalah hari terahir masuk kantor di bulan ramadhan ini, besok kamis sudah libur alhamdulillah seneng rasanya hati ini walaupun sebenernya lagi sedih karena....... ah sudahlah
yupp besok sore saatnya pulang kebumen, hari ini di kantor sendiri iya jaga kantor karena yang lain pada sidang.. kenapa aku di kantor? karena jadwalku nanti sian pendampingan di lapas 

oke, lama rasanya tak aktif lagi di blog tak menulis juga dan gak tau juga temen temen blogku masih pada aktif atau dah nonaktif, semenjak laptop rusak dah gak ngeblog.. nulis pun ini di kantor pas posisi luang pake laptop kantor

apa kabar kalian yang baca ini??

ahir ahir ini aku lagi kepikiran untuk nanti bisa buka resto nasi goreng, iya... resto nasi goreng, sederhana aja khusus menunya nasi goreng. karena aku suka banget yang namanya nasi goreng tapi, ada lain juga yang aku suka selain nasi goreng. bakso itu juga paling aku suka, seblak juga aku suka tapi yang kepikiran nasi goreng

nasgor law itulah nama resto yang sekarang ada dipikiranku dan untuk menunya nanti ada nasi goreng pledoi, nasi goreng the firm, nasi goreng to kill a mockingbird, nasi goreng kasasi, nasi goreng primal fear, nasi goreng somasi yaa sementara itu nama menunya, jadi nama menunya itu tek ambil tentang hukum dan dari judul film tentang hukum yaa maklum lah kan aku orang hukum hee

kalo sekarang ini aku lagi suka makan nasi goreng padang di semarang letaknya di jalan hasanudin tapi untuk nomernya lupa hehee
asli enak itu nasi goreng padang, jadi ini udah lama aku pengen nulis nasi goreng padang tapi baru kali ini kesampaian ya walaupun cuma sekedar nulis gini. jadi waktu itu aku masih baru tinggal di semarang iya sekarang aku di semarang setelah kesana kemari tinggal kota sana sini akhirnya sekarang di semarang kek jodoh lah gak akan kemana walaupun dah pacaran sama dia dia dan dia kalo jodoh ya nikahnya sama kau, iya gak??.... oke lanjut, 

jadi waktu itu aku sama temen temen kantorku 4 orang kalo gak salah, sore sore hujan eumm dan lupa itu habis acara kemana. kami mampir ke nasi goreng padang yang kata mereka ini enak, dan karena aku suka nasi goreng dan baru pertama denger nasi goreng padang aku langsung oke aja tanpa pikir cuy udah kek mau ketemu pacar aja yang jarak semarang jakarta

tapi yang parahnya waktu itu aku salah pesen level, aku kira itu level lima level maksimal gak pedas pedas bangetlah masih bisa tek tahan, mba vita aja yang ratu pedas gak level lima... edyan itu pedee luar biasa asli dan aku kurang menikmati bumbu padangnya karena semuanya kalah dengan pedesenya jadi 87 persen itu rasa pedes tok, aahh kecewa waktu itu aku sampe minum aja habis dua gelas gede masih kurang.. sore itu hujan yang awalnya aku kedinginan jadi keringetan asli edyan pedese poll dan menurutku kalo makan pedes itu ngalahin semua rasanya

jadi itulah awal mula aku makan nasi goreng padang, saat itu pesen nasi goreng yang pete dan petenya itu joss banyak gede gede

lanjut....
dan ini sedikit cerita waktu masih sidang ke wonosobo, jadi di wonosobo itu aku makan nasi goreng dibeberapa tempat dan menurutku yang paling enak itu nasi goreng malibu, iya nama tempatnya cafe malibu itu deket sama pengadilan negeri wonosobo
asli itu nasi goreng peringkat 4 yang pernah aku makan dalam hidupku, nasi gorengnya biasa, tampilanya juga ya kek nasi goreng pada umumnyalah warnanya juga gitu gak beda jauh sama nasi goreng yang pake gerobak dorong.. ehh tapi jangan salah nasi goreng gerobak itu banyak ternyata banyak yang enak juga lho
kalo di semarang banyak daerah undip tembalang, karena aku kos di ngesrep jadi ya disitu itulah

tetep nasi goreng terenak nomer satu itu nasi goreng masakan emak, gak cuma nasi goreng, masakan apapun paling enak di dunia dialam semesta ini ya masakan emak... kalo untuk nasi goreng masakan emak itu asli beda, dari kecil dulu yang aku tau ya nasi goreng rasanya gitu (masakan emak) jadi kalo emak masak nasi goreng itu bumbunya garam, cabe, kencur, bawang merah, bawang putih, gula merah ya udah itu aja, cuma kalo aku yang masak kadang aku tambahin ketumbar 

jadi itulah aku lagi merencana untuk buka resto nasi goreng, dan kalo untuk minumnya cukup teh sama jeruk dingin/panas sama air mineral

nasi goreng the hill bukit sari semarang enak juga lho dan itu tampilanya menarik dengan warnanya yang menggoda banget dan itu gak mengecewakan

eummm..... terus apalagi ya ummmm.... jadi nasi goreng itu adalah masakan favoritku aku suka nasi goreng

udah ini aja ahhh... adakah yang membacanya?? tolong tinggalin jejak dong kalo ada yang berkunjung atau nyasar baca tulisanku ini, biar aku tau kalo kamu disitu

terimakasih 
semoga hari anda menyenangkan, selamat hari raya idul fitri (menanti) selamat mudik bagi yang mudik



9 Mei 2019

anatomi tangga


Suasana terasa ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang melintasi jalan. Lampu kafe terasa syahdu dengan cahaya kuning yang redup tapi mampu menerangi ruangan yang berukuran sedang ini. Seorang pelayan menghampiriku yang sedang duduk memerhatikan isi kafe tersebut, dengan senyum ramah mengenakan jilbab biru dengan kaos yang dirangkap dengan jaket coklat. “mau pesan apa mas, silakan” katanya dengan sambil menyodorkan buku menu. “iya makasih ya mba”. “tunggu atau saya tinggal mas, silakan” “tunggu aja mba sebentar saya cuma mau pesan kafelatte sama mendoan” “baik mas, tunggu sebentar ya” “iya makasih banyak mba”.
Ini pertama kalinya aku berkunjung ke kafe ini dan ternyata disini terasa nyaman walau tidak dengan pemandangan kota semarang malam dari atas. Iya ini mungkin karena aku yang merasa lelah atau memang ini beneran nyaman untukku. Sekeliling terdapat beberapa pelanggan yang sedang menikmati makanan dan minuman yang dipesanya.
Udara malam mulai terasa dingin, walau ini tidak sedingin di semarang atas. Malam ini menunjukan pukul 10.43 malam dan aku belum pulang ke kos setelah pulang dari kantor.
Aku mulai mengambil hape yang ada saku kanan celana untuk mengecek mungkin ada pesan entah dari siapa atau syukur pesan dari seorang yang aku harapkan. “permisi mas, ini kaffelattenya sama mendoanya” “oh hiya mba, makasih banyak ya mba”. Meletakan secangkir kaffelatte dan sepiring tempe mendoan mba nya tersenyum meninggalkan mejaku.
Posisi yang aku suka saat ke kafe dan semacamnya adalah posisi dimana pandangku bisa melihat seisi ruangan, disini aku duduk disebelah kanan dekat dengan jendela, karena disinilah aku bisa melihat seisi ruangan kafe.
Terlihat seorang perempuan yang aku perkirakan usianya 25 tahun mengenakan jaket bomber hitam celana jeans mengenakan jilbab merah tua terlihat sedang mengamati jendela, sepertinya megaharapkan kedatangan seseorang. Ia terlihat gelisah sebentar mengela nafas sambil merubah posisi duduknya. Ah sudahlah kenapa aku jadi perhatikan perempuan itu.. tanyaku dalam hati.
Ini pertamaku datang ke kafe ini, biasanya setiap jum’at malam sepulang dari kantor aku hanya menikmati waktu istirahatku di burjonan sambil menunggu malam dan menikamati ahir pekanku.
Sudah menjadi seperti ritualku setiap jum’at malam ke burjonan, karena disinilah aku menemukan sambal yang begitu enak dengan telor ceplok setengah matangnya yang lezat yang belum pernah aku temukan seenak ini selama aku tinggal di semarang.
Malam ini aku duduk di kafe ini dengan secangkir kaffelatte dan sepiring mendoan kecil yang masih hangat, tatapanku tak bisa mengalihkan dari sesosok perempuan yang duduk dekat jendela mengenakan jaket bomber hitam jilbab merah tua. Sepertinya mba pelayan memerhatikanku yang tak bisa mengalihkan pandangnku ke perempuan itu. Tapi kuharap dia benar benar tidak tau kalau aku tak bisa mengalihkan pandanganku.
Aku memang bukanlah seorang polisi maupun detektif tapi aku tahu kalo perempuan tersebut sedang mengalami masalah. Sesekali aku menggeser kursiku, dan aku berusaha berdiri untuk menghampirinya.
Aku minum kaffelatteku dan aku makan tiga mendoan yang berukuran kecil ini sebelum aku beranikan diri untuk mengahmpirinya. Ku hela nafas. Berjalan menuju meja dekat jendela. “permisi boleh aku duduk disini” “silakan kalau mau mas, saya lihat tadi mas duduk disana dan sudah memesan..”. “oh iya aku memang dari tadi duduk disebelah” aku tak menyangka dan aku tak tahu kalau ternyata dia memperhatikanku. “eumm adakah seorang yang mba tunggu?” tanyaku “tidak.. iya tapi kuharap dia akan datang”.
“adakah masalah yang sedang mba hadapi?” dia menghela nafas sebelum menjawab pertanyaanku. “apakah mas bisa membantu?” “sebisa saya usahakan”. “oh tidak tidak mas tidak perlu tau apa yang sedang saya alami” tidakah pantas seorang perempuan yang telah… ah sudahlah ini sunguh tidak penting. Dia beranjak berdiri dengan ata yang berkaca “maaf mas sepertinya saya harus pergi karena yang saya tunggu sepertinya tidak akan datang.
Aku merasa bersalah menanyakan ke perempuan tadi, ku lihat dia berjalan keluar menghentikan taksi yang kemudian hilang.
Mba pelayan datang mengahampiriku yang masih duduk di kursi perempuan tadi. “adakalanya memang hal seperti ini terjadi” kata mba pelayan dengan jaket coklat yang terlihat menawan di malam itu “maksud mba?” tanyaku dengan nada penasaran.
“mba kenal dengan perempuan tadi?” mba pelayan mengambil gelas dan piring yang berisakan kentang goreng serta membersihkan meja “saya tau kenal, tapi tidak begitu mengenalnya dia beberapa kali sering kesini untuk memesan pesanan yang sama setiap datang kesini dan diwaktu yang sama"
“jum’at depan datanglah kesini aku pastikan kamu bertemu denganya lagi” “oke” aku kembali ke kursiku untuk menghabiskan secangkir kaffelatteku, ohh ini sungguh enak. Lelah telah pergi dari diriku. Dan sepertinya perempuan tadi mempunyai ritual kecil yang sama sepertiku setelah pulang kerja ahir pekan.
“haii mas baru pulang kah?” sapa temen kosku yang sedang duduk di sofa tempat nonton tv dengan seorang perempuan yang aku pastikan pacarnya. “haii juga” sapaku yang tak begitu memperhatikan untuk menambah percakapan, mata ini terasa sangat berat ingin kupejamkan tidur.
Adzan subuh berkumandang membangunkan tidurku, aku bergegas berusaha untuk bangun membersihkan mukaku mengambil air wudhu untuk sholat berjamaah di masjid. Tidaklah ada selain perjalanan yang berat dan panjang selain melangkahkan kaki ke masjid.
Fadli terlihat duduk di sofa tempat nonton tv dengan rokok yang dihisapnya. Seorang lelaki dengan postur badan yang tinggi rambut sedikit berantakan berkacamata inilah sesosok fadli. Dia seorang lulusan fakultas ekonomi Undip yang sekarang bekerja di sebuah perusahaan swasta. Memang tak terlihat seperti orang pekerja, lebih terlihat seperti orang pengangguran.

“sini mas duduk dulu ngopi sama merokok menikmati hari libur yang sangat indah ini” ajaknya sambil menggeser posisi duduknya, fadli ini orang yang belum lama aku kenal setelah tiga belas hari yang lalu dia datang kesini dan kos disini. “gimana kerjaanmu dalam seminggu ini mas?” tanyanya kepadaku yang baru setengah detik duduk di sofa. “terasa menyenangkan seperti meminum secangkir kaffelatte dengan tanpa gula”. Seminggu ini aku merasa seakan bumi semarang yang aku pijak amblas. Memang tidaklah ada baiknya untuk mengeluh. Aku ambil sebatang rokok dan merokoknya 


jika ada yang baca tulisan ini, terimakasih... insyaallah jika akan aku teruskan. jika menarik bagi yang baca ini..

4 Feb 2019

Satu Hari

hari hari selalu berganti
adakah engkau merasakan hari ini, hari kemaren dan akankah merasakan hari esok
sudahkah bersyukur???
yaaaa... bersyukur dengan apa yang telah kita terima

udara yang begitu nikmat untuk dihirup
sinar mentari yang menghangatkan
tetesan hujan yang menyegarkan

mungkinkah hari ini akan lebih baik dari kemaren
nikmatilah hari ini, bersyukur hari ini... 

berusaha untuk lebih baik adalah hal yang harus dilakukan setiap detik
apa yang telah ku lalui hari ini???
siapakah diriku???
apa yang harus aku lakukan hari ini???

sangatlah mulia apa yang dilakukan hari ini, bermanfaat untuk orang lain
bahagia bisa membantu, senang bisa menolong

langit yang tinggi 
langit malam terlihat indah dengan berjuta bintang yang menghiasi 
berkedip 

pejamkan mata, hirup udara yang gratis ini
udara yang diberikan Allah untuk semua mahluk dibumi ini

negeri yang indah ini
negeri yang nyaman ini
negeri yang penuh kedamaian 
di negeri inilah kita lahir dan tinggal, berbeda tetap satu

bukankan itu sangat indah
aku bersyukur hari ini di negeri ini di tanah ini

haaiiii....
iyaa engkau yang duduk disana
dan kalian semua yang berada dalam ruangan ini

ingat dan ingat....
bunga yang mekar bunga yang indah pastilah ada lebah yang membatu penyerbukan
bulan yang bersinar dimalam hari yang begitu indah, adalah karena matahari yang tidak menyombongkan diri

bencii???? buat apa??
memecah belah hanya karena tak seperti dirimu???
oohh.... berpikirlah dengan jernih... kau ini siapa??? apa yang akan kau lakukan setelahnya???

nikmati hidup bersyukur saling mengerti
saling menjaga
bersatulah walau berbeda

31 Jan 2019

Taman Indonesia Kaya

ini adalah hariku
malam itu dengan stelan yang begitu tidak nyentrik hanya biasa aja dengan kaos dan celana pendek dan dengan balutan jaket dari Ngesrep aku menuju kos temenku deket Udinus..

kadang temen konyol itu mengasyikan, dan tempat yang kami tuju adalah Taman Indonesia Indah. bagi temenku ini dia keluar ke Taman sekalian mencari pasangan siapa tahu mendapatkan kenalan cewek cantik 

malam itu hujan rintik yuppp hujan dengan menerjang hujan ternyata hujanya pun cuma sampai Jatingaleh jadi tak perlu aku rangkep kaosku yang ku rangkep jaket ini dan tek rangkep jas hujan

dalam perjalanan aku memndangi semarang malam hari dengan udara dingin setelah hujan turun, jalan aspal inipun masih basah dengan sisa air hujan
melihat strip bahan bakar motorku yang hanya tersisa dua strip aku belokan ke pom bensin Sultan agung untuk memenuhi bahan bakar

melaju menuruni jalan ku rasakan beginilah aku inilah aku sekarang yang kini tinggal di semarang, yaaa kota yang menjadi tempatku untuk menekuni profesiku dan kemungkinan juga akan menjadi tempatku tinggal nanti setelaj menikah,... iyeeaaahhhh

jalanan semarang saat itu ramai, kini terlihat indah dengan beberapa renovasi yang telah selesai terlihat beda dengan saat pertama aku datang untuk kesibukanku
kini terlihat dengan lampu yang menyala di pagar pinggir jalan terlihat begitu indah pada saat malam hari, begitu juga bundaran tugu muda lawang sewu

hingga akhirnya sampailah aku di kos temenku ini. motor ku parkirkan depan kosnya yang luas halamanya tidak lebih luas dari halaman tulisan ini. seperti biasa karena belum makan maka andalan kami adalah nasi goreng yang lewat depan kos. treekk treektt terdengarlah suara bapak yang jualan nasi goreng membunyikan tanda dengan mengesrekan spatulanya ke wajan

selese menujulah kami ke taman Indonesia Kaya, disinilah tempat yang udah sering kami kunjungi setiap weekend setelah kerja.

duduk deket air mancur berdua dengan bengong menatap air yang mancur dengan iringan musik yang terasa kencang karena hanya berjarak beberapa meter dengan telinga kami. sebelah kanan terlihat dua orang berpacaran duduk bermesraan sambil memegang tangan bercanda tawa terlihat senyuman manis sang perempuan yang cantik. samping kiri belakang juga terlihat sama, dan ternyata kami terjepit orang pacaran, depan belakang samping kanan kiri......


lanjut nanti kalo sempet ngetik lagi.... semoga bisa jadi bacaan untuk hiburan selingan disaat santai...

hari ini semarang mendung hujan turun, 
satu temenku sedangkan tiduran sambil nonton sinetron entah apa lewat youtube, depanku temen satu ini sedang menyelesaikan ngetik untuk membuat pledoi
satunya lagi entahlah dia ini yang paling cantik diantara kami berempat

11 Jan 2019

mendekat satu tahun

hari ini sore hari dengan cahaya matahari yang masih cerah menjelang ashar ku lihat beberapa meja dan kursi dalam ruangan ini, ku hela nafas sambil mengetik tulisan ini. alunan lagu linkin park terus berputar. sebagian teman sedang mengetik menyelesaikan tugas, ada juga yang bersiap ke polrestabes, ada juga yang sedang duduk bersantai bermain hp semua terlihat menikmati.

menjelang bulan depan tepatlah satu tahun aku di kantor ini, yaa setahun lalu aku tepatnya januari tahun lalu aku masih mencari kerja setelah pulang dari jakarta, dan disinilah sekarang aku.

inilah tempat yang menjadi tempatku bekerja, tempatku berkesibukan tempatku mencari nafkah dan disinilah yang menerima aku.

tidak terasa sudah hampir satu tahun aku di semarang

semoga inilah yang menjadi profesi kesibukanku semoga sakinah kedepanya, disini sambil belajar.

