28 Apr 2016

Untukmu

Hal yang tak kuduga saat kenal denganmu
Kita lewati hari demi hari bersama walau kau jauh disana
Berbincang berbagai hal yang kau alami
Melintasi garis merangkai bunga
Jauh kita terpisah berbeda kota kita tinggal
Jalan ini sepi tanpamu
Ingatlah saat nanti aku tiada
Bagaimana tidak membicarakan tentang kita
Jika hanya itu yang kita punya
Canda tawa senyumanmu kini hanya bisa kurindukan
Saat awal perkenalan jadi persahabatan ada harapan
Kita pernah berharap untuk melangkah lebih
Harapan hanyalah sebuah harpan
Melintas maju menuju garis sampai finish
Toko toko tutup bunga mulai layu
Saat aku pergi janganlah kau lupakan aku
Kesabaranku meyadarkanku
Aku tetap menyayangimu walau kini kita jauh
Doaku menyertaimu selalu

Nyoba nulis beginian gak tau masuk dalam genre apa, puisi atau apalah gak tau. Rasanya udah lama gak update blog, laptop eror, hape eror kuota tersubsidi jadi lama gak update jarang buka blog jarang ninggalin jejak diblog yang ku baca. *ngeles aja padahal mah sebenernya sama dengan males. Gimana menurutmu, udah baca kan? Kasih koment nya lah.




8 Apr 2016

Gelapnya Malam

Malam hari yang sunyi berjalanlah seorang pemuda menyusuri jalan disebuah desa. Dia mencari rumah temenya, sebelumnya dia mengendarai sepeda motor tapi, karna ban kempes dan udah masuk di desa tersebut pemuda ini memutuskan untuk jalan kaki mencari rumah temenya. Sedangkan motornya yang kempes karna bocor ditinggal di tempat tambal ban sedangkan tukang tambalnya lagi ada acara tahlilan di rumah tetangganya, jadi motornya ditinggal.

Pemuda ini berjalan dan sambil melihat- lihat sekitarnya, dia pernah kerumah temenya tersebut sebelumnya tapi sekarang dia lupa, karna aktu itu datangnya siang hari sedangkan desanya itu aneh, rumah-rumah disitu dan jalannya hampir banyak yang sama.

“sialan ini desa, kok bisa kanan kiri kayak sama susunan jalanya juga banyak yang sama. Gumam pemuda tersebut dalam hati”.

Dia terus mencarinya dan terus berjalan, bukanya ketemu tapi malah cuma muter-muter disitu. Sekali muter balik tempat dan jalan yang sama masih dirasa wajar. Dua kali sampai empat kali baru lah dia ngerasa kalo ini adalah keanehan ada yang gak beres.

Udara pun berhembus dengan dinginya menusuk sampe tulang yang membuatnya merinding, suasana sepi senyap, tak terlihat satupun orang yang berada diluar rumah maupun yang lewat jalan.

Lampu yang redup sinarnya gak memancar suasana jadi terasa gelap, dan tiba-tiba seluruh desa jadi gelap disertai angin yang terus berhembus. Setiap rumah jadi gelap, udara malem jadi semakin menusuk suasana mencengkam, serta serasa ada yang mengikuti dibelakang pemuda tersebut namun, ketika nengok kebelakang tak ada tanda-tanda yang mengikuti.

“ini semua hanya perasaanku saja, tenang. Bisik pemuda dalam hati”.

Pemuda itu pun duduk dideket sebuah pohon yang rindang namun tidak tinggi, sebuah pohon rambutan dengan banyak buah rambutanya. Pemuda ini merenung kenapa biasa tiba-tiba jadi gelap, lampu pada mati. Dua menit, tiga menit, tujuh menit setelah berpikir pemuda tersebut baru sadar kenapa jadi gelap, karena listrik padam.

“hape mati, listrik nyala aja masih gelap lampu redup, kenapa ini malah sekarang listriknya padam”. Kesel pemuda tersebut dalam hati.

Dengan penuh renungan akhirnya pemuda ini melanjutkan untuk jalan dan mencari rumah temenya.

Dengan mendapatkan hidayah, pemuda ini inget rumah temenya dari tempat tambal ban tadi kurang lebih tujuh menit kalo jalan kaki, karna waktu itu pernah ke tempat tambal ban sama temenya itu. Dan kemudian ada pertigaan terus ke kiri, lurus terus sekitar 1 menit jalan ada gang kanan jalan nah kemudian masuk sekitar 40 meter.

Udah nyampe namun masih bingung, “waktu itu kan dari rumah ke tambal ban, bukan dari tambal ban ke rumah, duuhh kenapa aku bingung gini sih. Padahal masih remaja lah aku ini, orang sekarang aja aku masih semester 4 kuliahnya. Dan aku masih jomblo, gumam pemuda dalam hati”.

Dengan segala pertimbangan sehingga akhirnya memutuskan untuk mengambil jalan yang menuju rumah sebelah selatan. Disitu ada jalan yang menurutnya menuju dua rumah, rumah yang gak jauh bersebelahan.

Setelah masuk dan melangkah beberapa meter ada yang aneh.

“kamprett ini kok serasa aneh padahal mah gak hujan, aahhh pake listrik mati, hape mati juga sih. Kok rasanya becek gini.. inii.. ini apaann kok kayak rumput segala masa iya rumah nya paijo yang pake paving di ganti rumput. Biar ngapain coba, ujare biar kayak taman gitu po. Lha ini kenapa bau gini.. bau telepong sapi sih”.

Paijo yang sedang didalam rumah pun keluar pingin menghirup udara yang tanpa polusi listrik, baru sebentar eh listriknya nyala. Paijo pun kaget saat listrik nyala ada orang disebelah, paijo langsung mendatanginya dengan penasaran dan pelan-pelan sedikit demi sedikit melangkah mendekat, saatmau teriak maling, karna berada dalam didepan kandang sapi orang tersebut menengok kearah paijo, mata bertatapan dan kaget ternyata…. Woyy kau ngapain disitu?? Untung belum ku teriakin maling.

Bangkee kau gak liat apa jo?? Kirin ini rumahmu yang ini, mmalah kandang sapi tah, kampreet bener sepatu boleh ngridit belum lunas udah nginjek telepong sapi begini.

*Hari ini aku bm kebeberapa temenku, “aku minta maaf dan jangan lupakan aku”, eehh kenapa malah dikira itu kalimat perpisahan, dikira aku mau meninggal. Dari pada nulis distatus bbm mending ditulis disini. Ini ngapa malah curhat.