11 Sep 2016

Malam Ini

SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA 1437 H.

Alhamdulillah tahun ini bertemu lagi dengan Hari Raya Idul Adha semoga tahun-tahun berikutnya bisa bertemu lagi.

Gimana Idul Adha kalian? Qurban apa? Sapi, Kambing, apa Kerbau atau malah Onta?

Kalo kek gini malam Idul Adha aku keinget waktu masih kecil dulu sebelum menginjak masa remaja kelas menengah. Kalo Idul Adha kek gini habis magrib udah pada ngumpul di masjid nunggu takbiran sama nabuh bedug.

Takbiran sambil ledekan tau-tau ketawa, udah gitu ketawanya di speaker pula. Aah pokoknya seru. Sekarang udah gede udah beda gak ada lagi main bereng kejar-kejaran, gak ada lagi tidur di masjid sampe pagi giliran sholat ied gak pada datang karna masih ngantuk gak kuat bangun, gak ada lagi ketawa ngakak di speaker, gak ada lagi nabuh bedug glotekan gak karuan sampe dimarahi, udah gak ada lagi yang kek gitu. Kini semua jadi kenangan yang takkan terlupakan.

Gimana Idul Adha di tempat kalian??
Alhamdulillah Idul Adha tahun ini bisa di rumah, bareng sama keluarga adek, kakak, tentunya orang tua. Sebenernya sih pingin ngerasain Idul Adha di tempat lain. Bagi kalian yang Idul Adha gak bisa pulang gakpapa.

Tapi emang kalo Idul Adha beda sama Idul Fitri yang pada mudik, lagian juga liburnya cuma berapa hari kan ya. Jadi keinget sama Isti yang tadi bbm katanya sepi Idul Adha di Balikpapan untuk pertama kali merantau ngajar di Balikpapan. Jadi kangen orang Indramayu aja udah jauh eeh ini malah ke Balikpapan, bisa ketemu lagi mungkin setengah atau satu tahun lagi. *lha malah jadi ada curhatan kek gini.

Sekarang juga tempatku gak serame dulu di jaman kejayaan kecilku, sekarang sepi entah kemana anak-anak kecil mainya. Padahal yang bikin rame itu anak-anak kecil takbiran terus ada ketawanya gitu pada guyonan. masjid juga jadi rame, hem.. mungkin sekarang mainya udah pada pake smart phone jadi beda, selain itu juga jarang anak kecil ditempatku kebanyakan udah gede dan pada rantau.

Sebenernya aku cuma mau ngucapin Selamat Hari Raya Idul Adha, buat semua temen blogku dan juga buat semua yang sering mampir, yang pada berkunjung ke blogku ini.
Udah, segini aja ceritaku.


Makasih Kunjunganya ^_^.

7 Sep 2016

Rumah Nomor 23

Kriiiiiinggg…..kriiiing bunyi alarm dari dalam kamar yang berukuran sedang terlihat seorang yang sedang nyenyak dengan tidurnya jadi terbangun karena suara alarm, jarum jam menunjukan pukul 5.00 AM dengan rasa males tangan mengambil jam dan mematikan alarm. Perlahan bangun dan duduk dilanjutkan dengan mencari hand phone, sebuah pesan diterimanya.

Berjalan dengan langkah lontai menuju kamar mandi, tak lama kemudian keluar dengan rapih sehabis mandi. Bersiap dengan barang bawaanya sebuah tas yang berisi baju dan benda elektronik juga makanan.

Rendy berjalan menuruni tangga sambil menghisap rokok rada repot dengan tas yang dibawanya, dia mengambil kunci mobil yang tergeletak di meja.
‘aku udah siap ini, kalian dimana?’ tanya Rendy yang sedang menelpon. ‘oh ok siap aku berangkat ini’.

Rendy melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, diputerlah lagu Avenged sevenfold, Doing time guna memberikan semangat dipagi hari. Rendy akan pergi kesuatu tempat yang jauh dari perkotaan, sebuah rumah yang telah lama ditinggalkan oleh pemiliknya sejak tahun 2003 yang lalu setelah sebelumnya juga dihuni oleh orang namun kini ditinggalkan.