4 Jan 2019

coretan ketikan

hari ini matahari bersinar terang dari pagi sampai siang hari, entah untuk sore hari ini apakah akan mendung dan malam turun hujan aku tidak tau.

dentuman alunan lagu melly goeslaw mengingatkanku akan masa sekolah menengah pertamaku dulu saat dimana masa itu masa peningku, tapi itu sudahlah berlalu.
tahun  2019 sangatlah cepat tidaklah terasa waktu dua tahun lalu saat masa menganggur yang hampir membuatku putus asa menjalani kehidupan.

setiap detik dalam sehari aku nikmati dengan rasa bersyukur, hari ini aku masih diberikan untuk menikmati kehidupan menghirup udara, menikmati aktifitasku.

saat malam datang terlihat berjuta bintang di langit menghiasi indahnya malam.

aku rindu teman-temanku teman yang bukan hanya sekedar teman melainkan sudah seperti keluarga. masa-masa dimana saat itu berjuang bersama mencari kerja di jakarta yang ahirnya berpisah satu sama lain karena saat itu gagal di jakarta, dan di semaranglah kini aku.

kebumen tempatku lahir dan besar, jogja tempatku kuliah, jakarta tempatku menganggur, semarang tempatku kini beraktifitas. siapakah saya ini?? 

"setelah tahu siapakah saya ini barulah apa yang akan aku lakukan" memang ini berbeda.

masa masa dimana saat berjuang untuk mendapatkan pekerjaan terkadang membuatku teringat akan masa itu, bersyukur banget kini aku di semarang dimana disinilah yang menerimaku "law office yosep parera" 

saat ini jika teringat akan masa menganggur membuatku bersyukur bahwa aku pernah merasakan saat saat berjuang, dari untuk kerja yang tak jelas apa aja seperti membantu mengetik, pernah diterima di perusahaan swasta yang hanya disitu hanya dalam hitungan hari, iya hari karena tidak sampai setengah tahun disitu.

ini hanya sekedar tulisan yang aku ketik sedikit cerita, hanya kutipan nol komah nol sekian persen dari ceritaku.

                                                      ~~~~~~
raih tanganku raih dan peganglah 
tetaplah bersamaku
walau 

tak inginku melepas keindahan ini
saat harumnya bunga membuatku tenang membuatku nyaman
tidaklah kau merasakan


       

18 Des 2018

Selamat Sore

Setelah sekian lama tak lagi membuka blog, sore ini aku sempatkan untuk membuka. entah satu tahun sudah lebih tak pernah posting apapun.

masih adakah teman teman yang ada di daftar teman blogku yang masih aktif??semoga bisa aktif lagi 

ketak ketik lagiketak ketik yang bermanfaat, menghibur

semarang sore ini mendung hujan belum turun juga

berkesibukan di semarangbesok jum'at sudah libur.... libur panjang

mumpung ada laptop isi isi blog ini, masih adakah yang baca?? entahlah

di tulis di semarang sore hari dengan suasana mendung

16 Okt 2017

Kalibata Sore Hari

Matahari mulai menenggelamkan dirinya disebelah barat dengan memberi sinar yang meredup, sekeliling taman taklagi mendapatkan cahaya, terhalang oleh gedung yang mengeliliginya.
Anak-anak bercanda, bergurau tertawa melihatkan kebahagian, bermain dengan teman-temanya yang terlihat begitu senang tanpa ada beban dalam pikiranya.
Lampu taman Apartemen menyala mulai menerangi sekililing taman.
Aku nikmati sore ini dengan duduk ditaman, menunggu temanku yang akan datang untuk sekedar melepas penat.
Berjalan dengan wajah yang memberi senyuman ketawa kecil menandakan bahwa dirinya telah datang dengan rasa capek berjalan 2KM, dia duduk sampingku “Hallo Adi laksono”  sapa dia dengan mengambil posisi duduk sempurna hingga merasa nyaman uruk mengatur nafas.
“Gimana tadi jadi ke Bursa Efek Indonesia?” kata dia sambil melepaskan kacamata dan meletakanya disamping handphone nya.
Dia adalah Azam teman kuliah yang kini sama-sama di Jakarta, berjuang untuk mencari kehidupan yang nyaman pekerjaan yang sesuai dengan keinginan. Dia asli orang Ambon dengan pawakan yang sedikit kurus potongn rambut cepak yang tak pernah melebihi 4cm panjang rambutnya, dengan jambang yang menghiasi pinggiran wajahnya membuatnya terlihat cowok yang benar-benar cowok.
“Aku gak jadi, Zam. Aku pikir-pikir kayaknya yang ada untuk orang lulusan Akuntansi”. Pagi itu aku berniat mau mengunjungi acara yang diadakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia mereka mengadakan acara seminar serta jobfair yang terdiri dari beberapa perusahaan yang membuka lowongan. Sebagai seorang yang sedang mencari pekerjaan aku berpikir inilah kesempatan untuk mecari yang langsung interview jadi langsung tahu apakah diterima atau tidak. Namun itu tidak aku lakukan setelah berpikir bahwa ini adalah acara Akuntansi yang berarti kemungkinan besar dan sudah jelas rekrutmen juga untuk lulusan Akuntansi sedangkan aku lulusan Hukum.
“Iyalah, Di. Akuntansi makanya tempatnya juga di BEI, nanti pas sampai sana ehh gak ada yang sesuai sama bidang kita, pastilah kebanyakan juga buat yang lulusan Akuntansi. Kemarin waktu kau kirim infonya itu aku juga… kok acara Akuntan Indonesia…” sambil melihat pandanganya kearah seoarang anak yang sedang main perosotan. “Enak ya Dii kalo anak kecil taunya main happy tanpa beban”.
“Iyalah Zam, namanya juga anak kecil” jawabku sambil aku angkat kakiku untuk merubah posisi dudukku dengan bersila.
Suasana semakin meredup gelap sedikit-sedikit datang membuat penerangan lampu taman apartemen mulai memperlihatkan cahayanya yang menajam.
“Kau mau beneran pulang di Bulan ini, Di?” tanya Azam yang menunjukan wajah serius sedikit kecewa tak ada aku tak ada lagi temen yang nantinya diajak untuk sekedar menikmati kopi dan gorengan dipinggiran jalan Apartemen.
Aku berencana untuk balik pulang Kebumen, Setelah 6 bulan lebih keluar dari pekerjaanku, aku belum lagi mendapatkan pekerjaan. Dompet yang hanya berisi dengan banyak kartu terkadang membuatku pening. Obat resep Dokter tak mampu untuk mengobati peningku. Bagiku Jakarta kota yang begitu menarik, berat rasanya untuk segera meninggalkanya. “Iya, Zam. Rencana aku pulang bulan ini,tapi juga aku belum tau. Kayaknya juga gak bulan ini juga sih, yang jelas kalau sampai sewa Apartemen ini habis belum dapet kerja ya terpaksa aku pulang Kebumen” Jawabku dengan yakin.
Jam menunjukan pukul 17.23 suasana semakin sore semakin gelap dengan gedung Apartemen yang mengelilinginya membuat gelap begitu cepat, sedangkan jalanan masih ramai dengan suara klakson mobil serta suara KRL yang bekali kali lewat disebelah timur Apartemen. Suara palang pintu yang hampir setiap menit menutup suara palang pintu membuat ramai suara diwilayah Apartemen.
Azam juga punya rencana untuk pulang ke Ambon kalua ditahun ini sampai akhir tahun 2017 ini belum dapat kerja. Sebenarnya dia sudah ada pekerjaan, pekerjaan yang belum formal biarpun begitu masih mending Azam dibanding aku. Dia bekerja di BNN. “Aku juga kalau tahun ini gak dapet kerja di Jakarta aku juga bakal balik Ambon, Di” dengan mengambil kacamata mengelapnya di baju.
“Kampret, aku kalau ambil duit harus kesini. Deket kosku gak ada ATM”. Azam menghela nafas membayangkan betapa kerenya jauh jauh dari Pasar minggu baru ke Kalibata hanya untuk ambil duit dengan jalan kaki.
Lagian juga aneh dia ini orang, sudah tau ATM Jauh ehh ya kalau ngambil kok ya cuma 50ribu, ya mungkin dia anggap sekalian jalan jalan dan berolah raga bolak balik Pasar minggu- Kalibata dengan harapan bisa melihat cewek cantik disepanjang jalan yang dilewati maupun dalam lingkungan Apartemen.
“Ridwan, Rina itu besok tesnya”
“Lha kok kau tau?” jawabku sambil berpikir dalam sekilat, Azam ini sempet-sempetnya nyari dipengumuman nama-nama siapa yang lolos.
“Taulah, Dii.. aku kan di BNN”
“Oh iya ya, lupa aku”
“Oohh kapan kita punya pasangan ya Di? Bener katamu waktu itu diusia segini kalau kita kenalan dengan niat buat djadikan pacar ya harus serius. Tidak seperti jaman kuliah apalagi sekolah, yang dengan mudahnya nyari mudahnya putus gitu. Taunya jalan aja”.
“Iyalah Zam, sebenernya mah kalau kenalan mudah-mudah aja. Menjadi penghambat mengurangi rasa percaya diri itu keadaan kita yang belum kerja” aku berusaha mengajaknya untuk masuk dalam pikiranku dengan ucapanku “Usia segini kalau kita dapat cewek yang seusia kemungkinan besar putus dijalan kalau kita dalam waktu dekat tak kunjung dapet kerja”.
Aku menghela nafas masih merasakan rasanya berahir hubungan dengan seorang perempuan yang begitu aku sayangi, jalan memang tidaklah selalu lurus dan halus dan kendaraan pribadi juga masuk Busway.
Aku melanjutkan perkataanku, dan Azam begitu mendengarkan dengan sesekali memlihat layar handphone nya.
“Sedangkan kita, kalau aku sih. Aku mau menikmati hasil kerjaku sendiri dulu yaa buat beli baju, buat jalan jalan main sama temen….”
“Betul, Di”. Azam nyambungkan dengan ucapanku bahwa dia tak jauh beda pemmikiranya “Cewek seusia kita udah pada mau nikah kalau kita masih nganggur mendingan gak deh, Di”
“Kita mending nyari yang usianya dibawah kita 4 atau 5 tahun itu lebih baik, tapi sih kalau…” Azam muli menunjukan bahwa ada ketidaksetujuan juga dengan apa yang diuacapkanya.
Pengalaman yang telah diterimanya sewaktu kuliah “Kalau dapet cewek masih kuliah kita dengan kondisi kek gini juga mereka juga enggan, Di. Masih mending milih yang sama-sama masih kuliah, duit ada, mau kemana mana tinggal jalan secara kan mahasiswa” lanjutnya.
Dengan segenap ucapanya aku mendengaran dengan seksama yang sesekali mengangguk menunjukan bahwa benar dan setuju dengan apa yang diucapkan oleh Azam.
“Kalau ada cewek yang saat ini mau dengan kondisi kita, itu luar biasa, Di”
“Iyalah, Zam” jawabku singkat.
Seorang perempuan yang menerima dan mau menunggu sampai dapet kerja, tidak buru-buru untuk minta nikah, itulah yang kami harapkan. Memang menikah itu syaratnya tidak susah dan biaya tidak mahal, bahkan gratis. Tapi yang jadi berat itu saat harus mengadakan resepsi, siapa sih yang tidak menginginkan acara pernikahan yang meriah. Menikah sekali mengikat janji untuk hidup bersama.
Kalau ada perempuan yang mengerti dengan keadaan, perjuangan ini akan menambah semangat melebihi 2000 volt dan akan terasa indah. Semangat yang membara.
Kebahagian menikah bagiku bukanlah seberapa besar acaranya, seberapa megah, seberapa banyak tamunya. Bagiku bahagia itu ketika berkumpul dengan keluarga dan teman, sahabat bisa menceritakan betapa beruntung dan bahagianya aku bisa mendapatkan wanita yang aku cintai hingga kini jadi istriku. Namun, lebih sempurna jika pesta dan acaranya megah, ramai juga.
Sekeliling taman sudah sepi, tidak ada orang yang duduk ditempat duduk taman yang melengkung terbuat dari cor semen dengan warna silver yang mulai memudar. Terlihat satpam yang berjaga, satu orang berdri sedang berbincang dengan seorang ibu-ibu, dan satunya duduk tangan kananannya memegang telepon tangan kiri sibuk membuka lembaran lembaran kertas dalam buku, seperti sedang mencari sesuatu untuk menjawab pertanyaan orang yang menelpon.
Bulatan lampu taman menyinari sekitaran taman membuat suasana semakin sendu, suara KRL terdengar sebelah timur yang merupakan perlintasan KRL.
Jarum jam menunjukan pukul 17.47 terdengar suara adzan bahwa magrib telah tiba.
“Udah magrib, Di. Kita ke Masjid?”
“Iya, ayo” jawabku dengan memutarkan badan untuk meninggalkan tempat duduk yang kami duduki sore ini.
“Yuk” Azam mengambil hand phone dan kacamata, mengenakan kacamata.
Kami berjalan menuju Masjid yang berada di Tower Cendana selisih satu tower dengan tepat kami duduk.
Berjalan melewati Laundry, Ibu paruh baya sibuk dengan lipatan bajunya merapihkan dan membungkusnya dengan plastic. Pemandangan yang selalu aku liat tiap hari kalau ke Masjid. Magrib suasana yang berbeda dengan suasana lainya.
Orang-orang berlalu lalang dengan barang bawaanya, orang berjalan cepat bahwa ingin cepat sampai tujuan.
Kami berjalan, Azam berjalan dibelakangku sambil sesekali menatap layar hand phone nya kedua jempol tanganya sibuk mengetik, dua detik ia mendongak keplanya untuk memastikan tidak menabrak sesuatu karena jalan focus dengan hand phone.
“Di”
“Ya?” kami terus berjalan bersimpangan dengan banyak orang.
Terlihat orang sibuk dengan membereskan tempat daganganya, begitu cekatan dalam merapihkan.
Dan kami melewati Indomaret, ya, aku selalu mengambil jalan lewat depan Indomaret setiap kali aku ke Masjid. Tiap kali aku berjalan depan seakan mataku ada yang menariknya dengan kuat, kakiku seakan berjalan sendiri hidup sendiri taka da kaitanya dengan otak yang seharusnya memerintahkanya untuk selalu melangkah mengambil jalan melewati depan Indomaret.
Kaca bening dengan cahaya yang terang, sebelah pintu terlihat perempuan dengan seragam berjilbab biru menarik pandanganku untuk melihatnya, biarpun hanya dengan 3 detik tapi itu membuatku ingin bahagia.
“Tuhh, Di cewek Indomaret, dia tuh cantik”.
“Itulah yang sering aku bicarakan”.
Dari awal aku tinggal di Apartemen setiap kali ke Masjid itulah jalurku, terkadang sedih ketika tak melihat dia, ouhh kenapa dengan diriku dia bukanlah siapa siapa sedangkan kenal saja tidak.
Berniat untuk kenalan, aku tau nama dia. Namanya Vika aku liat di nota saat pertama kali beli disitu. Tidak hanya Indomaret yang tower cendana, ada juga Indomaret yang tower gaharu. Dia bernama Sukma, sama seperti tau nama Vika aku lihat dari nota.
Bibir ini serasa terjahit dengan ditambah lem setiap kali mau berkenalan, berat rasanya untuk mengucap sekedar kata haii. Aku tak hentinya menatap ketika tiba untuk membayar apa yang aku beli, pulsa, rokok, maupun lainya selalu aku ke Inodmaret dengan bergantian tempat, selang seling.
Tiba kami menuruni tangga, dan sampailah di Masjid. Masih ada waktu satu menit 12 detik sebelum Iqomah.
Perutku yang lapar, membuatku ingin memasukan nasi dalam perutku. Setelah sholat magrib kami menuju warteg.

12 Okt 2017

Tulisan

Matahari mulai meneggelamkan dirinya, sinar hangat menyelimuti diriku suara dering hp membangunkan aku (adi) dari lamunan di sore hari yang sedang menikmati rokok dengan segelas es jeruk di teras kost. Sebuah pesan masuk dari temenku yang menanyakan kalo aku dikos apa lagi pergi. Matahari semakin menenggelamkan diri sinar mulai redup semakin redup, setelah ku balas pesan dari temenku gak lama kemudian temenku datang ke kos ku. Ya cepet baru beberapa menit udah nyampe karna rumah dia deket sama kosku yang berjarak kurang dari 13 Km.

Temenku ini bernama Ridwan dia temen kuliahku yang ku kenal mulai akrab pada semester 5. Dia orangnya selalu semangat dalam hal apapun. Dia datang ke kosku, masuk dan seperti biasa mengeluarkan sebungkus rokok di ambil satu dan fiiuuuuuhh asep udah keluar dari mulutnya. Dengan alunan musik Sevenfold kami ngobrol ngebahas soal ngisi liburan semester. Liburan kali ini ku gak pulang, karena emang duit tak cukup kalo buat pulang kampung.

Salah satu rencana yang kami bahas bedua adalah sebuah rancana yang termasuk dalam sebuah kejahatan ini adalah rencana gila yang dilakukan oleh mahasiswa dalam mengisi liburan dan akan menjadi pengalaman yang tak akan terlupakan bisa juga masuk dalam rekor mengisi liburan dengan melakukan kegiatan kejahatan.

Untuk menjalankan rencana ini tidak bisa kalo cuma kami berdua dan kami perlu beberapa orang untuk menjalankan rencana pengisian liburan yang akan menjadi sebuah kenangan setelah nanti lulus kuliah namun, bisa juga jadi malapetaka yang akan mengahiri status kami menjadi mahasiswa dengan berakhir disebuah jeruji sel tahanan, dan akan mengecewakan orang-orang terdekat terutama mengecewakan orang tua kami.

Kayaknya kami udah gila, pingin melakukan sesuatu hal yang tidak seperti pada umumnya. Kami mulai merekrut teman kami yang masih di kost dan gak pulang kampung halaman. Sehari setelah aku sama Ridwan memusyawarahkan rencana kami menghubungi Rendy temen kami kuliah juga kali ini dia tidak pulang kampung dikarenakan padi disawahnya yang di kampung gagal panen karana diserang hama wereng dia tidak di kasih duit buat ongkos pulang.
Kami menghubungi Rendy untuk bertemu disebuah kafe, kami rasa Rendy ini orang tepat karna dia kayak psikopat yang hobinya nonton film yang berdarah-darah dia juga orang yang gampang untuk diajak soal yang negatif dia selalu semangat apalagi jika itu menantang.

