Malam hari yang sunyi berjalanlah seorang
pemuda menyusuri jalan disebuah desa. Dia mencari rumah temenya, sebelumnya dia
mengendarai sepeda motor tapi, karna ban kempes dan udah masuk di desa tersebut
pemuda ini memutuskan untuk jalan kaki mencari rumah temenya. Sedangkan motornya
yang kempes karna bocor ditinggal di tempat tambal ban sedangkan tukang tambalnya
lagi ada acara tahlilan di rumah tetangganya, jadi motornya ditinggal.
Pemuda ini berjalan dan sambil melihat-
lihat sekitarnya, dia pernah kerumah temenya tersebut sebelumnya tapi sekarang
dia lupa, karna aktu itu datangnya siang hari sedangkan desanya itu aneh,
rumah-rumah disitu dan jalannya hampir banyak yang sama.
“sialan ini desa, kok bisa kanan kiri
kayak sama susunan jalanya juga banyak yang sama. Gumam pemuda tersebut dalam
hati”.
Dia terus mencarinya dan terus berjalan,
bukanya ketemu tapi malah cuma muter-muter disitu. Sekali muter balik tempat
dan jalan yang sama masih dirasa wajar. Dua kali sampai empat kali baru lah dia
ngerasa kalo ini adalah keanehan ada yang gak beres.
Udara pun berhembus dengan dinginya
menusuk sampe tulang yang membuatnya merinding, suasana sepi senyap, tak
terlihat satupun orang yang berada diluar rumah maupun yang lewat jalan.
Lampu yang redup sinarnya gak memancar
suasana jadi terasa gelap, dan tiba-tiba seluruh desa jadi gelap disertai angin
yang terus berhembus. Setiap rumah jadi gelap, udara malem jadi semakin menusuk
suasana mencengkam, serta serasa ada yang mengikuti dibelakang pemuda tersebut
namun, ketika nengok kebelakang tak ada tanda-tanda yang mengikuti.
“ini semua hanya perasaanku saja,
tenang. Bisik pemuda dalam hati”.
Pemuda itu pun duduk dideket sebuah
pohon yang rindang namun tidak tinggi, sebuah pohon rambutan dengan banyak buah
rambutanya. Pemuda ini merenung kenapa biasa tiba-tiba jadi gelap, lampu pada
mati. Dua menit, tiga menit, tujuh menit setelah berpikir pemuda tersebut baru
sadar kenapa jadi gelap, karena listrik padam.
“hape mati, listrik nyala aja masih
gelap lampu redup, kenapa ini malah sekarang listriknya padam”. Kesel pemuda
tersebut dalam hati.
Dengan penuh renungan akhirnya pemuda
ini melanjutkan untuk jalan dan mencari rumah temenya.
Dengan mendapatkan hidayah, pemuda ini
inget rumah temenya dari tempat tambal ban tadi kurang lebih tujuh menit kalo
jalan kaki, karna waktu itu pernah ke tempat tambal ban sama temenya itu. Dan kemudian
ada pertigaan terus ke kiri, lurus terus sekitar 1 menit jalan ada gang kanan
jalan nah kemudian masuk sekitar 40 meter.
Udah nyampe namun masih bingung, “waktu
itu kan dari rumah ke tambal ban, bukan dari tambal ban ke rumah, duuhh kenapa
aku bingung gini sih. Padahal masih remaja lah aku ini, orang sekarang aja aku
masih semester 4 kuliahnya. Dan aku masih jomblo, gumam pemuda dalam hati”.
Dengan segala pertimbangan sehingga
akhirnya memutuskan untuk mengambil jalan yang menuju rumah sebelah selatan. Disitu
ada jalan yang menurutnya menuju dua rumah, rumah yang gak jauh bersebelahan.
Setelah masuk dan melangkah beberapa
meter ada yang aneh.
“kamprett ini kok serasa aneh padahal
mah gak hujan, aahhh pake listrik mati, hape mati juga sih. Kok rasanya becek
gini.. inii.. ini apaann kok kayak rumput segala masa iya rumah nya paijo yang
pake paving di ganti rumput. Biar ngapain coba, ujare biar kayak taman gitu po.
Lha ini kenapa bau gini.. bau telepong sapi sih”.
Paijo yang sedang didalam rumah pun
keluar pingin menghirup udara yang tanpa polusi listrik, baru sebentar eh
listriknya nyala. Paijo pun kaget saat listrik nyala ada orang disebelah, paijo
langsung mendatanginya dengan penasaran dan pelan-pelan sedikit demi sedikit
melangkah mendekat, saatmau teriak maling, karna berada dalam didepan kandang
sapi orang tersebut menengok kearah paijo, mata bertatapan dan kaget ternyata….
Woyy kau ngapain disitu?? Untung belum ku teriakin maling.
Bangkee kau gak liat apa jo?? Kirin ini
rumahmu yang ini, mmalah kandang sapi tah, kampreet bener sepatu boleh ngridit
belum lunas udah nginjek telepong sapi begini.
*Hari ini aku bm kebeberapa temenku, “aku
minta maaf dan jangan lupakan aku”, eehh kenapa malah dikira itu kalimat
perpisahan, dikira aku mau meninggal. Dari pada nulis distatus bbm mending
ditulis disini. Ini ngapa malah curhat.