Rendy berangkat tidak sendiri melainkan dengan ketiga temanya, Tovan, Haris, Ridwan kini Rendy jemput mereka bertiga bertemu di jalan Pahlawan. Dengan muka ceria dan penuh semangat Rendy membuka pintu mobil dan menyapa mereka bertiga, rasa senang terlihat dari ke empat muka mereka senyum dan tawa juga terpancar setelah kurang lebih 3 tahun tidak bertemu. Tujuan perjalanan mereka untuk berlibur sinambi reunian berempat setelah tiga tahun tidak bertemu karna kuliah.

Mereka berangkat kearah utara dari tempat mereka tinggal, didalam mobil tak ada habisnya mereka berbicara berbagai hal. Haris masih sama dengan tingkah konyolnya dia suka berbuat aneh-aneh. Lagu Linkin Park masih berputar, asep rokok keluar dari mulut mereka.

Obrolan mereka dari kisah tiga tahun yang lalu terakhir ketemu sampai sekarang ini semua dibicarakan, suasana dalam mobil semakin seru. Rendy yang memegang kemudi terus melajukan mobilnya.

Setengah perjalanan mereka berhenti untuk istirahat di rest area, perjalanan masih setengah lagi kini gentian yang pegang kemudi si Haris. 20 menit setelah istirahat mereka melanjutkan perjalanan.

Karena Rendy ngantuk, Haris kini yang memegang kemudi, dengan tatapan tajam kedepan pedal gas diinjaknya dalam dengan lihai mengendarai kecepatan tinggi selap selip makin lama makin gak jelas mobil jalan zig-zag. Rendy yang mulai tertidur kebangun kepalanya terbentur akibat kelakuan Haris mengemudi, semua teriak ke Haris dan menatap Haris dengan kemarahan.

‘kalian kenapa sih kok liatin aku semua?’.
‘eh Ris, aku masih mau hidup, bangkee kau ini’.
‘kalian nyantai aja, bentar lagi nyampe ini. Rokok mana, rokok?’.

Tak lama kemudian akhirnya mereka sampailah di sebuah rumah tempatnya berada di ujung terpisah dengan rumah lainya, letaknya tidak terlalu jauh dengan rumah yang lain. Mereka keluar dari mobil dengan menarik nafas dalem dan mengeluarkanya, rasa senang terlihat dari wajah mereka, yang merasa lega akhirnya sampe juga ke tujuan.

‘ayo kita masuk, gooo’.
‘kuncinya mana Van?’.
‘bukan sama aku Rend’.
‘ini kunci, buru masuk’. Kata Ridwan.

Ridwan membuka pintu, mata Ridwan terpana saat melihat dalam rumah. Begitu juga dengan Tovan, Haris, sama Rendy. Satu kata yangterucap dari mulut mereka ‘wooww’ sungguh bagus, cuma kondisinya kotor udah lama ditinggal sama penghuni sebelumnya.

‘kok ini rumah isinya masih lengkap, liat lah ini lukisan juga masih bagus, kok ditinggal begitu aja ya?’. Tanya Tovan.
‘jangan-jangan ini rumah gak bener ini’.
‘gak bener gimana Ris?’. Tanya Ridwan.
udah gak usah ngomong yang kagak-kagak, buruan taro barang kalian kita rapihin nih rumah’.

Rumah dengan ukuran yang tidak terlalu besar kini sudah bersih dan rapih, nampak terlihat dengan gaya klasik tahun 70an namun, juga tak kalah keren kalo di banding dengan rumah jaman sekarang.

Hari pertama terewati dengan tenang, Rendy yang bangun duluan ke ruang tengah menuju sebuah speaker active memutar lagu Linkin Park, With you dengan volume kencang, Haris, Ridwan sama Tovan yang lagi tidur kebangun karna ulah Rendy.