Ba’da isya aku sama Ridwan datang ke kafe yang udah kami tentukan untuk bertemu dengan Rendy. Kami datang duluan sambil memesan minuman sama makanan kecil sambil menunggu Rendy dan tak lama kemudia Rendy datang menghampiri kami.
“Haeyy, ma’af telat”.
“Gak papa santai aja rend kayak sama siapa, kan kau selalu telat mana pernah tepat waktu”.
“Aahh kampret.. haus nih pesenin minuman lah”.
“Air putih aja buat mu ya rend”.
“Udah ah tak balik aja aku”.
“Cieeh gitu aja marah, yaudah sana balik”.
Minuman Rendy udah datang dia mesen jus Alpukat, setelah itu kami mulai membicarakan soal rencana kami rencana yang di rancang sama Ridwan si orang edan. Kami mulai mebicarakan hal itu rencana kami adalah mengambil benda yang harganya 2 milyar disebuah gedung penyimpanan benda berharga peniggalan sejarah dan beberapa benda yang lain yang harganya ratusan juta rupiah.

Rendy kaget seketika saat mendengar ajakan ku sama Ridwan. Rendy tidak setuju dan tidak  mau ikut tentang hal beginian walaupun dia kadang sering melakukan hal konyol namun untuk hal ini dia gak mau dia masih pingin hidup bebas dan menikmati sejuknya udara di alam terbuka merasakan hangatnya sinar matahari bukan berakhir di penjara. Tapi itu hanya pada awalnya dia tidak mau setelah di bujuk dan di iming-imingi dengan hasil yang akan kita dapet kalo berhasil Rendy ahirnya memutukan untuk ikut. Dengan bertambahnya Rendy jadilah kami bertiga dan masih kurang setidaknya 6 orang yang kami butuhkan artinya masih nyari 3 orang teman lagi untuk ikut dalam hal ini.

Hari berikutnya kami menghubungi Tovan saat di hubungi dia udah persiapan pulang kampung kesempatan pun hilang. Ada temen lagi yang bisa kami hubungi aku inget sama Yoyok langsung aku hubungi dia syukurlah dia gak pulang kampung karna kampunya jauh, aku ajak dia ketemuan dan seperti halnya Rendy aku jelaskan maksud untuk mengajak dalam berbuat kejahatan dengan hasil yang sangat menggiurkan tanpa pikir panjang Yoyok langsung mau untuk bergabung. Kini sudah 4 orang yang berarti masih dua orang lagi.

Waktu sudah sore matahari semakin menenggelamkan diri, aku pun pulang ke kost dengan mengendarai motor ku nikamati udara menjelang malem hari di kota ini, kota yang menjadi tempatku menimba ilmu dan juga kota yang akan menjadi tempat aku melakukan kejahatan. Sungguh menyejukan dan membuat hati ini jadi semangat. Lampu-lampu jalan sudah pada menerangi jalanan dan akhirnya aku sampe kost juga. Sesampe di kost udah ada Tovan di kosku yang membuatku kaget dan bertanya dalam hati “ bukanya dia ini tadi bilang mau pulang kampung kenapa jadi ada di kosku” ternyata Tovan ketinggalan kereta gegara ketiduran dan artinya dia gak jadi pulang kampung halaman.

Tovan pun ikut serta kami udah menmukan anggota satu lagi dia bernama feri, dan lengkap sudah 6 orang saatnya besok untuk berkumpul dan membahas rencana ini.
Udara pagi sangat sejuk dan matahari pun menampakan diri dengan ceria, aku mulai bergegas menemui mereaka semua. Kami pun berkumpul, dengan mereka yang datang satu persatu. Kami membahas bagaimana cara untuk melancarkan aksi kami ini.

Namun emang nasib baik memihak kami, dalam 9 hari lagi akan ada pameran tentang benda bersejarah dan salah satunya benda yang akan kami ambil dan juga beberapa benda yang lain, pameran diadakan di sebuah gedung pertemuan didalam hotel. Ini akan menambah kemudahan aksi dalam melaksakan aksi kami, kami  mempersiapkan alat perlengkapan yang di butuhkan, seperti senjata klasik maupun senjata api yang modern. Untuk senjata kalsik mudah di dapatkan namun, beda dengan senjata api yang sulit di dapatkan.
“Bagaimana dengan pistol dan teman-temanya??”.
“Iya, pistol gimana kalo soal senjata klasik gampang lah dicari kalo itu?.
“Gampang itu untuk mendapatkan senjata api. Nanti malam kita berkumpul ketemu disini jam 22.45.”
“Ok, kau yang rencanain aku ikut aja”.

Aku pulang sama Ridwan dengan mengendarai motor, hari sudah mulai sore jalanan semakin padat apalagi ditambah dengan detik di lampu merah yang sangat lama, kami menyusuri jalanan yang padat aku di belakang Ridwan yang mengendarai motor dia mualai dengan kegilaanya lewat tengah- tengah mobil yang jalanya merayap Ridwan malah tancap gas dengan kecepatan tinggi, sampe di depan kena lampu merah kami berhenti tetiba Ridwan mematikan motor terus dikunci stang dan dia turun jalan kesamping. Aku bingung kampret juga orang kena lampu merah mentang-mentang lama malah di tinggal beli minum, udah gitu motornya di depan ditengah jalan kunci stang pulak.

Yoyok menemui ceweknya, namanya Silvia sebelum si Silvia ini pulang ke kampung halaman sekalian pamitan mungkin Yoyok takut juga kalo nanti dia berujung tinggal di kost dengan jeruji besi. Ada rasa ingin membatalkan juga dalam hati Yoyok untuk ikut kami dalam mengisi hari libur yang gila, kalo gak selamat ya berujung di sel tahanan. Rendy mempersiapkan diri untuk nanti malem yang mau apa nanti malem juga belum tau dia cuma ngikut.

Malem ini akan menjadi malem pertama dalam sejarah hidup kami melakukan hal yang menegangkan, jam menunjukan pukul 21.59 yang bentar lagi menjalankan misi untuk mendapatkan senjata api.
Yoyok langsung berangkat setelah tadi sore menemui Silvia dan mengantarkan ke stasiun, Yoyok menghampiri Tovan untuk berangkat bareng mereka berdua juga gak tau apa yang akan di lakukan malem ini, sedangkan aku sama Ridwan berangkat bareng akhirnya kami berkumpul di samping gedung yang tempatnya sepi dan pas buat membahas rencana.
“Ok semuanya udah kumpul..”
“Kita mau ngapain wan??”
“Begini kita kan butuh senjata api kan??”
“Iya”.
“Yaudah kita berangkat ke tkp, kita akan masuk kantor polisi untuk mengambil sejata mereka”.

Kami pun beraksi tanpa persiapan dan pelatihan kami dengan nekat masuk ke kantor polisi dengan hati-hati menaiki pagar yang ternyata lewat bawah juga bisa si Tovan sok gaya pake naik pagar. Setelah melewati pagar kami bagi tugas karna ada penjaga di luar, Rendy sementara jaga di luar Ridwan yang masuk untuk melumpuhkan si penjaga dengan santainya Ridwan jalan mendekati sang penjaga, belum sempet penjaga menanyakan Ridwan langsung menusukan benda yang di pegangnya sebuah jarum suntik. Kami menyusul Ridwan setelah tau sang penjaga lumpuh kini saatnya masuk dengan menggunakan topeng untuk melumpuhkan penjaga yang lain.
“Wan kau..kau bunuh orang itu??”
“Enggak, itu cuma ku suntik bius dia gak papa santai aja nanti kalo udah 10 jam dia juga sadar sendiri dan tidak akan ingat karna ku bius”.

Ternyata banyak juga yang jaga kami pun saling berantem baik dengan senjata maupun tanpa senjata aku gak nyangka ternyata temenku ini semua pada pandai juga dalam hal berantem. Semakin seru pertarungan ini dengan penjaga, penjaga disini juga hebat dalam hal berantem satu persatu udah mulai tumbang. Saat pada mulai tumbang si yoyo mengeluarkan sesuatu dari dalam jaketnya dilempar lah sebuah benda yang ternyata bom asap, sambil mengatakan sambil teriak tahan nafas kalian selama dua puluh detik. Bom asap ini berisikan bius yang membuat penghirup akan pinsan selama delapan jam.

Namun bodohnya Yoyok ini dia gak ngomong dari awal tadi sebelum berangkat kalo dia punya bom asap, dia malah teriak otomatis kan si penjaga juga ikutan nahan nafas. Kami belum selese masih melanjutkan beberapa pukulan-pukulan seorang penjaga sudah ada yang gak sabar dan mengeluarkan pistol dan terjadilah baku tembak kami yang gak punya senjata api cuma bisa bertahan dengan melawan dan menghindari peluru yang keluar dari dalam tembak. Satu persatu lawan kami lumpuhkan ternyata gak terlalu susah berhadapan dengan mereka karna juga kebetulan kami berhadapan dengan yang mudah.

Setelah selese menghabisi lawan kami membuka topeng dengan bernafas lega sambil ngap-ngapan. Kami mulai mencari senjata yang kami butuhkan, masuk ketempat senjata dan waoow ternyata banyak senjata berbagai macam tinggal plih atau bisa ambil semuanya lengkap dengan peluru, granat pun juga ada. Ini pertama kalinya kami melihat dan memegang senjata secara langsung.

Gak cukup diruang senjata kami masuk ruang barang bukti disitu berbagai macam benda barang bukti kejahatan berbagai macam kami mengambil senjata klasik sperti pisau namun juga milih pisau yang kecil, prinsip dalam menjalankan aksi kami adalah jangan membunuh. Boleh menghajar sampai babak belur sampai berdarah-darah namun jangan sampai cacat ataupun mati. Motor sama mobil juga kami ambil ini sungguh uar biasa bray. Berangkat dengan tiga motor kini pulang dengan lima motor dan satu mobil, semua disimpan di rumah Ridwan yang satunya rumah yang udah gak di tempati dan kebetulan berada jauh dari kota dan pemukiman penduduk.

Pagi hari pas nonton tv beritanya penyerangan terhadap kantor polisi dan belum di ketahui apa motifnya dan siapa yang bertanggung jawab dalam kasus ini. Seketika aku ngerasa hebat dan kagum. Feri juga nonton dan ternyata gak cuma di tv tapi juga ada di koran dipasang di halaman depan serta ada foto kami yang mengenakan topeng yang di ambil dari cctv, feri langsung ngabari yang lain bahwa aksi semalem luar biasa bag sekelas mahasiswa kayak kami yang Cuma modal nekat dan modal dari nonton film action.
Hari ke 4 sebelum pelaksanaan misi. Kami mempersiapkan segala dengan matang-matang dari semua perlengkapan yang di butuhkan. Kami perlu jaket anti peluru, motor kenceng, mobil tahan tembak dan komputer kelas canggih. Feri jago otomotif dia merubah motor dan mobil menjadi luar biasa dengan kecapatan laur biasa di atas normal mobil seperti umumnya. Untuk komputer si Rendy yang jago dia juga jago nge-hack, dia pernah merantas jaringan kampus segitu jailnya kampus sendiri di kerjain.

Setelah dimodis kami pergi untuk jalan-jalan refresing sebelum beraksi. Kami pergi berenam yang tujuan kami pergi ke pantai melepaskan penat dan menikmati hasil kerja kemarin kami berpesta.
Rend kau ngapain??
Main laptop aja. Mau liat gak permainanku??
Mana??
Tunggu lah di depan ada lampu merah.
Ternyata si Rendy bermain dengan lampu merah yang seharusnya merah di buat hijau dan akhirnya ada mobil yang bertabrakan luar biasa sampai terguling mobilnya tapi untungnya si pengendara cuma mengalami luka kecil tidak sampai mati mobil pun yang terguling dan tertabrak lagi dari belakang kami kira akan meledak namun tidak.
Gimana?? Seru kan?
Waah kacau kau ini rend parah, tapi seru juga.

Tanpa menghiraukan yang kecelakan kami melanjutkan perjalanan, perjalanan kami semakin seru diiringi dengan musik dan canda tawa. Belum puas dengan permainanya si rendi Tovan juga ikutan bermain dia mengeluarkan benda yang berbentuk agak kotak dia teken tombol di kotak tersebut dan membuanya di jalan. Tovan menyuruh Ridwan yang memegang stir untun pelan di belakang ada truk tengi yang membawa bahan bakar. Setelah truk melewati kotak yang di buang sama Tovan lalu Tovan menekan sebuah benda kecil bulet. Dannn duaarrr ledakan luar biasa yang terjadi ternyata Tovan membuang bom.
Woooww.. kami kaget bukan main
Kendaraan yang di belakang truk pada berhenti sungguh ledakan yang besar.
Perjalanan kami udah masuk ke jalan yang sepi yang di pinggir jalan hanya ada pepohonan menandakan perjalanan tidak akan lama lagi sampe di pantai. Jalan yang sepi sehingga ada aja orang yang berniat jahat, saat kami sedang melaju tiba-tiba ada orang di tengah jalan dengan mobil yang di parkir di pingir jalan, mereka menghentikan kami ada 4 orang dua orang dengan senjata tajam dan dua orang lagi dengan pemukul basseboll. Kami berhenti menuruti kemauan mereka kini kami reflesing sebelum melakukan kejahatan malah udah di jahatin dulu.
Apa-apaan ini orang, nggak tau siapa kita apa.
Ya gak taulah dii orang belum kenal juga lagian kita juga gak terkenal.
Lha kamarin kita memporak porandakan kantor polisi sampe masuk tv sama koran.
Muka kita kan ditutup pake topeng nyet
Udah diem aja turutin mereka.

Kalian gak usah ikut turun duduk manis aja sambil nonton pertunjukan, si Ridwan sama Yoyok yang bertindak. Karna kami di dalam mobil kami gak tau apa yang mereka bicarakan, sedangkan Rendy dia gak peduli malah asyik chat dengan ceweknya kampreet banget ini orang sama sekali gak ada pedulinya.
Heyy kalo kalian mau selamat serahkan barang kalian, mobilnya juga
Ambil silakan
Serius ini kalian mau mati haaahh
Gak mau yaudah, ayo balik yok
Berengseek kau woyy
Tanpa kata-kata Ridwan membalikan badan dan menghajr salah satu dari mereka , perkelahian pun dimulai dua lawan empat pertarungan semakin sengit beberapakali Yoyok kena pukulan Ridwan juga namun mereka masih kuat. Kami hanya melihat dalam mobil si feri sama Tovan menikmati banget perkelahian mereka sambil menikmati rokok dan minuman dingin, si Rendy masih asyik dengan laptopnya dia chat sama ceweknya yang terkadag kayak orang gila senyam-senyum sendiri.

Ridwan semakin bernafsu untuk menkhairi perkelahian langsung saja dia membanting musuh satu kalah Yoyok mengambil kayu di pinggir jalan dan di pukulkanya tepat kena muka, dua kalah masih dua dengan senjata tajam, Yoyok gak mau kalah dia mengeluarkan senjata juga pertarungan semkin sengit beberapa pukulan menghantam muka. Tak lama kemudian mereka kalah masuk dalam mobil dan lari.
Brengsek dikira kita ini apaan
Udah ayo lanjut
Ridwan sama Yoyok jalan menuju mobil membuka pintu mobil, bleep pintu mobil di tutup.
Fuck sakit juga punggungku di pukul
Kau keren yok berantemnya belajar dari mana kau??
Ah gak juga
Apa-apa gimana-gimana udah beres?

Ridwan menyalakan mesin mobil dan melanjutkan perjalanan
Beres jidat kau rend dari tadi malah asyikan chat sama pacar
Kami melanjutkan perjalanan kami berwisata santai di pantai tak lama kemudian kami sampe di pantai, lumayan juga banyak pengunjung di hari yang bukan hari liburan.
Hari ke 3 sebelum melaksanakan misi, sore hari kami berkumpul di markas untuk sekedar ngobrol, dan mengutak-atik senjata sambil bergurau main senjata layaknya udah kayak jago bermain senjata, si Yoyok telponan sam Silvia Tovan sedang asyik maen game sama feri, Rendy sperti biasa chat sama ceweknya juga nge-hack beberapa situs. Aku sama Ridwan santai dengan menikmati rokok.

Kami bersantai ria saling berguarau tawa bersama tapi besok kalo gak selamat berakhir sudah hidup di balik jeruji. Sungguh tak tau jika itu terjadi tapi kami yakin bahwa besok akan berhasil dan akan menjadi kenangan yang tak terlupakan selama menjadi mahasiswa dan selama persahabatan ini, kami udah di semester akhir semester depan kami mengambil skripsi,sekarang malah mau membuat kelakuan yang di luar dugaan. Malam ini adalah malam yang terindah sebelum beraksi angin yang bertiup agak kencanng langit yang hitam menandakan akan turunya hujan.
Hari kedua pada malam hari kami mencoba praktik untuk persiapan besok dengan mendatangi bank sekalian ngambil uang di bank. Kali ini bermain dengan santai hari udah mulai larut kami pun beraksi tak perlu membawa peralatan yang berat dan banyak Rendy kami andalkan untuk meretas keamanan di bank mengalihkan cctv membuka pintu yang dengan kartu semua dia bisa lakukan. Yoyok bagian yang melumpuhkan penjaga dengan bom asapnya yang hanya dalam 20 detik, setelah semua aman kami berempat aku, Ridwan, Tovan sama feri menyusul kedalam.
Kami memasuki ruang berangkas untuk masalah kode si Rendy yang mengurus dengan menotak-atik laptopnya secara gak lama dan akhirnya terbuka. Betapa kagetnya kami melihat uang dengan jumlah segitu banyakanya.
Ooohh fuucckk ..
Fuck kenapa van??
Duitt dii..

Dengan uang segitu banyak kami tidak mengambil semuanya tas yang kami bawa cuma tiga tas itupun ukuranya gak besar, saat kami sedang memasukan duit ke dalam tas tetiba alarm bunyi, kami sedikit panik dan bergegas malarikan diri dengan menggunakan topeng.
Ternyata ada penjaga yang tadi sadar dan dia menekan alarm, tak lama kemudian terdengar suara sirine mobil polisi. Kami langsung kalang kabut lari mencari jalan karna sebagian petugas keaamanan udah ada yang sadar karna bius dalam bom asap hanya sedikit.

Kami lari lewat belakang hingga akhirnya bisa keluar dari gedung bank tersebut namun belum bisa lolos dari kejaran polisi. Mobil udah terpakir sesuai rencana  kami masuk ke mobil dan langsung tancap beberpa peluru berterbangan mengenai mobil kami tapi untungnya mobil udah tahan peluru. Kejar-kejaran pun terjadi antara kami satu mobil berisikan enam orang dan beberapa mobil polisi dengan senjata lengkap. Memacu mobil dengan kecepatan tinggi menusuri jalan kota dengan beberapa tembakan.

Kejar kejaran terjadi lama, ada dalam pikiran kami mungkin ini akan berakhir dan kami akan masuk buih lebih cepat sebelum melakukan rencana inti. Kali ini si feri yang pegang kendali stir beberapa kali terkepung namun masih bisa lolos dengan lihainya feri mengendalikan mobil dari kejaran mobil-mobil polisi semakin lam semakin rame, Ridwan ternyata bawa pistol dan berguna juga bisa menyingkirkan mobil polisi, Ridwan membidik tempat bahan bakar mobil polisi pun meledak dan terlempar, terguling di jalan disusul mobil belakanganya yang gak sempet menghindar hingga nabrak, yang lain bisa menghindar dan masih melanjutkan pengejaran kami.
Kalo beginicaranya kita bisa mti hari ini.
Aku gak mau mati
Masuk rumah sakit dulu, terus masuk sel. Kita gak bakal mati
Emmaaakkk maafkan anakmu ini..
Kau ngapain van??
Mau update status minta ma’af
Kalian semua pada gila masih sempet-sempetnya becanda

Kami gak mau berakhir di malam ini, sehingga muncul rencana untuk menurunkan kami satu-persatu kalo bisa langsung semuanya. Kami terus memacu mobil dan masuk dalam kota muter-muter nyari jalan persimpangan,setelah beberapa blok ada persimpangan jalan dan jalanya agak sempit di depan udah ada mobil polisi dengan menembak kearah kami. Mobil langsung di banting stir sama feri pintu di buka si Yoyok keluar duluan dengan melompat kemudian lari masuk ke dalam rumah-rumah warga, polisi ada yang melihat Yoyok lari namun Yoyok behasil lolos dari kejaran polisi.

Mobil masih berpacu kali ini giliran Ridwan sama Rendy yang keluar mobil sama seperti yang tadi waktu Yoyok keluar pas banting stir. Rendy sama Ridwan keluar lari dan berhasil lolos mereka melepas topeng, sama ganti baju dan membuangnya di tempat sampah mereka kemudian jalan santai di pinggir jalan tanpa gagap seolah-olah mereka gak tau apa-apa malah nonton mobil polisi yang mengejar kami bertiga.

Ternyata masih ada bom asap nya Yoyok ku ambil lempar dan ditembak sama Tovan ternyata meledak penuh dengan asap juga inilah kesempatan kami menyelamatkan diri langsung tancap gas keluar jalur masuk jalan sempit sampai akhirnya keluar dari kota dan sudah aman lah sekarang, lepas dari kejaran mobil-mobil polisi.

Kami udah berkumpul lagi di markas stelah terjadi hal yang sangat luar biasa, untung lah semuanya selamat dan bisa berkumpul ke markas. Si Yoyok karna tadi lari kejar-kejaran sama polisi hingga jauh akhirnya dia ke markas naik ojek. Rendy sama Ridwan pake taksi, ini sungguh keren.
Aaahhh selamat juga akhirnya aku
Untung aja kau selamat yok, kalo enggak kan bingung ngasih kabar ke keluarga mu apalagi sampai kau mati, berat urusan.
Kalo aku bukan bingung ngasih ke keluarga dia, bingung mau ngomong apa kalo ditanya sama Silvia..
Kalo soal ngomong kayak gitu mah gampang, yang ku bingungin siapa yang mau bayar utangnya Yoyok..
Wahhh kampret kalian ini..
Dengan muka senang kami membuka tas hasil pengambilan di bank dan waoow luar biasa, kami pun membagidengan setiaporang mendapatkan 32 juta dan sisanya buat masuk kas untuk keperluan perlengkapan kami, ini cuma bagian kecil juga baru uji coba, walaupun hampir ketangkap.
Pagi hari yang berawan membuat Tovan males untuk meninggalkan kasurnya, hp udah berdering berkali-kali namun tak dihiraukan, kembali berdering lagi hpnya dan kali ini di angkat sama Tovan.
Iyaa apa dii.. dengan suara bermalas-malasan
Kita keluar menikmati indahnya kota sekalian liat indahnya hotel tempat pameran.
Ok..
Tuuut tut..telpon pun terputus.

Ini adalah hari sebelum hari pelaksanaan aku sama Tovan kluar jalan-jalan santai disekeliling kota dan mendekati hotel serta masuk untuk meliat-liat situasi. Sungguh udara pagi yang sejuk dan kota ini terlihat indah orang-orang pada beraktifitas pagi, jalanan ramai dengan banyaknya kendaraan yang berlalu lalang, udara yang awalnya sejuk semakin lama semakin berpolusi.

Ditempat lain Ridwan sedang makan akibat kejar-kejaran semalem Ridwan kelaparan, Yoyok sama Rendy datang ketempat Ridwan makan di sebuah restoran. Mereka makan dengan lahapnya sedangkan aku sama Tovan masih jalan-jalan menikmati suasana hotel, Rendy dia sibuk chat sama ceweknya di sebuah kafe sambil menikmati manisnya kopi.
Kami tidak semata-mata hanya makan, minum serta jalan-jalan namun kami satu persatu juga sedang mengamati sekitaran lokasi, keadaan di sekitar lokasi serta bagaimana keamanan di lokasi kami melihat dan mengamati. Setelah selese dengan tugas masing-masing lalu berkumpul di restoran tempat Ridwan makan. Kami memesan makan sesuai selera masing-masing.
Wuiih mesen makanya pada enak-enak ya??
Gak kayak kemarin-kemarin, Yoyok aja sampe utang
Masih aja kau inget utangku fer, udahlah ihklaskan aja fer kita kan udah milioner..
Jutawan bukan milioner, iya-iya yok
Ngomong-ngomong ini siapa yang mau bayarin??
Hhahaa.. si Ridwan yang bayarin sante aja, pesen sesuka kalian

Menjelang hari H malem hari melakukan pengamatan dan semakin ketat penjagaanya yang berarti besok penuh tenaga dan pikiran dalam melakukan aksi. Pameran akan di laksanakan sore hari sampe malem jam 19.00.
Panasnya sinar matahari semakin membuat suasana indah, sekitaran pameran mulai rame dengan banyak pengunjung yang mulai berdatangan serta menikmati tenangnya suasana kota ini. Kami mulai beraksi dengan menyamar sebagai petugas keamanan dan kebersihan dalam pameran sembari mengamati situasi. Layaknya petugas yang asli kami berlaku biasa jalan kesana kemari mencari celah supaya pelaksanaan saat beraksi sukses dengan tenang.

Tibalah saatnya acara pemeran di buka sekalian ada lelang sungguh suasana yang rame begitu banyak orang yang antusias mengikuti acara ini. Semua petugas siap berjaga dengan sigapnya melihat-lihat kanan kiri dengan begitu tajamnya. Acara di mulai dengan pembukaan yang di buka oleh penyelenggara.

Suasana tenang orang- orang pada melihat-lihat beda pameran begitu banyak benda pameran yang terbuat dar berlian dan permata. Yoyok bertugas menyamar sebagai petugas keamanan dengan seragam lengkap, Rendy bertugas dalam hal keamanan mengalihkan cctv dan sejenisnya yang berkaitan dengan teknologi, feri dia menetap di mobil sedangkan yang lain sebagai pengunjung kalo si Tovan merangkap sekalian sebagai foto grafer kami berkomunikasi menggunakan alat komunikasi yang terletak di telinga feri di dalam mobil sekalian juga sebagai pengawas monitor yang dikirim langsung dari Rendy. Kami tidak langsung beraksi namun masih melihat situasi rencana akan kami jalankan ketika udah agak malem biar lebih nyaman.

Hari sudah mulai gelap kini saatnya kami beraksi, dimulai dari Yoyok yang melumpuhkan penjaga satu persatu dan dengan tenangnya Yoyok berhasil melakukanya tanpa ada keributan. Disusul oleh Rendy dia mengalihkan cctv, petuga scctv yang berada dirungan sempet kaget dan bingung namun dalam waktu sekejap cctv normal seperti biasanya yang aslinya udah di rubah sama Rendy jadi gambar terlihat biasa.

Kami segera beraksi dengan menggunakan topeng di lengkapi senjata lengkap klasik maupun modern dengan bervarian senjata api. Si Yoyok masuk lewat jendela dengan memecahkan kaca, Rendy turun dari lantai atas menggunakan tali. Ridwan melemparkan bom asap kali ini bom asap tanpa bius hanya untuk membuat orang agar tidak panik, semua pintu udah di amankan. Dengan gaya sokpenjahat kami memeinta semua orang nagkat tangan dan jangan sekali-kali mencoba menyerang kami.

Tanpa di duga ternyata masih ada beberapa petugas keamanan khusus dengan keahlian bela diri yang tinggi kami mendapat perlawanan baku tembak pun terjadi dan ada beberapa orang yang terkena peluru yang nyasar tak tepat tujuan. Semakin lama semakin mencengangkan dan kami pikir ini bakalan gagal waktu di kantor polisi mendapat perlawanan kini disini masih dapat perlawanan juga dan kali ini bukan orang biasa yang kami lawan namun dengan keahlian tinggi dalam hal melawan penjahat.

Para pengunjung pada merunduk dan ketakutan saling teriak, kami masih dengan adu tembak beberpa kali tembakan hampir mengenai salah satu tim kami namun berhasil lolos. Saat waktu seperti iniTovan yang berhasil menghindari tembakan dia mengambil beberapa benda bersejarah yang terbuat dari berlian dengan harga yang fantastis.

Ridwan merunduk mendekati salah satu penjaga dan langsung menghajarnya perkelahian pun terjadi sangat sengit beberpa pukulan saling mengenai muka mereka,tak sabar pingin cepet menghabisi Ridwan petugas ini mengeluarkan pistol namun sebelum menarik pelatuk ada tembakan yang mengenai petugas tersebut dan akhirnya jatuh.

Sedang terjadi suasana yang genting ini dimanfaatkan oleh pengunjung dia melihat ada tombol untuk menekan jika terjadi bahaya tombol yang berada di bawah meja, aku yang melihat langsung menghajarnya namun sayang kami udah telat tombol udah di pencet yang artinya kini polisi akan menju lokasi dalam waktu kurang dari setengah jam. Kami segera menghabisi para penjaga ini peluru penjaga udah habis dan kini dia menyerang tanpa senjata api namun memakai pisau begitu lincahnya memainkan pisau beberapa sabetan mengenai kami darah pun keluar namun tidak apa-apa karna ini hanya luka kecil.

Kami bergegas mengambil benda-benda berharga dan benda yang paling berharga waktukami tidak lama tinggla 15 menit dan itu juga harus udah keluar dari gedung hotel. Si Rendy mencoba membuka brangkas yang berisikan benda yang paling berharga dengan keahlianya dalam bidang teknologi. Para pemimpin atasan serta orang-orang orang penting lain dalam hal ini udah di efakuasi sebelumnya setelah tau bahwa kami datang dan beberapaorang penting sudah tidak sadarkan diri karna di tembak sama Tovan.

Kami bergegas keluar setelah dapat mengambil benda yang paling berharga, namun belum juga nyampe pintu yang tinggal beberapa langkah lagi kami masih harus menghadapi para polisi serta penjaga gedung. Perkelahian terjadi dan saling rebut tas yang berisikan benda berharga itu, pukulan dan tendangan saling beradukan muka pun mulai lebam darah mulai berkeluaran tanta basa-basi polisi kami hentikan dengan tikaman pisau dan sengatan istrik hingga tak sadarkan diri begitu juga dengan yang lain.

Kami kehabisan waktu bahkan ini sudah lewat dari setengah jam setelah alarm di tekan, tapi kenapa par polisi belum datang juga ini membuat kami jadi khawatir apa yang sebenarnya di rencanakan oleh polisi-polisi tersebut. Betapa kagetnya saat kamimau keluar ada televisi yang menanyangkan kabar bahwa sedang ada terjadi perampokan di gedung hotel pameran benda berharga, polisi mencoba mendatangi lokasi setelah ada peringatan yang dikirim dari tkp namun sayangnya perjalanan polisi ke tkp tidak lancar beberapa ledakan terjadi di tempat umum dan tempat perbelanjaan yang menghancurkan sedikit bangunan dan beberapa mobil, dan juga polisi menghadapi perlawanan di jalan yang di tembaki dari seseorang yang belum diketahui siapa sebenarnya dan apa motifnya.

Tapi kami gak peduli dengan yang ada di berita yang terpenting ini menguntungkan bagi kami sekarang dengan mudahnya keluar dengan membawa benda yang di taksir milyaran, sungguh malem ini malem yang panjang dan liburan kali ini adalah liburan yang paling berkesan dalam hidup kami. Kami keluar dan manuju mobil si feri didalam mobil dialah yang memandu kami beraksi sehingga kami menang, dan berhasil keluar dengan tenangnya.

Kami menuju mobil, Yoyok sama Tovan pake motor berdua lengakap dengan baju anti peluru dan senjata lengkap. Ridwan juga menggunakan motor, kami langsung cabut dan berpencar sementara barang di bawa kami dengan menggunakan mobil, feri menancap gas dengan cepat tiba-tiba ada yang menambak mobil kami saat ku liat belakang ada seorang yng mengejar kami seorang polisi muda dengan menggunakan motor dan sepertinya dia jago dalam mengejar sambil memainkan senjatanya, takterima di tembak Rendy mengambil senjata juga dan menembak balik terjadi kejar dan tembak-tembakan si polisi tersebutberhasil menghindari tembakan Rendy namun tak berhasil menghindar dari mobil dan akhirnya jatuh.

Yoyok sama Tovan dikepung polisi dan di kejar dengan halikopter juga mereka terus menghindari kejaran, hampir terkepung namun tiba-tiba ada yang melancarkan serangan ke polisi yang didepan hingga mobil polisi meledak habis tersingkir helikopter juga ke bidik yang akhirnya gak bisa lepas kendali dan mendarat di depan Yoyok sm Tovan hampirsaja menbrak namun keahlian Yoyok dengan lihainya menghindari hellikopter.
Saat kami keluar gadung ternyata ada orang yang memberi identitas ciri-ciri kami ke polisi sehingga kami masih harus berhadapan dengan mereka ini. Ridwan dengan tenangnya dia mengendari motor tanpa diketahui oleh polisi sehingag dia sampai di markas terlebih dahulu dengan menikmati rokok sama minum dia bersantai menunggu kami.

Setelah agak lama kejar-kejaran akhirnya kami ada celah juga buat lolos kami ku pasang bom dalam mobil dan kami keluar melompat mobil dibiarkan jalan setelah itu ku ledakan, kami pun membuka topeng sama baju udah kami lepas dalam mobil dan kini kami naik taksi menuju markas ternyata Yoyok sama Tovan juga selamat sampe markas bareng kami, kota pun terlihat berantakan akibat ulah kami polisi udah kehilangan kami dan kini kami aman.

Tak lama kemudian kami membuka hasil rampasan, tak lama kemudian ada orang datang menghampiri kami dia lah yang membantu kami dan dia juga temen kuliah kami yang bernama haris. Dihari pertama setelah kami membentuk tim kami berlatih sama haris dia punya sedikit bakat dalam menggunakan senjata karna haris ini pernah ikut dalam program latihan kemiliteran walaupun cuma dua setengah bulan namun hasilnya bis dipraktikan dan sangat luar biasa. Saat itu kami mulai belajar menembak, membuat bom asap yang di bantu temen haris yang anak kimia dan juga berlatih cara menggunakan pisau serta menancapkan keseseorang agar tidak sampai tewas, ada beberpa titik jika ditusuk disitu orang tidak tewas hanya pinsan tapi juga harus cepet mandapatkan perawatan medis.

Setiap kami menghujamkan pisau ke seseorang itu dia tidak mati dan kami pun langsung menghubungi medis agar segera merawatnya. Dalam ledakan truk minyak sopir selamat saat Yoyok melempar bom dia udah diperkirakan saat truk udah agak kedeapan bom di posisi belakang yang menghasilkan ledakan hanya belakang, sebenernya ini hal yang sulit namun Yoyok berhasil memperagakan. Dalam menembak mobil polisi yang meledak polisi tidak tewas hany mengalami luka ringan serta mobil lain dibelakangnya yang menabrak tidak sampai tewas, prinsip kami jangan sampai membunuh bagaimanapun caranya sekalipun itu kita tertangkap.

Dalam gedung pameran saat Ridwan udah siap ditembak namun malah petugasnya yang tertembak, yang menmbak haris dia berjaga dari gedung sebelah. Haris sangat membantu di dalam aksi ini dia mengawasi kami dari gedung sebelah dengan tembak sniper namun petugas tidak tewas karna peluru tidak mengenai jantung hanya di sebelah dan tidak dalam.
Hari udah mulai pagi semakin lama matahari memunculkan diri di sebelah timur dengan sinar yang redup semakin bersinar mengahtkan suasana pagi di kota yang indah ini, orang-orang udah pada mulai beraktifitas begitu juga dengan kami yang sudah mulai masuk kuliah. Saat temen-teman yang lain masuk pada ngomongin kejadian tentang perampokan benda berharga dengan nilai milyaran, mendengar itu kami cuma senyum dan dengan senyum yang bahagia. Hari-hari kami jalani seperti biasa aman dan tekendali.

Dua tahun kemudaian kami wisuda sungguh ini moment paling indah moment dimana yag kami tunggu-tunggu namun, akhirnya juga kami berpisah untuk melanjutkan hidup di jalan masing-masing, dan ini baru dimulai.. sampai akhirnya kasus perampokan yang terjadi malam hari di gedung pameran dan lelang di tutup karna pelakunya gak ditemukan.
Setelah itu mereka pun berpisah dengan menjalani kehidupan mereka maing-masing. Kini kami pulang ke kampung halaman masing-masing.

“Mau pesan apa mas, ini silakan?” tanya seorang perempuan pelayan kafe yang berdiri sambil memberikan daftar menu.
“Oh iya mba, makasih eumm ini aja mba kopi ini 5 ya mba”.
“Oh iya mas” jawabnya dengan penasaran serambi mengerutkan dahinya dan menyipitkan matanya.
“Hemm.. ini nanti buat sama temen saya mba”
“Ooohh” jawabnya singkat yang kemudian berbalik arah berjalan kedalam.

Jam 7.31 PM Haris datang ke kafe untuk bertemu dengan ke empat temenya, kursi belakang barisan tengah dekat dengan jendela lah yang dipilih oleh Haris untuk duduk. Detik jam berjalan tanpa ada henti dan dengan music jaz yang mengisi kafe memjadikan suasana malam yang tenang. Dua lagu kini sudah usai sambil menyeruput kopi yang telah dipesanya sesekali haris membuka hp nya, namun belum ada pesan masuk dari salah satu temenya.

Lagu ke empat kini udah hampir selesai ketika haris mau beranjak dari tempat duduknya datang satu temenya yang ditunggu, Ridwan dateng dia melihat kanan, kiri depan dan belakang untuk mencari dimana Haris duduk. Haris yang lagi berdiri dari kursinya melambaikan tangan sambil bertepuk kecil memanggil Ridwan.

Tak lama kemudian Tovan sama Rendy datang mereka yang melihat Ridwan langsung menghampirinya, mereka saling sapa berjabat tangan. Kemudian menarik kursi yang masuk dalam meja untuk duduk. Kopi yang sudah dipesanya sama Haris kini mereka seruput dengan nikmatnya.

Sambil menikmati kopi yang dipesanya yang sudah mulai dingin langsung diminum habis sama Rendy, mungkin dia habis marathon.
Kemudian datanglah satu lagi bagian dari mereka yang ditunggu paing lama, Feri datang dengan tawa kecil menyapa satu persatu rokok yang ditangan dihisapnya sambil menarik kursi untuk duduk. Kini lengkap sudah berlima, alunan music klasik masih terus mengiringi suasana kafe yang begitu banyak pengunjung pemuda-pemudi untuk menikmati malam di kota yang indah ini.

Setelah lima tahun kini mereka bertemu lagi untuk sebuah tujuan setelah dulu sempat berpisah untuk merilekskan pikiran.
“Ini nih para calon miliader, kemana aja kalian selama lima tahun ini?”. Tanya Feri yang masih dengan rokok yang dihisapnya.
“Gak terasa udah lima tahun kita ini, setelah kejadian waktu itu”.
Mereka kini seperti mengadakan reuni dan ditempat ini lah juga dulu mereka bertemu sebuah kafe tempat untuk bersantai. Satu persatu mereka mulai bercerita tentang lima tahun ini, Ridwan selama lima tahun ini dia mengembangkan kemampuanya tentang komuter dan pemrogaman.

Lima tahun ini setelah kita pisah aku pergi ke Bandung disana aku gak tau harus gimana sedangkan kalian kan juga tau waktu itu kita tidak membawa hasil kerja kita. Sampe waktu itu pernah dibawa ke lembaga sosial karna dikira aku sebagai gelandangan yang tanpa tujuan hidup.
Aku beruntung karna disitu aku bisa mandi, makan juga minum gratis, yang paling menyenangkanya lagi disitu ada computer dengan jaringan internet yang super cepat. Disitulah hidup ku setelah kita berpisah dimulai, dari computer yang kugunakan di lembaga social itu aku bisa kek gini. Awalnya aku berpikiran untuk pergi secepatnya tapi setelah tau ternyata lebih enak di situ, selama 4 tahun 8 bulan aku hidup disitu dengan pura-pura sebgai orang bodoh yang gak tau apa-apa dan gak tau tujuan hidup. Aku beralasan ingin tetep disitu untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik kedepanya.
“lha berarti kau cuma disitu, baru kemarin keluar?” tanya Rendy yng memotong cerita Ridwan.

Iya aku hidup disitu dan baru keluar tiga bulan yang lalu, lanjut Ridwan. Kalian tau pembobolan Bank yang raib uang dengan nilai 4,5 milyar dan 3 perusahaan yang hancur karena hacker? Itu yang kulakukan selama dalam lembaga social. Tinggal duduk namun, bisa beraksi dan tak terlacak karena disitulah merupakan tempat aman untuk bermain.

Music klasik terus mengiringi suasana kafe orang keluar masuk datang ke kafe, suasana jadi semakin hidup. Para pelayan sibuk dengan kerjaanya mondar-mandir mendatangi juga mengantarkan pesanan ke pelanggan.

Ridwan melanjutkan ceritanya setelah berhenti untuk menikmati kopi yang tersedia dalam gelas berada didepanya.
Bisa beramain kek ini itu asyik, kalian tau dengan permainanku ini banyak para hacker yang ditangkap, sebenernya aku gak tega juga karna itu perbuatanku untuk membongkar para hacker yang nanggung dalam aksinya dan juga sebagai keamananku. Pemerintah berpikiran bahwa ini perbuatan para hacker mereka ditanya satu-satu siapa yang telah merugikan bank sebesar 4,5 milyar dalam waktu itu mereka tahu ini perbuatan hacker yang telah mentransfer uang tersebut namun mereka tidak tau bahwa itu adalah perbuatanku.
“Waaahh keren juga kau Wan”.
“Kalian liat mobil yang terparkair itu, mobil yang berwarna hitam, dengan dua pintu itu mobil hanya ada 6 di dunia dan satu di Indonesia dan itu milikku”. Kata Ridwan dengan bangganya sambil mengambil rokok.

Kini Tovan sama Rendi menceritakan kisahnya selama lima tahun ini.
Setelah kita berpisah dulu aku sama Rendi bareng karna aku gak tau mau kemana dan aku gak mungkin pulang kerumah. Kami berdua masuk militer selama dua setengah tahun kami belajar membidik, dilatih berani motivasi dalam kegiatan militer namun setelah itu kami mengudurkan diri, dalam militer kami masuk bukan sebagai anggota TNI kami di bagian persenjataan. Selama dua setengah tahun sibuk dengan senjata kami merancang senjata, membuat bahan peledak.
Itu merupakan pancapaian terbaik dalam hidup kami, bergabung dengan militer untuk berlindung dari semua ini setelah lima tahun itu.

Sisanya kami habiskan untuk hidup seperti biasa bekerja disebuah perusahaan rokok dan kami melanjutkan kuiah S2 magister hukum. Kami kuliah sibuk dengan tugas dan tesis walaupun pusing namun kami kadang juga kangen dengan tembakan, kejar-kejaran dengan mobil polisi kangen dengan ledakan.

Kami pernah melakukan aksi kejar-kejaran dengan polisi dan itu rasanya happy, waktu itu malam hari aku sama Rendy balapan dengan kecepatang tinggi di jalan tengah kota membuat kekacauan dengan mobil yang kami kendarai. Dan kami juga bertempur dengan para geng motor yang ecek-ecek sok jago, geng motor kami porak-porandakan juga dengan para begal kami musnahkan. Mereka itu hanya sok jago dengan kebodohanya.

Waktu itu banyak geng motor yang beroprasi di jalan dan tempat-tempat ngumpul, aku sama Ridwan mendatanginya dan melemparkan geranat ke perkumpulan mereka. Para begal yang berkeliaran kami datangi agar kami di begal, kalo udah gitu tinggal kita hajar dengan sesuka kita yang berakhir dirumah sakit dan penjara kami juga tak lupa meningalkan pean dalam setiap korbanya dengan tulisan ‘nikmatilah hidupmu’.

Hal yang paling seru kami membuat 4 gembong narkoba bangkrut dan berkahir dengan penjara mungkin sekarang udah mati. Kami datangi gembong-gembong narkoba kita masuk didalamnya dan kita mainkan dengan anggaranya semua dilakukan oleh ami dengan rapih walaupun bukan pengelola duitnya kami mengambil semua duitnya tapi tidak menikmati narkobanya.
“welaah-welah kalian ini… kalo kau gimana Fer?”. Tanya Haris.
Lima tahun aku kuliah juga kayak Tovan sama Ridwan alhamdulillah kini udah selese. Selama kuliah juga hidupku makin baik hidup santai dengan gak ada masalah, tanpa pukulan tanpa kejar-kejaran dengan mobil polisi tapi bener yang dikata Tovan itu bikin kangen.

Denga kemampuan yang kumiliki saat itu aku mencari orang yang berbakat untuk ku ajak beraksi, dan dapat 3 orang yang klop sama aku.
Kami mencuri sebagian dari 2 perushaan ternama, kami membajak penyiaran televise juga, modal buat beraksi hasil dari merampas mini market, sebenernya ini keterlaluan. Kami dapatkan duit kami gunkan untuk mengambil yang lebih besar.

Tanpa mobil itu sepi, saat itu malam hari tepatnya malam kamis kami berkunjung ke sebuah sorum mobil dan mengambilnya dengan mudah karna satu temenku yang bernama yoyok dia jago dalam hal pembobolan. Kami lanjut ke kantor polisi dan mengambil mobil polisi juga, asli seru.

Hacker juga ada, Raga dia bisa ngehac walaupun dia bukan hacker. Kami menjelajah dunia maya, membobol berkas berkas penting perusahaan dan membeberkanya ke publik tentang apa-ap yang dimiliki dan dilakukan perusahaan, kami berhasil mentarsnsfer sebagaian dana perushaan dengan menggunakan hack. Dengan mudah Raga mengambilnya, dan kami juga mendapatkn penebusan ratusan juta dari perusahaan untuk berkas dan document.

Sebagian mereka menceritakan pengalamanya selama lima tahun ini, walupun mereka bercerita tidak lengkap namun itu hanya untuk berbagi cerita. Sedangkan Haris selama lima tahun ini dia kesana kemari untuk balapan liar dengan menggunakan mobilnya mencari duit buat biaya hidup lima tahun, karna sekarang ini adalah waktunya mereka menjadi miliader dengan hasil perjuangan pendapatan yang didapatnya lima tahun lalu.

Lima tahun yang lalu mereka adalah tim, sebuah tim untuk melakukan sebuah aksi perampokan, pencurian juga pembobolan beberapa perusahaan, mereka juga memenjarakan banyak penjahat selama melakukan aksinya, terakhir mereka berhasil membawa emas batangan senilai ratusan milyar dan juga uang tunai bernilai ratusan juta yang mereka dapatkan dari beberapa bank dan toko perhiasan tempat penyimpanan emas tersbesar. Namun, mereka harus berpisah karena mereka ketahuan dalam aksinya hingga terjadi kejar-kejaran dengan polisi, walaupun akhirnya mereka lolos tapi mereka berpisah dan kini mereka berkumpul untuk mengambi hasil.

Mereka dulu kuliah hukum namun mereka melanggar hukum, berawal dengan iseng-iseng main computer yang kemudian mereka bisa ngehek kemudian mereka jadi lah seperti ini penjahat dengan otak dan tak terlihat.

Hari itu mereka bertemu di perpustakaan kampus untuk membahas aksi yang akan dilakukanya, sore hari jam 4.41 PM mereka bertemu disebuah rumah makan untuk makan dan setelah itu mereka berangkat untuk surve lokasi.

Mengendarai mobil mereka berangkat Haris yang memegang setir mobil, Ridwan sibuk dengan laptopnya sambil menghisap rokok, Tovan sibuk main handphone chatingan sama pacarnya, Feri asyik dengan musiknya yang diputer ikutan nyanyi sambil mengikuti irama musiknya, Rendy nyenyak dalam tidurnya. Satu mobil namun sibuk sendiri sendiri, lagu yang diputer lagunya Dewa 19 judulnya cemburu, dan sesekali mereka ikut nyanyi bersamaan. Mobil terus melaju dengan santai Haris membawanya, dan ternyata malam hari ada razia mobil juga karna lengkap jadi mereka aman saja.

Diperiksa aman dan mereka lanjut jalan music masih berputar kini lagu Tipe-x judul lagi-lagi sendiri lagu ini pas dengan mereka yang kini memang sendiri kecuali si Tovan.
Mereka sampai dilokasi, mobil berhenti mereka keluar dari mobil dan melihat-lihat sekitar karena malem belum larut dan masih ada orang, mereka menyamar sebagai karyawan. Mereka berjalan dengan santai menyapa sambil senyum ke para petugas disitu. Ridwan menghampiri salah satu karyawati sambil senyum dan dia bilang kalo mba ini cantik, menarik, dan stelan yang sangat menawan.

Ridwan masuk ke ruang penyimpanan data, sedangkan Tovan ke toilet untuk menghidupkan alat monitor untuk merekam apa yang ada diisi ruangan. Mereka beraksi dengan tugas masing-masing, Feri dia berjaga dipintu depan menyamar sebagai satpam.
Ini adalah awal mereka beraksi melakukan kejahatan, setelah tugas selesai mereka kebali ke mobil dan meninggalkan bank tersebut. Rasa senang dan juga berdebar jantung  mereka rasakan.

Ridwan mulai membuka laptop menghidupkan sebuah perangkat yang telah diletakanya di ruang peyimpanan tadi, dengan mahirnya kini uang sebesar enam ratus juta rupiah berhasil ditransfer dan masuk ke rekening mereka. Tak lama alat perangkat tersebut meletup dan menghancurkan ruang computer bank kerusakan terjadi dan aksi ini tak terlacak.

Tidak selalu kehidupan mereka waktu itu selalu berhubungan dengan kejahatan, mereka memang punya perlengkapan senjata dan alat untuk aksi mereka. Namun, mereka hanyalah orang biasa, yang berstatus mahasiswa dengan kondisi yang juga gak beda jauh dengan mahasiswa lainya sebagai anak kost.

Saat itu juga mereka pernah merasakan kondisi dimana uang mereka pada keadaan kristis, malam hari laper setelah selesai dengan tugas kuliahnya. Perjalanan 2 jam dengan mobil mereka tempuh demi untuk makan, ada sebuah restoran baru yang memberikan promo makan gratis. Perjalanan waktu menuju kesana mereka bertemu dengan sekelompok geng yang meminta mobil mereka namun, tidaklah berhasil dengan perlawanan yang berujung kejar kejaran walaupun akhirnya gak ketangkap mereka menambah waktu perjalanan menjadi 3 jam.

Mobil berhenti dengan santai 3 orang keluar dari mobil dengan membawa pistol, senjata laras panjang dan sebuah pisau dengan gaya yang sangat keren bagaikan gengster dan dengan pede nya memainkan senjatanya.
“Met, puter dong lagunya biar keren”.
“siaaap”. Selamet pun masuk lagi kedalam mobil untuk menghidupkan lagu. Lagu yang di puter lagu Linkin park ‘Faint’.
“Met, bukan lagu itu wooy kau ini gimana sih kurang seru puter sevenfold yang ‘God Hates Us’ bukan Linkin park.
“apa-apaan jo lagu Sevenfold. gak, puter NOFX”. Kata Wanchu

Akhirnya Selamet pun marah dan dia ganti lagu bukan dari lagu ketiga band tersebut. Dengan pusing kepala akhirnya terpilihlah lagu Hadad Alwi yang judulnya ‘Jagalah sholatmu’ alhamdulillah adem bener jadi semangat mereka.

Ok lanjut ke cerita. Selamet, Paijo, dan juga Wanchu merupakan ketiga mahasiswa dari salah satu Universitas swasta ternama di jogja mereka telah menempuh pendidikan dengan mengambil ilmu hukum ketiganya kini sudah selesai sidang skripsi dan mereka tinggal nunggu wisuda.

Setelah 3 tahun 8 bulan dan juga setelah bercengkrama dengan skripsi selama 7 bulan akhirnya kini skripsi mereka di acc dan sudah sidang.
Semua berawal saat mereka sedang keliling kota malam hari untuk sekedar menikmati indahnya kota Jogja yang kurang lebih 3 minggu lagi memasuki bulan ramadhan dan sebelum meninggalkan Jogja mereka menikmati indahnya kota.
“ternyata jogja indah juga ya jo, nyaman banget kalo disini selain kota pelajar dan budaya juga kota romantis”.
“halaaah gayamu met kayak kau selama kuliah pacaran aja bilang romantis selama kuliah aja kau jomlo”.
“hahaaaa…”. Wanchu ketawa dengan nada yang sangat mengejek sambil memgang setir mobil yang di kendarainya.

Wanchu terus memacu mobilnya dengan santai sambil menikmati rokok yang di hisapnya asap keluar dari mulut seakan keluar semua beban pikirannya. Selamet pun ikutan menikmati rokok sambil minum es jeruk dan makan sate usus yang sebelumnya di beli di angkringan pinggir jalan.

Saat mobil sedang jalan santai tiba-tiba Wanchu menghentikan mobilnya dengan ngerem mendadak paijo yang sedang bbm man sama ceweknya jidatnya kejedot dan nyungsep, selamet yang sedang asyik dengan es jeruk nya yang di bungkus plastik sambil disedot pun keselek tumpah esnya.
Ternyata mereka di hadang oleh kawanan geng yang di lihat dari mukanya mereka masih anak kuliah sekitar semester 6 walupun mereka memakai penutup wajah sebagian muka dengan senjata di tangan mereka masing –masing, salah satu dari mereka berjalan mendekat ke mobil membawa tongkat baseball dan pistol.
“ooohhh fuckkk ngapain ini orang gaya kali sih”.
“santai met mereka hanya anak abg yang baru puber nyari sensasi”.
“sensai taeek chu”.
“Udah biar aku aja yang menghadapi”.

Pijo keluar dari mobil dengan santai dan menghisap rokok di hembuskan asepnya kesalah satu orang yang mendekat yang di perkirakan orang ini wakil ketua devisi humas yang bertugas untuk memulai tindakanya ke pasien.
“hai anak muda ngapain kau?”, Tanya paijo.
“mau ngapain kau tanya, kau gak liat yang kubawa haah, serahkan mobil dan duit dalam dompet kalian kemudian silakan kalian pulang dengan aman”.
Paijo dengan santai menghisap rokok di tanganya sebelum dia menjatuhkanya dan menginjaknya, paijo langsung menghantam orang tersebut pistol yang ditanganya di tendang sama paijo hingga terlempar. Pertarungan antara paijo dengan orang ini semakin seru dan ternyata paijo pandai juga dalam berantem.

Tembakan pun meluncur dan hampir mengenai paijo, temen temen mereka pada menyerang yang di perkirakan dengan jumlah 9 orang. Wanchu menyuruh paijo msuk dalam mobil dan langsung tancap gas dengan mundur langsung banting setir putar balik, peluru pun melayang mengenai mobil, mereka bertiga merunduk kaca belakang mobil pun pecah ketika di tembak sebanyak 4 kali.

beginilah awal cerita yang sesungguhnya akan di mulai.
Pagi hari wanchu datang ke kost Selamet yang kemudian disusul oleh paijo, mereka bertiga mau pergi jaan jalan menikmati kota jogja, seperti dalam lagunya jogja hip hop foundantion jogja istimewa ‘negeri paling penak rasane koyo suargo ora peduli ndunyo dadi neroko…’ artinya ‘negeri paling nyaman (enak) rasanya kayak surga tidak peduli dunia jadi neraka..’.mereka bertiga pergi keliling kota hingga akhirnya sampai malem yang kemudian bertemu dengan sekolompok orang yang menyerang mereka dengan meminta mobilnya.

Setelah kejadian mereka bertiga kini jadi musuh kelompok tersebut dan kini mereka bertiga terus di cari oleh sekelompok tersebut karena paijo telah menghajar salah satu anggota mereka hingga mengalami luka berat.

Sekelompok ini pun berkumpul untuk memusyawarahkan kegiatan apa yang akan dilakukan, sembilan orang berkumpul di sebuah gudang dengan membawa senjata untuk menjalankan aksinya. Sekelompok ini akan merampok bank dengan rencana yang telah dirancangnya salah satu dari mereka ada yang jago dalam hal komputer (hacker) ada yang jago dalam hal kimia dengan membuat perlengkapan alat seperti bom dan bom asap serta racun bius.

Mereka sudah terlatih dalam hal seperti ini, saat sudah agak malem mereka melancarkan aksinya. Dua orang berada dalam mobil yang satu sebagai supir yang satunya lagi sang hacker dan sisanya beraksi menuju bank.
Pertama di lakukan dengan mematikan kamera cctv dan mengalalihkanya.
“siaap?”.
“siap, sudah terkendali”.

Mereka beraksi dengan membuka pintu depan masuk dengan menggunakan topeng yang menutupi setengah mukanya. Dengan sangat hati-hati dan sigap mereka berhasil masuk, pertama disambut oleh penjaga bank namun itu bukanlah halangan. Dengan sigap salah satu dari mereka langsung menghajarnya dan menenangkan sang penjaga, satu beres.
“kita berpencar”.
“kau cari jalan ke brangkas, dan kau jaga disini”. Sang pemimpin memberikan perintah ke anak buahnya.
“ok, serahkan padaku”.

Ada beberapa penjaga namun penjaga ini harus istirahat setelah di bius oleh mereka dengan senjata buatan yang di buat sang ahli kimia. Dan hingga akhirnya mereka masuk dan menemukan brangkas tempat uang berada.
Sang pemimpin langsung menghubungi anggota yang di dalam mobil yang mengoperasikan laptop untuk membuka brangkas. Dengan lihainya dan dengan ketak-ketik tekan enter berhasilah brangkas terbuka yang berisikan uang milyaran rupiah.

“waaoow banyaknya, mantaaapp”.
“wuiih kalo begini aku bisa bayar utang ku ke kantin”.
“bajingan taek kau ini masa punya utang, di kantin pula”.
“halaah biarin lah yang penting kan gak utang ke kau nyok”.
“alamaak kalo gini aku bisa bayar semesteran, bisa pulang kampung juga dan bisa ngelamar pacarku ahaaayyy”. Dengan girangnya orang ini sampai menari-nari.
“waooy udah woy buruan kalian ini ada-ada aja. Lha kau emangnya punya pacar mau ngelamar? Bukanya kau baru di putusin 4 hari yang lalu?”.
“ooh iya saking senengnya aku sampe lupa”. Tadinya seneng sampe nari-nari sekarang jadi sedih sambil nyanyi lagu malaysia ‘namun kau kirimkan undangan….’ Lagunya gitu bener gak, lupa aku.

Tanpa basa-basi pun mereka segera mengambil uang tersebut untuk di masukan dalam tas yang mereka bawa. Kemudian mereka pergi dengan tenang meninggalkan bank tak lupa mereka juga meninggalkan bom asap buat besok pagi ucapan selamat pagi buat para karyawan.

Hari pun sudah pagi adzan subuh berkumandang, jarum jam terus berputar semakin lama semakin terang matahari pun menampakan dirinya dengan ramah dan ceria tanpa ada awan yang menutupinya. Tempat bank semalem yang di rampok datanglah para karyawan dan mereka pada heran bank yang seharusnya sudah di buka tetapi ini malah masih tertutup, saat di buka meledaklah sebuah bom yang menghancurkan bagian dalam bank dan bom asap yang meledak di pintu depan hingga semua orang yang di bank pingsan semua.

Paijo mengambil hp yang kemudian menelpon selamet menanyakan sedang dimana, paijo mau ke kost selamet. Dengan mengendarai sepeda motornya paijo berangkat ke kost selamet menerobos ramainya kota jogja dengan menggeol-geolkan motornya paijo melewati kendaraan lain yang jalanya merayap. Kejadian yang tidak di inginkan oeh paijo ternyata datang saat berhenti di lampu merah dan bersebelahan dengan mobil sedan, mobil itu membuka kaca paijo menatap ke arah mobil menatap orang yang berada dalam mobil yang sepertinya paijo mengenalnya.

Orang dalam mobil mengeluarkan pistol yang di arahkan ke paijo pistol dengan dilengkapi peredam, paijo akhirnya sadar bahwa orang tersebut itu adalah orang geng yang di hajarnya dua hari yang lalu. Paijo langsung tancap gas dengan membalikan motor karena lampu masih merah, peluru pun meluncur dan mengenai samping motor paijo. Saat kemudian lampu ganti hijau mobil tersebut langsung puter banting setir tak peduli dengan kendaraan lain yang pada membunyikan klaksonya karena kesel. Kejar-kejaran terjadi antara paijo dan geng tersebut, namun akhirnya paijo berhasil lolos dan kemudian sampai di kost selamet.
“joy kau kenapa ngos-ngosan gitu”.
“fuck met”.
“telo kau ini, ditanya malah fuck fuck endasmu”.
“aku tadi ketemu geng yang ku hajar kemarin hampir aku kena tembak, baru kejar-kejaran met kayak di film-film gitu”.

Tiba-tiba hp selamet bunyi paggilan masuk dari wanchu, yang mengatakan bahwa geng tersebut telah mengetahui identitas mereka, dan geng tersebut menyuruh mereka datang ke sebuah tempat untuk bertempur.

Geng tersebut mengira bahwa selamet dan kawan-kawan merupakan geng hingga akhirnya mereka menantang untuk bertempur.

Sebelumnya selamet dan kawan kawan bejalan di jalanan malioboro untuk menikmati alunan musik para group musik yang alunan musiknya enak banget buat di denger sambil merekam permainan musik mereka buat kenang-kenangan sebelum meninggalkan jogja setelah wisuda nanti.

Dengan minuman kaleng dan sebatang rokok selamet dan paijo jalan santai dan sambil mampir menikmati kulineran.
Saat sedang asyik dengan kulineranya tiba-tiba terjadi keributan oarang pada panik suara tembakan terdengar gak karuan seperti orang kesurupan yang main senjata. Wanchu yang sedang asyik dengan rokoknya yang sedang duduk santai melihat orang-orang yang berlalu lalang langsung berdiri dan pergi mencari selamet dan paijo.

Paijo pun ikut berlindung dan berlari dengan orang- orang yang lain sekelompok orang dengan senjata memporak porandakan suasana yang sedang damai dan tenang. Sekelompok ini hanya mencari sensasi dan memancing agar selamet dan kawan-kawan muncul.

Selamet sama paijo pun sedikit takut makanan yang belum selese di makan malah di tinggal oleh pedagangnya menyelamtkan diri, tdak hanya tembakan ledakan pun terjadi di berbagai tempat semua jadi berantakan.
“jo kau mau kemana?”.
“ya pikirmu mau kemana?”.
“ini gimana makananku belum habis, ini juga bayarnya gimana?”.
“ooh fucck, udah taro sit aja duitnya”.
Suara sirine yang keluar dari mobil polisi pun terdengar, yang tak lama kemudian polisi datang ke lokasi dengan perlatan senjata lengkap dan terjadilah baku tembak antara sekelompok geng dan polisi suasana semakin kacau geng tersebut juga menyandra beberapa orang yang masuk dalam sebuah toko semua ini di lakukan oleh sekeolmpok geng tersebut tidak ada tujuan yang penting.

Ada dua orang dari anggota geng tersebut yang membuka topengnya dan berlari seperti orang yang lain yang pada ketakutan dan mencari perlindungan dengan berlari ke arah polisi yang sesungguhnya berniat mengambil dua mobil polisi saat polisi sedang sibuk dengan senjatanya saling tembak dua orang tersebut menyelundup masuk kedalam mobil dan menjalankanya menuju temenya yang sedang menyekap sandera.

Dengan cepat mereka memacu mobil menuju temenya pintu di buka dan merek masuk para sandera di biarkan begitu saja. Mobil langsung tancap dengan cepat da membuat rusuh juga mengemudi tanpa aturan, polisi yang mengetahui hal tersebut langsnung pada masuk kedalam mobil dan mengejar mereka.

Selamet sama paijo pun ikutan mengejar sekelompok geng tersebut dengan mengambil mobil orang yang terparkir di pinggir jalan sedang kan wanchu mengambil motor dan juga ikut dalam kejar kejaran.
“ini baru seruuu jo, kayak di film action crime kejar kejaran dengan menggunakan mobil dan senjata api”.
“bajingannn kek gini kau bilag seru? Sarap kau ini kalo kita kena tembak gimana ya?”.
“ya paling sakit, msuk rumah sakit atau bisa juga tewas udah sih gitu aja kalo seumpama kita kena tembak”.
Paijo yang sedang mengemudi mendadak langsung mengerem mendadak mobil yang di belakangnya pun tak bisa mengerem dengan cepat mencoba menghindari mobil paijo mobil yang di belakang saling tabrak, dan terguling.
“lho kenapa jo?”.
“mending kita balik aja ayo, pulang ke kost”.
“lha emang kenapa?”.
“aku gak mau mati cepet, belum wisuda belum nikah belum kerja… be..”.

Selamet langsung menghajar paijo untuk menyadarkan dan mengambil alih kemudi,selamet langsung tancap gas mengejar kelompok geng dan ikut polisi. Tembakan terjadi peluru salng meluncur kejar-kejaran mobil semakin ramai dengan mengendarai yang ugal-ugalan banting setir mendadak, saling tabrak dengan mobil yang sedang lewat dan banyak mobil yang terguling. Wanchu dengan sepeda motornya terus memacu saat melihat mobil polisi yang terbalik wanchu berhenti dan mengambil senjata polisi.
Setelah mengambil pistol dan pelurunya tak lupa juga wanchu mengambil hp dan memutar lagu NOFX sebagai penyemangat dalam beraksi, motor langsung di tancap dengan kecepatan tinggi dan melewati jalan terobosan yang akhirnya berhadapan dengan salah satu mobil polisi yang di pake oleh para geng tersebut.

Dengan santainya wanchu berhenti dan mengarahkan pistolnya ke arah mobil, mobil tersebut malah banting setir yang kemudian tembakan wanchu tepat mengarah ke arah bensin dan meedaklah mobl tersebut terlempar dan terbalik, namun orang yang di dalamnnya tidak tewas dengan rasa sakit membuka pintu yang terbalik dan keluar yang kemudian berdiri sempoyongan, wanchu sudah di depanya dan langsung menendang orang tersebut dan mengahajarnya hingga gak kuat lagi untuk berdiri muka penuh dengan darah yang berantakan.

Sedangkan selamet sama paijo masih memacu mobilnya kini selamet mensejajarkan mobilnya dengan mobil polisi yang di pake oleh geng tersebut, kini dua mobil saling himpit dan saling hantam selamet yang gak bawa senjata beberapa kali harus menunduk menghindari peluru dan membanting setir, semakin lama mobil mulai semakin hancur dan kini mobil geng itu harus manabrak sebuah tiang listrik sedangkan mobil selamet terguling.
Kini mereka satu persatu keluar dari mobil dengan muka berdarah dan jalan sempoyongan mereka mendekat dan berantem, saling pukul saling tendang namun kemudian geng tersebut pergi meninggalkan semate sama paijo setelah ada mobil yang menghampiri geng tersebut mereka pergi dengan begitu saja. Selamet dan paijo akhirnya pulang ke kost selamet, sampai kost masih dengan muka babak belur mereka membersihkannya yang kemudian duduk di depan kamar kos dengan menikmati rokok dan minuman kaleng. Tak lama kemudian wanchu pun datang dengan baju yang gak karuan.

Kemabali ke cerita awal, yang mereka bertiga dengan gaya sok jagoan yang di iringi lagu Hadad Alwi, kini mereka bertiga siap berantem dengan para kelompok gengster yang baru naik daun.
“ oh fuck ini apa-apaan kalian muter lagu Hadad Alwi kita mau berantem bukan mau tausiyah”. Kata salah satu anggota kelompok gengster.
“diam lah kau”.
Mereka pun langsung saling serang dengan mengahantamkan pukulan demi pukulan dan hantaman senjata seperti pisau dan tongkat baseball. Tiga orang melawan sekitar sembilan orang dengan di iringi lagu hadad alwi.


Hujan mengguyur dengan derasnya diwarnai dengan kilatan dan suara petir, suasana semakin mencengkam didalam sebuah rumah yang jauh dari pemukiman warga matahari sudah tidak menampakan terang sinarnya setelah seharian bersinar, udara dingin semakin menambah suasana makin mencengkam.
Terdengar suara aneh di balik pintu belakang rumah, namun saat di buka tak ada yang aneh semua biasa tidak ada apa-apa, walaupun kami berempat bersama dan berada di dalam rumah namun kalo berada diposisi seperti ini sangat mencengkam dan membuat bulu kuduk merinding. Dan tak disangka pintu terbuka sentak kami teriak melihat sesosok berdiri depan pintu dengan sebuah pedang dan gergaji tanpa basa-basi langsung menebas feri salah satu temen kami, feri kesakitan dengan memegang leher yang terkena pedang dengan darah mengalir tak tertahankan kami semua teriak dan berlari tidak mempedulikan feri yang akhirnya tewas.

****
Udara pagi ini sangat sejuk  aku (adi) dan kawanku haris kami ikut olahraga pagi lari –lari santai keliling jalanan. Habis lari badan seger tapi juga capek kami istirahat duduk di pinggir jalan sambil melihat orang-orang yang lalu lalang dengan kesibukanya. Dengan duduk santai sambil menikmati rokok haris ngeliat tovan sama mala yang juga sedang olahraga, kami menghampiri mereka berdua.
“Haii van, la..” sapa ku ke meraka berdua tovan sama mala
“Heii tumben kau olahraga juga dii, riss?” jawab tovan.
“Ah kau ini,” haris menyeletuk.
Karena ketemu terus kami pulang bareng tovan sama mala, sambil ngobrol-ngobrol dan tidak terasa akhirnya sampai juga di depan gang dan kami harus berpisah aku sama haris jalan lurus tovan sama mala masih agak jauh belok ke kiri. Aku sama haris satu kontrakan, sedangkan mala tinggal gak jauh dari kami begitu juga dengan tovan, kami kuliah satu kampus namun tidak semuanya satu fakultas, kami kenal pas waktu kkn selama sebulan.
Selain tovan sama mala temen kami yang lain yaitu ridwan, yoyok, feri, silvia, rendy dan juga wulan. Dan malam hari ini kami berkumpul bareng disebuah kafe untuk sekedar ngobrol dan bersantai menikmati kopi dan rokok. Kami punya rencana untuk jalan-jalan ke alam ke hutan sekalian untuk menemani feri yang menjalankan tugas penelitian tentang tumbuhan dan tanah karna feri ini anak kehutanan, melakukan penelitian untuk tugas akhir.
“Gimana fer besok ke hutanya??”
“Jadi, besok tanggal 23.”
“Tanggal 23 sekarang baru tanggal 16 berarti berapa hari lagi yok??”
“Itung sendiri lah dii.!!!” Dengan nada membosankan jawb yoyok.

Pulang dari kafe aku bareng sama haris melewati jalan sepi gelap dan sungguh merinding udara malem yang dingin semakin menusuk ketulang ini udah larut orang juga sudah gak ada yang lewat paling cuma beberapa yang lewat itu pun kendaraan besar.
“Eeh dii kalo malem kayak gini serasa horor banget ya??”
“Ah tidak juga.”
“Aku kok merinding ya dii dingin terasa banget di leher..”
“Iya lah gi mana gak dingin orang angin semilir begini…”
Tak lama kemudian kami sampe kontrakan lega rasanya sudah sampe, suasana sepi banget tidak ada suara orang bahkan suara hewan malem pun gak ada terasa mencengkam.

Alarm bunyi brisik banget dari kamar haris hari udah pagi adzan subuh sudah berkumandang alarm bunyi tapi haris belum bangun. Ku ketok pintunya juga gak bangun-bangun saat ku buka ternyata gak di kunci jam alrm nya ku masukan ke air biar gak berisik, haris kalo udah tidur kayak kebo susah banget di bangunin. Tapi ahirnya bangun juga, kami sholat subuh ke masjid deket kontrakan kami tinggal, udara pagi yang masih suci belum  bercampur dengan polusi membuat diri ini rileks untuk menikmati pagi hari.

Saat sedang santai dengan menikmati rokok hp bunyi dan baru sadar kalo sekarang kami akan menemani feri dalam melakukan tugas akhirnya. Aku sama haris bergegas mandi siap-siap dan berangkat ketempat feri, sampai sana sudah ada temen yang lain yoyok, ridwan, yoyok sama rendi, mala sama wulan gak bisa ikut karna ada acara di kampus dan ditambah raga temen feri yang sama-sama juga ikut mau melakukan penelitian.

Kami berangkat mengunakan mobil yang di kendarai sama ridwan, sepanjang perjalanan gelak tawa pun mengiringi kami. Perjalanan dari tempat kami ke lokasi jauh karna di luar kota dan memerlukan waktu yang tidak sedikit.
“Wuuuhuuuhhh hutan aku datangg…” dengan nada seneng teriak haris.
“Gak usah berlebihan aahh..”
“Eh van gimana hubunganmu sama mala??” , tanya rendy.
“Alhamdulillah baik-baik aja..”
“Lancaaar ya van, asyeekk..” celetuk ridwan.

Perjalanan dari tempat kami memang jauh dan karena sudah lama dijalan maka kami istirahat di sebuah tempat peristirahatan yang berada di pinggir jalan sembari makan perut kami juga pingin dimasukin makan dan minum. Waktu pas dengan adzan dhuhur kami juga sekalian sholat dhuhur, pesen makan minum udah terus di lanjut sholat, kebetulan ada musholahnya. Selese makan serta sholat kami lanjutkan perjalanan yang masih setengah jalan lebih ke tempat tujuan. Perjalanan keluar kota dan menuju hutan itu merupakan perjalanan yang menyenangkan bisa menikmati indahnya tempat lain di negeri ini.

Matahari mulai tenggelam sinarnya pun mulai meredup perjalanan tinggal sebentar lagi. mobil kami terus melaju dengan kecepatan yang lumayan tinggi kami semua pun udah lelah udah ada yang tidur. Tak lama kemudian kami mualai menginjakan roda mobil di wilayah hutan, hari sudah mulai gelap dan tambah gelap tidak mungkin kami lanjutkan masuk ke tempat tujuan kami juga capek butuh waktu istirahat.

Kami mau istirahat namun bingung mau istirahat dimana, harusnya tadi kami berhenti di pemukiman warga yang sudah terlewat jauh, kami kira didepan masih ada pemukiman warga namun ternyata salah tadi sudah pemukiman yang terakhir. Kebingungan pun mendatangi kami gak mungkin kami balik ke pemukiman ini sudah masuk kedalam sebagian hutan sedangkan pemukiman warga butuh sekitar 43 menit perjalanan.

Kami terus jalan berharap menemukan tempat untuk tinggal, dan kebetulan didepan terlihat ada sebuah rumah dengan cahaya redup di dalamnya. Satu persatu kami turun dan menghampiri rumah tersebut, yoyok yang memulai dengan mengetok pintu dan salam.
“Kok aku jadi merinding gini ya..” kata tovan dengan rasa takut.
“Santai aja van gak usah dibikin merinding..” jawab ridwan.

Pintu juga belum di buka, jawaban pun belum terdengar dari dalam rumah. Yoyok mengulanginya lagi dengan mengetok pintu, beberapa kali gak ada jawaban kami pikir kayak rumah ini ditinggal sama penghuninya kalo gak mungkin yang punya rumah takut gak mau keluar mungkin kami dikira orang jahat. Yoyok mau membuka pintu, namun pintu sudah di buka dari dalam dan terlihat seorang lelaki yang diperkirakan berusia 29 tahun dengan muka agak bingung dia bertanya pada kami.
“Ma’af kalian ini siapa? Tujuan kalian mau apa?”
“Kami mahasiswa yang mau melakukan penelitian, tapi sampe sini udah malem kami bingung mau istirahat dimana, terus tetiba kami liat rumah ini kami pun bermaksud numpang itirahat disini. Jelas rendy..”
“Ooohh silakan kalo mau istirahat disini kebetulan saya juga sendiri dirumah ini.. silakan masuk..” dengan ramah tuan rumah mempersilakan kami.
“Makasih mas..”

Kamipun masuk kedalam didalam rumahnya sederhana hanya ada beberapa sofa dan meja gak begitu banyak isi dalam rumah. Terlihat beberapa koleksi tulang yang di gantung didinding kami pas kami tanya katanya tulang hasil buruan dia suka berburu dan tulang nya di koleksi namun tidak lama, setelah itu ganti yang baru.

Rumahnya terlihat serem juga dengan cahaya redup sungguh serasa horor banget, tapi kami yakin tidak akan ada apa-apa yang terpenting kami malem ini bisa beristirahat sebelum besok melakukan penelitian. Kami melihat-liaht isi rumah, yang ku perkirakan rumah ini sudah sangat tua terlihat dari bangunan dalamnya dan isinya.

Tak lama pemilik rumah keluar dengan membawa makanan dan minuman hangat, sungguh baik banget sang pemilik rumah. Malam semakin larut kami mulai mengatuk sang pemilik rumah mempersilakan kami istirahat namun cuma diruang tamu ukuran rumah yang tidak besar dan hanya ada satu tempat tidur dan itu buat pemilik rumah. Satu persatu kami pun tertidur, saat sedang tidur dan waktu semakin larut tetiba terdengar suara seperti orang yang sedang memotong benda, aku terbangun dan penasaran sebenernya suara apa dan ku bangunkan si feri ku ajak dia melihat keluar suara tersebut berada dibelakang rumah.
“Kau dengar suara itu kan fer?”
“Iya dii aku dengar, emang siapa malem-melem begini berisik di hutan pulak, lagian ini kan jauh dari pemukiman..”
“Kita liat aja ayo, pelan-pelan fer..”

Aku sama feri pun bangun dan menghampiri suara tersebut, saat kami mau jalan raga ikut bangun dia menanyakan mau ngapain malem-malem, feri menjelaskan ke raga dengan suara pelan agar tidak membangunkan yang lain. Kami bertiga pun melangkah kebelakang menghampiri suara berisik itu, saat kami memasuki seisi rumah terlihat beberapa senjata tajam berbagai macam tertata rapih disertai beberapa tali dan kawat berduri. Kami semakin merinding melihat alat-alat tersebut mungkin alat tersebut yang di gunakan pemilik rumah untuk berburu.
“Liat benda-benda ini ngeri kali..”
“Kereen fer..” jawabku sambil meledek.
“Serem woy…” sahut raga..

Kami pun sampai pintu belakang, pintu kami buka dan ternyata gak di kunci. Terlihat agak jauhan ada cahaya lampu yang tidak begitu terang, kami menghampirinya dan ternyata sang pemilik rumah yang sedang memotong kayu bakar dan hasil buruan. Kami pun bertanya-tanya jam segini yang udah lewat larut ini orang udah belah kayu apa gak ngantuk atau capek. Saat kami datang dia menawari kami rokok, kami terima dan fiiiuuuhhh asap pun keluar dari mulut kami sungguh melegakan. Orang ini memang baik namun, aneh juga di balik sifatnya yang baik sepertinya kayak ada yang beda, dan juga kami malah jadi penasaran kenapa orang ini baik banget sama kami padahal belum kenal sama sekali. Tak terasa hari sudah pagi .

Sinar terang dari langit mulai menambah terang, kami pun bergegas balik kedalam rumah dan membangunkan yang lainya, karna hari ini kami akan melakukan kegiatanya. Semua pada merapihkan diri setelah semuanya sudah siap kami pamit untuk melanjutkan perjalanan. Berjalan menyusuri hutan yang rimbun dengan udara yang masih suci tanpa polusi kendaraan, suara burung berkicau menambah indahnya suasana hari ini.

Banyak nya pohon dan tanaman liar yang sedikit mengganggu perjalanan kami, sedangkan salah satu dari kami tidak ada yang membawa alat untuk memotong tanaman liar yang menghalangi jalan. Selain menerobos tanaman liar kami juga menyebrangi sungai, sungai yang gak begiti besar. Kami terus berjaan dan mencari lokasi yang bagus yag sesuai dengan yang akan diteliti, penelitianya tentang tekstur tanah dan pepohonan yang tumbuh serta beberapa tumbuhan yang langka. Sambil melihat-lihat feri sama raga terus berjalan, kami cuma mengikuti mereka berdua, tak lama kemudian menemukan yang sesuai untuk penelitian.

Hp tovan bunyi… si tovan di telpon mala untuk sekedar menanyakan kabar dan keadaan secara kami dihutan dengan medan yang tidak kami kenal. Sembari tovan ngbrol sama mala lewat telpon feri sama raga melakukan penelitianya dan kami sisanya istirahat sambil menikmati rokok dan minuman. Ternyata tidak terasa juga udah melangkah jauh kedalam hutan, dan matahari udah tergelincir ke barat, setelah semuanya selesai kami balik ke penginapan serem itu.

Hal aneh pun terjadi saat kami mau balik, saat kami jalan muter ternyata cuma muter-muter disitu dan kami bingung arah.. dan rasanya juga seperti ada yang ngikutin kami apalagi hari semakin gelap kami hanya berbekal senter kecil dengan cahaya yang gak begitu terang. Semakin melangkah malah semaikn jauh dan gak tau mengarah kemana, perasan tentang yang ada mengikuti semakin terasa kuatsaat noleh belakang tak ada apa-apa, sungguh membuat kami jadi merinding. Kami terus jalan mencari jalan untuk dapat kembali ke rumah serem itu.
“Kayaknya kita nyasar nih…” kata raga.
“Iya ini masa dari tadi gak nyampe, perasaan juga tadi berangkat tidak lewat sini..” jawab rendy
“Waduuh gawat ini kalo beneran nyasar..”
“Udah sabar yang penting kita harus tetap bersama..”
“Eh kalian ngerasa ada yang ngikutin gak sih??”
“Udahh jangan ngomong yang enggak-enggak..”

Kami terus jalan dan berjalan hingga akhirnya istirahat karena kacapean, seperti biasa sambil menikmati rokok angin berhembus manambah dinginya udara malem, saat sedang santai tiba-tiba terdegar suara jeritan seorang perempuan di kejauhan, sentak kami pun kaget. Kami bergegas menghampiri suara itu,  aneh juga ternyata di hutan begini masih ada orang lain selain kami. Suara teriak minta tolong pun terdengar diperkirakan tidak cuma satu orang, tak lama kemudian ada orang perempuan di depan kami dengan nafas terengah-engah dan berlumuran darah perempuan ini sepertinya syok dan begitu ketakutan.
“Tolong akuu.. tolong” kata si perempuan dengan nada ketakutan dan menangis. Kami menenangkan perempuan ini untuk duduk sampai akhirnya tenang dan dia menceritakan apa yang telah dalaminya bersama teman-temanya.

Perempuan ini seorang mahasiswa yang sedang melakukan ekspedisi keliling hutan mencari bunga anggrek dengan teman-temanya yang terdiri dari 7 orang namun, saat ini tinggal dia sendiri tiga temanya sudah tewas dan yang tiganya lagi tidak tau kemana karena mereka terpisah. Awalnya mereka sebelum masuk kehutan untuk ekspedisi bersama teman-temanaya mereka singgah di pemukiman penduduk yang tepatnya jauh pemukiman penduduk terakhir yang kami ke lewat dan pas mau balik sudah terlanjur jauh.

Mereka ini di nasehati orang-orang untuk tidak melakukan ekspedisinya apa lagi kalo sampe masuk malem hari sudah beberpa kali setiap orang yang masuk ke hutan tersebut tidak pernah kembali dan gak tau mereka kemana. Kata warga setempat dua puluh tahun yang lalu ada sebuah keluarga yang mempunyai sebuah tempat penginapan di hutan ini dulu katanya disini rame namun saat keluarga tersebut sedang menginap malem hari di datangi penjahat dengan merampok barang-barang yang di punya, keluarga tersebut merupakan keluarga kaya keluarga pengusaha dengan hasil milyaran. Keluarga ini di rampok dan di bantai semuanya perampokan dan pembunuhan yang sangat sadis dengan leher hampir putus dan banyak tusukan di tubuhnya. Setelah kejadian itu orang gak pada berani ke hutan ini, dan setelah 18 tahun orang pada mulai lagi berani ke hutan untuk melakukan penelitian, ekspedisi maupun hal lainya namun naasnya meraka yang sudah masuk kedalam jelajah tidak pernah kembali.

Namun perempuan ini dan teman-temanya tidak mempedulikan itu karna mereka yakin tidak ada hantu apa lagi sampai hantu membunuh itu merupakan hal mustahil. Dan mereka melanjutkan ekspedisinya dalam hutan memang bukan hantu tidak ada hantu di hutan ini yang ada seseorang yang sakit jiwa dia membantai temen-temenya dengan cara di buru seperti memburu binatang buruan. Mendengar cerita dari perempuan ini kami langsug waspada dan tadi perempuan ini juga di kejar beruntung bertemu dengan kami.

Perempuan ini bernama sanah, sungguh insiden yang tidak terduga. Kini kami berdelapan dengan sanah kami berjalan mencari jalan pulang kerumah yang serem tadi dengan berwaspada. Hampir saja tovan menginjak ranjau, ternyata banyak perangkap juga dan kami harus lebih berhati-hati. Dari belakang terdengar seperti ada yang mengikuti kami hanya bisa berjuang dengan pasrah apabila terjadi hal yang sama dengan temen-temen sanah, kami Cuma membawa golok itu pun golok kecil yang kami pake buat motong ranting.
“Eeh ini bener gak jalanya fer??” Tanya tovan
“Mana aku tau.”
“Lha..”

Langkah demi langkah akhirnya menemukan jalan yang sama sewaktu berangkat tadi, tiba-tiba yoyok terkena pisau yang di lemparkan dan kami gak tau dari mana arahnya pisaunya mengenai bahu yoyok semua jadi panik dengan menahan rasa sakit yoyok mencabut pisau yang menancap di bahunya. Sungguh hal yang tak terduga jika kami akan mengalami hal seperti ini, suara aneh pun terdengar dari deket tapi kami tidak tahu pastinya suara yang sangat aneh seperti serak namun juga mengerang gak jelas. Sanah semakin ketakutan, badanya pun menggigil dengan air mata juga ikut keluar.

Kami terus jalan dengan waspada langkah kami percepat, terulang lagi yoyok teriak dan darah pun bertebaran mengenai beberapa di antara kami perut yoyok sudah robek dengan darah mengalir dan isi perut keluar, dengan cepatnya serangan terjadi. Kami semua pun teriak, syok dan hanya bisa melihat yoyok yang berdiri terus tergelatak jatuh dan tewas.

Serangan pun terjadi beberapa pisau beterbangan hampir mengenai kami, kami lari dan terpisah aku, feri sama sanah sedangkan yang lain kami tidak tahu kemana arah mereka lari yang jelas kami ketakutan setengah mati lari dengan nafas yang terengah-engah. Namun betapa bahagianya kami ternyata rumah yang serem sudah keliatan kami pun bergegas menuju rumah tersebut dirumah tidak ada orang namun lampu menyala dengan redup pintu juga tidak di kunci kami langsung masuk.
“Oohh sialan… kenapa bisa begini”, yang lain pada kemana juga ini. Feri dengan nada marah dan juga bingung.
Sanah nangis tersedu dengan begitu ketakutan..

****
Raga, ridwan, haris dan tovan masih berlarian di hutan mereka diserang dengan lemparan tombak. Saat sedang lari tovan terjatuh karna terkena jebakan yang telah di pasang dengan posisi jatuh sesosok mahluk sudah di depan tovan dengan memegang sebuah tombak dan siap menghujamkan ke muka tovan, tovan hanya bisa mundur dengan posisi jatuh dengan nafas yang terengah-engah ketakutan, saat tombak akan di luncurkan si rendy lari dengan membawa batang kayu dan di hantamkan ke leher mahluk tersebut, sesosok dengan kain yang menutup muka namun tidak penuh dan sangat terlihat aneh muka yang terdapat beberapa bekas luka, melihat sesosok ini jatuh mereka langsung lari.
“Ayo cepet lari..”
“Cepat cepat…”
Meraka berlari dengan katakutan dan nafas yang terengah-engah. Sesosok tersebut bangun dari pingsanya dan mengejar ridwan, haris sama tovan.
“Ooh fuck…” kata haris.

Ternyata mahluk seperti itu gak cuma satu mereka ada dua, saat haris, ridwan dan tovan berlari tiba-tiba ada mahluk yang sama menghadang mereka dengan dua kapak di tanganya menatap tajam dengan nafsu ingin menghabisi.
Bagaimana caranya kita harus melawan dan mengahbisinya..
“Tapi ris..”
“Enggak ada tapi-tapian.”
“Ok lah kalo begitu, kita bertiga..”

Perkelahian pun terjadi antara satu lawan tiga, beberapa kali kapak menghantam dan hampir mengenai. Perkelahian berlangsung sengit ternyata mahluk ini sangat kuat terkena pisau beberapa kali pun masih bisa bertahan, dan balik menyerang pundak tovan terkena kapak darah pun mengalir. Mengetahui tovan kena kapak ridwan langsung membabi buta menyerang mahluk tersebut hingga akhirnya mahluk itu kabur setelah di pukul kepalanya dengan sebatang kayu oleh ridwan.

Haris menyobek baju untuk menutupi lukanya tovan biar darahnya tidak mengalir terus. Tovan mengerang kesakitan dan setelah di perban dengan kain kini sudah mendingan rasa sakit mulai berkurang. Mereka berjalan kembali menuju rumah serem, namun mereka sudah gak kuat sehingga tergampar di bahawah pohon dan tertidur.

Sedangkan kami masih cemas didalam rumah serem, kami ada niatan untuk pulang namun tidak tega meninggalkan ridwan, haris sama tovan.

Saat ridwan, haris sama tovan sedang tidur haris terbangun seperti mendengar suara orang melangkah dan suara itu semaikn mendekat dengan kaki yang di serek. Haris membangunkan ridwan sama tovan mereka juga mendengarnya namun tak lama suara itu berhenti dan dengan tiba-tiba busur panah pun meluncur melawati samping muka haris sama tovan dan menancap di pohon. Tanpa pikir panjang mereka langsung lari, suara desak kaki pun dengar dan mengikuti mereka, dengan beberapa busur panah beterbangan di dalam suasan gelap salah satu busur panah mengenai punggung tovan namun tidak menancap dalam. Tovan teriak kesakitan mereka sempet berhenti untuk mencabut busur panah yang menancap. Kali ini mahluk tersebut sudah di belakang mereka dengan kapak dan panah yang tinggal satu busur lagi lagi panah diarahkan dan menganai tovan, kali ini tovan bener bener tak berdaya.

“Fuuckk mau apa haah??” Kata haris ke mahluk tersebut dengan penuh emosi kemarahan.
Mahluk ini tidak menjawab, tanpa basa-basi mahluk ini langsung menyerang haris dengan sebuah kapak tajam ridwan melihat hal tersebut langsung ikut melawanya perkelahian begitu lama darah pun sudah berkeluaran dari muka dan tubuh masing-masing kali ini mahluk ini tiba-tiba meninggalkan mereka padahal ridwan sama haris sudah tepar dengan lengan dan muka berdarah. Mahluk tersebut tidak langsung menghabisinya dia masih mau bermain untuk menyiksa ridwan sama haris. Kini mereka sudah serasa gak kuat untuk jalan berdirpun sudah gak kuasa, namun mereka tetep berusaha hingga akhirnya bangun melanjutkan perjalanan dengan menuntun tovan yang udah tak berdaya dengan darah yang mengalir di tubuhnya.

Dengan banyak luka di tubuhnya tovan sudah gak kuat dan akhirnya tergelatak dengan tak bernyawa. Kini sudah dua orang dari kami yang tewas yoyok sama tovan.
Akhirnya kini kami sudah bertemu di rumah kami menginap.
“Mana si tovan??” Tanya feri.
“mm.. tov..tovan gak selamat fer”, jawab rendy dengan nada sedih dan terbata-bata.
Kamipun sempat diam dan bingung semua pada gelisah, sedih.
“Ok kita lupakan.. yang terpenting sekarang kita tinggalkan tempat sialan ini.” Ridwan mencoba merubah suasana.
“Mo..moo mobil nya mana ini??”

Oh sialanya lagi mobil yang kami parkirkan di depan sebelah rumah gak ada, bingung, gelisah mendatangi lagi dengan penuh emosi yang gak karuan. Kami mencaridi sekitaran rumah ternyata mobil kami pindah ke sebelah belakang rumah.
“Lha kok bisa pindah ke sini??”, Tanyaku.
“Itu gak penting dii, buruan kita masuk dan tinggalkan tempat sialan ini.”
Ternyata selain pindah mobil pun gak bisa dinyalakan mesinya, beberapa kali di nyalakan gak bisa. Dan tetiba mahluk itu datang lagi kini mereka datang berdua menghampri mobil kami. Tak ada jalan lain lagi selain keluar dari mobil dan manyelamatkan diri.

Kami lari dan lagi-lagi terpisah, saat semua pada lari ku lihat sanah terjatuh dan di datangi salah satu mahluk itu kami gak tau motifnya apa dan kenapa mereka sampe tega memburu kami layaknya binatang buruan. Sanah menangis ketakutan meminta tolong ku bantu sanah untuk melawan mahluk sialan ini yang mukanya menggunakan kain sebagian untuk menutupinya.
Saat ada kesempatan ku bawa sanah untuk meninggalkan tempat sialan ini. Aku tak tau mereka pada kemana kini aku sama sanah berdua dengan begitu takutnya akan hal yang menimpa kami.

Semua pada terpisah dan tak tau kemana, namun saat aku sama sanah sedang berjalan mencari jalan dan mencari teman yang lain kami bertemu sama ridwan sama raga yang bersembunyi di balik pohon dengan sebatang kayu yang siap di pukulkan ke aku yang dikiranya mahluk sialan itu.

Kami kembali bersama berjalan dengan hati-hati karna banyak juga perangkap buruan yang bisa mematikan jika mengenai kami. Terus berjalan menelusuri hutan sambil mencari rendy, feri sama haris dengan hanya berpegang batang kayu dan kapak kecil kami berwaspada dan siap melawan serangan dari mahluk sialan itu apabila datang sebuah serangan.

Sementara di sebelah lain rendy, feri sama haris berjalan juga mencari kami. Namun diam-diam mahluk sialan itu membuntuti mereka bertiga melalui semak belukar di sebalah samping sambil memegang sebuah tombak yang siap di lemparkan ke salah satu mereka. Mereka tidak sepenuhnya menyadari namun perasaan gak enak di rasakan sama haris yang jalannya sambil celingukan beberapa kali liat ke belakang dan kesamping.

Saat haris sedang melihat kebelakang tiba-tiba tombak meluncur di depanya menepis pipi haris yang terus tombak itu menancap di pohon samping muka haris. Dengan muka tegang takut haris cuma bisa diam atas kejadian yang barusan di alaminya, rendi sama feri tercengang melihat kejadian yang hampir menghancurkan muka haris darah pun mengalir dari pipi haris akibat goresan tombak. Tanpa pikir panjang mereka langsung lari dan kali ini mereka di kejar sama mahluk sialan itu dengan nada tawa yang aneh mahluk sialan itu terus mengejarnya dengan beberapa kali melemparkan tombak kecil.

Mereka terus di kejar dengan nafas yang terengah-engah mereka sudah mulai lemas dan merasa gak kuat, namun kemudian feri melihat ada sebuah tangkai besar dengan daun yang rimbun yang berada di pohon depan  yang tidak terlalu tinggi, mereka langsung naik ke atas dengan memanjat pohon. Mahluk sialan itu tidak melihat mereka bertiga dan terus mencari untuk memburunya. Setelah beberapa menit akhirnya meras aman dan mereka mulai turun dengan sangat hati-hati. Mereka melanjutkan perjalanan haris tertinggal di belakang dan leep kakinya kena tali dan langsung di tarik dengan cepat feri sama rendy terus berjalan dan meraka merasa ada yang kurang saat melihat belakang ternyata haris sudah tak ada.

Haris disekap sama mahluk sialan itu di bawa ke sebuah rumah yang agak berada dalam hutan sebuah rumah bekas tempat buat istirahat yang sudah tua haris dibawa masuk dan di tali di sebuah kursi. Mahluk sialan ini tanpa basa basi dan lama langsung mngambil pisau dan mengoreskanya di batu biar tajam. Haris dengan sekuat tenaga mencoba meloloskan diri dengan penuh ketakutan serta emosi.

Feri sama rendy mencari haris dan tak lama kemudian dengan kebetulan feri sama rendy melihat rumah yang buat nyekap haris mereka berdua membuka pintu untuk masuk dan betapa kagetnya saat melihat haris disekap dengn di tali dan mulut di sumpel pake kain. Ternyata mahluk sialan ini mengetahui feri sama rendy langsung menyerangnya dengan sebuah gorok mesin feri mencoba melawan dengan tongkat besi sedang kan rendy mencoba menyelamatkan haris dengan membuka talinya.
Kemudian mereka berhasil kabur dan pergi dari rumah itu, namun masih dikejar oleh mahluk sialan itu kini dia punya senapan laras panjang saat lari haris terkena peluru senapan di lenganya dan kemudian terkena lagi di bagian punggung.
Aku, sanah, ridwan dan raga terus berjalan mencari feri, rendy sama haris setelah jalan kami kehilangan ridwan, dan gak tau kemana ridwan yang jalan di paling belakang tak ada suaranya dan tau-tau hilang entah kemana. Kami panik pikiran jadi tak karuan.
“Dii Ridwan mana??” Tanya raga.
“Lha bukanya di belakangmu tadi?”
“Iya, tapi sekarang gak ada.”
“Ini pasti kelakuan mahluk sialan itu iya ini pasti, temenku juga gitu tiba-tiba ngilang”, Sahut sanah.
“Yaudah kita sekarang harus tenang, sebaiknya kita cari ridwan kita balik dan terus waspada tetep barengan”. Aku menenangkan suasana.
Akhirnya kami balik arah dan mencari ridwan yang tetiba hilang gak tau kemana, dengan langkah penuh hati-hati dan waspada kami terus berjalan.
Haris tergelatak tak berdaya akibat tembakan yang diterima, feri sama rendy mencoba membantu haris untuk berdiri dan berjalan. Setelah berjalan beberapa langkah mereka melihat mahluk itu dengan membawa ridwan yang sudah pinsan di angkat di pundaknya, melihat hal itu rendy mengikuti mahluk itu sedangkan feri berdiam di tempat dengan menjaga haris yang sudah tak berdaya.

Rendy terus mengikuti dari belakang saat sudah dekat rendy memukul kepala mahluk itu dengan batang kayu, mahluk itu pun pingsan rendy segera membawa ridwan dan meninggalkan mahluk itu. Awalnya rendy ingin membunuh mahluk itu yang sudah pingsan namun rendy teringat ridwan sama haris yang lagi membutuhkan pertolongan. Sebelum pergi rendy memukul mahluk itu beberapa kali dengan batang kayu sampe kepalanya mengeluarkan sedikit darah.

Rendy kemudian membawa ridawan dan menyadarkannya yang masih dengan badan lemas ridwan jalan sambil di tuntun rendy menuju feri sama haris. Kemudian mereka berempat berjalan dengan langkah yang berat karna harus menuntun haris sama ridwan.
Di tengah perjalanan kami bertemu dan akhirnya kembali menyatu senang saat melihat ridwan yang selamat.
“Aahh syukurlah akhirnya kita bertemu”.
“Alhamdulillah ridwan masih selamat, kau tadi kok bisa ngilang sih wan, kami udah panik tadi”.
“Ceritanya panjang nah.”
“Ok yang terpenting sekarang kita selamat bisa kembali berkumpul. Bagaimana caranya juga kita harus bisa segera keluar dari tempat sialan ini”.
“Bagaimana kita keluar dii?? Sedangkan mobil kita… tau sendiri kan tadi”.
“Kita harus balik kerumah tadi, mobil pasti masih bisa di gunakan dan siapa tau nanti tuan rumah udah kembali”.
“Kau gilaa mau balik lagi ketempat itu, sama aja bunuh diri mendingan enggak”.
“Mau gimana lagi fer?? Ini jalan satu-satunya”.
“Bener fer kita hasus balik ke rumah itu.”

Akhirnya kami kembali ke rumah tersebut dengan berjalan mengarungi hutan lagi dan dengan tidak mungkin keamanan kami terancam. Dan tak kami duga mahluk itu menyerang lagi kini haris yang terkena kapak pada perutnya yang hingga akhirnya tewas, kami semua berlari dan sebelumnya berusaha melawan. Kini telah nambah lagi korban setelah yoyok sama tovan giliran haris menyusul kami tak bisa berbuat banyak dan terpaksa meninggalkan haris yang tergeletak.

Dengan tawa yang aneh mahluk ini terus mengejar kami dengan anak panah yang berterbangan mengarah ke kami. Yang akhirnya kami berhenti dan memutuskan untuk menyerang mahluk ini dengan bersenjatakan kapak kecil dan batang kayu kami melawan semampunya hingga akhirnya mahluk tersebut tergeletak dan kami melanjutkan perjalanan, si rendy balik membawa pisau kecil dan menusukan di perut mahluk itu darah pun keluar yang kemudian kami meninggalkan mahluk tersebut tergelatak.

Setelah kami jalan agak jauh, dengan berusaha keras ternyata mahluk tersebut masih hidup masih kuat berdiri dia menyobek sebagian bajunya untuk menutupi luka tusuk di perutnya. Sambil mengerang mahluk ini berdiri berjalan dengan langkah sempoyongan.

kami berjalan semakin menjauh dari tempat dimana haris tergelatak, kami berjalan dengan hati-hati dan waspada. Namun nyatanya kami diikuti oleh mahluk yang satunya dan kemudian disusul oleh yang satunya lagi yang masih hidup setelah ditusuk pisau sama rendy.

Saat sedang jalan tetiba raga terkena kapak pada punggungnya yang kemudian matanya kena anak panah yang kemudian raga pun tergelatak tewas dengan mata keluar dan punggung penuh darah, kami tak tahan melihat itu semua pada tercengang yang terus kemudian lari bersama menyelamatkan diri. Kini kami kehilangan satu orang lagi, raga. Kami gak bisa berbuat banyak gak bisa berbuat apa-apa marah, sedih jadi satu perasaan takut pun menyelimuti diri kami seakan gak mau pergi untuk meninggalkan diri ini.

Dengan badan lemas dan capek ku sandarkan badan ini di pohon dengan pelan-pelan kebawah yang akhirnya duduk dengan kaki selonjoran ku keluarkan rokok, sambil merokok aku bingung mau bagaimana lagi kejadian ini sudah terjadi suatu kejadian yang sama sekali gak terfikirkan oleh kami. Sanah duduk disebelahku dengan mata berkaca-kaca mengingat akan kejadian yang sedang di alami saat ini. Rendy menghampiri aku dengan meminta rokok, feri sama ridwan duduk dengan tangan di kepala yang begitu sangat gak kebayang dengan kejadian yang di alami saat ini.

Dua hari yang lalu kami masih bercanda nongkrong bareng tertawa lepas kami seperti keluarga selalu bersama saling mendukung. Dan saat ini kami mengalami hal yang sugguh tak ada dalam pikiran otak kami, kami yang hanya menemani feri sama raga temen feri yang akan melakukan tugas penelitian kini tinggal kami berempat, berlima dengan sanah orang yang bertemu dengan kami dan mengalami hal yang sama dan dia yang masih selamat di antara teman-temanya.

Waktu hening untuk puluhan detik kami takut dan juga bingung, feri mencoba menyalakan handphone nya namun sudah tak bisa batere sudah habis, namun tidak cuma punya feri punya kami semua pun sama dan kini gak bisa menghubungi orang untik minta pertolongan. Setelah sempat hening ridwan mencoba membuka pembicaraan.
“Sekarang kita harus keluar dari tempat ini, kita harus lepas dari buruan mahluk sialan ini, dan kita harus cepet ke rumah itu.”
“Ya bener, lihatlah sudah ada kilatan pertir dan suaranya mungkin bentar lagi akan hujan kita harus cepat pergi,” Jawab feri dengan penuh menyakinkan.

Kamipun menganggukan kepala yang artinya setuju, kami berdiri menarik nafas dalam-dalam yang akhirnya di keluarkan agar merasa tenang dalam menghadapi kejadian ini. Feri berjalan paling depan disusul sanah, aku, rendy dan ridwan paling belakang kami berjalan saling melindungi satu sama lain. Dengan udara dingin kami melangkahkan kaki untuk terus berjalan.

Dengan langkah penuh hati-hati kami berjalan melewati ranting belukar, dan ternyata tetiba mahluk itu datang lari dari arah samping dengan kapak di tangan kananya sambil teriak penuh emosi tepatlah kapak menancap di pundak rendy, rendy berteriak dengan rasa sakit tak tertahankan darah muncrat ke muka mahluk itu tak cukup sekali, kapak di angkat dan di hantamkan lagi ke punggung rendy kini akhirnya rendi tergelatak darah pun mengenai muka ridwan dan mukaku kami sempet terdiam beberapa detik dan tak bisa berbuat apa-apa melihat rendy di hantam kapak.

Kini mahluk itu menatap wajahku dengan kapak siap di ayunkan ke mukaku pas di ayunkan badan ku yang tak berdaya dengan pasrah aku seakan menerima hantaman kapak sanah mendorong tubuhku hingga akhirnya kapak meleset dan aku masih bernafas kemudian ridwan menendang mahluk itu hingga jatuh terguling ke bawah.

Gerimis mulai berjatuhan hingga akhirnya kami sampai dirumah kami menginap dan berharap sang tuan rumah ada dirumah untuk menolong kami. Sesampai dirumah itu hujan deras mengguyur dan suara petir pun menggelegar membuat kami takut dan lebih-lebih tuan rumah tak ada di rumah.
Tiba-tiba terdengar suara aneh dari balik pintu, yang kemudian ternyata mahluk itu muncul dengan menebas leher feri hingga akhirnya tewas kami hingga akhirnya kami keluar lagi dari rumah itu dan kini dua mahluk itu berhadapan dengan kami bertiga aku, sanah sama ridwan.

Di bawah siraman air hujan kami berantem dengan mahluk itu dinginnya air hujan tak terasa dalam tubuh kami dan terus berantem saling hajar pukulan demi pukulan dan tendangan saling berhadapan walaupun yang satu mahluk itu menggunakan pedang dan gorok namun keberuntungan kami dapatkan ridwan berhasil menjatuhakan lawan dengan penuh emosi ridwan langsung menghabisi mahluk aneh ini dengan mengambil pisau dan menancapkanya ke tubh mahluk itu dengan membabi buta darah muncrat ke muka ridwan setelah tewas ridwan membuka kain yang menutupi muka mahluk itu dan betapa kagetnya ternyata dia itu sang pemilik rumah yang kami singgahi dan ternyata ini semua perbuatan pemilik rumah semua teman kami yang di bunuh ternyata orang ini yang membunuh.

Sedangkan aku belum bisa menjatuhkan lawan yang sudah di bantu sama sanah kami pun jatuh terlempar saat melihat mahluk ini ternyata bahwa ridwan telah menghabisinya langsung berlari dan melompat ke arah ridwan dengan pisau di tangan kirinya yang kemudian menusuk di perut samping kanan ridwan, dengan menahan sakit ridwan terjatuh dan terguling. Mahluk ini menyempatkan diri melihat saudaranya yang tewas sesaat kemudian melihat ridwan dengan tatapan tajam penuh dendam dan emosi mahluk ini menyerang ridwan dan kini saatnya aku beraksi ku ambil pedang dan ku hantamkan ke mahluk ini namun sayang hanya menyerempet punggungnya yang kemudian jatuh terguling dan melarikan diri.

Aku sama sanah segera enolong ridwan kami membawa masuk ridwan ke mobil dan mencoba menghidupkan mesin mobil sempat berkali kali di hidupkan yang akhirnya mesin hidup kami segera pergi meninggalkan tempat sialan ini dan mahluk sialan ini, ku kemudikan mobil dengan kecepatan tinggi berharap segerasampai di kota maupun pedesaan tempat penduduk sekitar untuk mendapatkan pertolongan dan perawatan buat ridwan.

Dalam perjalanan yang belum terlalu jauh dari hutan ada seseorang dengan langkah terlontai memcoba menghentikan laju mobil kami, dan ku coba untuk mengerem saatdi perhatikan ternyata dia salah satu temen sanah aku sama sanah membuka pintu mobil dan berniat mau menolongnya namun itu tidak bisa kami lakukan kami terlambat karna mobil berhenti sekitar 19 meteran dari temen sanah.

Tetiba mahluk itu muncul lagi dengan membawa dua orang yang di iket dan di seret, mahluk itu langsung menghantam perut temen sanah hingga isi perut keluar akhirnya tewas kini mahluk itu menatap kami tanpa pikir panjang langsung ku jalankan mobil dan ku tabrak mahluk itu yang kemudian terlempar dan gak tau kemana. Mobil langsung ku pacu, dan akhirnya sampai pada rumah penduduk dan kami mendapatkan pertolongan dan perawatan. Kami menceritakan kajadian yang kami alami warga pun bersama petugas berencana mendatangi hutan dan mencari dan mengumpulkan teman ku dan sanah yang tewas.

Saat hari berikutnya di cari dan ternyata sudah tidak ada, dan gak tau mayat nya pada kemana di tempat kejadian sama sekali gak ada ditemukan satu pun hanya ada beberapa bekas darah yang masih tersisa.
Mahluk ini adalah anak dari keluarga pengusaha yang di bunuh 19 tahun yang lalu mereka berdua kakak beradik dari 4 saudara dari satu keluarga mereka yang selamat namun dulu gak tau mereka ini pergi kemana dan akibat dari menyaksikan keluarganya yang di bantai oleh perampok mereka berdua mengalami trauma yang luar biasa mereka hidup jauh dari orang-orang yang akhirnya akibat keluarganya di bunuh dan mereka hidup di hutan hingga akhirnya mereka menjadi sepeti mahluk aneh yang membunuh satu persatu temen kami dan sanah. Yang satu memang sikap luarnya baik hingga mempersilakan kami masuk di rumahnya dan menginap dirumahnya namun di balik sikap itu hanya untuk melabuhi kami.
Kami pun akhirnya pulang setelah ridwan agak mendingan dan kami gak tau harus ngomong gimana sama temen kami yang lain sam mala ceweknya tovan sama si silvia ceweknya yoyok sama wulan juga dan yang terpusing saat harus ngomong sama keluarga mereka.

Saat kami sampai ridwan masih butuh perawatan hingga akhirnya kami membawa ridwan ke rumah sakit aku, sanah, wulan sama mala ke rumah sakit. Ridwan pun mendapatkan perawatan setelah itu wulan, mala sam silvia pamit duluan, sanah masih dirumah sakit namun dia lagi keluar sebentar dan saat ku lihatlewat jendela sambil memandang dan menikmati indahnya kota ini dan masih merasakan kehilangan dan kesedihan yang teramat dalam tak terasa air mata ini mengalir namun tetiba terhenti saat aku melihat di seberang jalan mahluk itu mucul meliaht kearahku beberapa detik dan kemudian pergi.
“Ooohh sialan.”

Kemudian sanah datang, “kenapa dii??