Terdengar seperti suara orang mengetuk pintu rumah, Rendy yang mendengar remang-remang mengecilkan volume music. Berjalan menuju pintu depan dan membuka pintu, berdiri lah seorang pria yang menanyakan bagaimana semalem tinggal di rumah ini, Rendy menyuruhnya masuk namun, orang tersebut tidak mau masuk hanya melihat lihat dalam rumah dari pintu sambil berdiri. ‘oh yaudah kalo baik-baik saja’ pria tersebut pergi pamit. Rasanya aneh seorang pria yang datang hanya menanyakan keadaan semalam, ini sungguh aneh dan tak dimengerti sama sekali oleh Rendy.

Tak lama kemudian terdengar lagi suara ketokan pintu, Rendy membukanya lagi. Kini seorang lelaki tua berdiri depan pintu dan menanyakan apakah ada kejadian semalem di rumah ini. Karena gak ada, lelaki tua itu kemudian pergi meninggalkan Rendy yang berdiri sambil memegang pintu.

Ridwan yang baru bangun cuci muka sambil mengelap muka dengan handuk mengganti lagu yang sedang diputer, lagu Linkin park diganti dengan lagu NOFX yang berjudul Beat the meek sambil mengambil rokok Ridwan bergoyang mengikuti irama lagu, dan menanyakan siapa tadi yang datang.
Sambil duduk dengan rokok yang dihisapnya Ridwan memanggil Tovan sama Haris yang masih tidur. Beberapa panggilan tak terjawab Ridwa berdiri berjalan mendatangi Tovan sama Haris yang masih lelap dengan tidurnya. Sedangkan Rendy masih bingung dengan dua orang yang datang tadi.

Hari semakin siang mereka pun merasa lapar Ridwan mengajak Haris sama Tovan untuk keluar beli makan sedangkan Rendy menunggu di rumah. Ridwan, Haris, juga Tovan keluar menggnuakan mobil mencari tempat makan. Letak rumah yang termasuk didalam mengaharuskan mereka pergi ke kota yang jaraknya 18 mil.

Rendy yang berada di rumah sendirian, dia melihat-liat isi dalam rumah, banyak terdapat tumpukan kardus yang bersisi barang yang sepertinya tidak terpakai dan beberapa benda-benda masih merserakan disebagian rumah.

Tak lama terdengar suara pintu yang diketuk, Rendy segera membuka pintu. Nampak seorang lelaki setengah baya dengan postur badan yang gede menyapa Rendy. Rendy mempersilakan orang tersebut masuk, mereka duduk di sofa. Rendy yang dengan rasa penasaran sama orang tersebut memulai membuka obrolan.

Lelaki tersebut duduk sambil melihat liaht dinding rumah, mata lelaki tersebut tertuju pada sebuah lukisan pohon yang tertempel didinding sebelah kanan ia duduk. Dengan tatapan penuh pemahaman, Rendy menanyakan kenapa dengan lukisan itu.

Lelaki ini mulai menceritakan kisah yang terjadi di tahun 1997 silam, bahwa rumah yang dihuni sekarang ini dulu milik keluarga Yoyok mereka tinggal dengan keluarga kecilnya dengan tiga orang anak. Namun, anak yang ke tiga dia mengalami kelainan setelah dua hari sebelumnya demam panas tinggi. Entah kenapa tiba-tiba demam badan panas dan tidak bergerak sampai membuat keluarga panic.

Kedua orang tua memanggil dokter terdekat guna memeriksa keadaan anaknya, ketika dokter memeriksa sama sekali tidak kenapa-napa, menurut medis tidak ada gejala demam badanya normal tapi yang beda, udara dekat tubuhnya panas sehingga badan seperti orang demam. Hingga saat malem hari semua pada tidur dia terbangun karena merasa sakit dikepalanya, ia berjalan menuju dapur entah mengapa dia mengambil pisau memporak porandakan isi dapur, kedua orang tuanya terbangun dan juga dua kakaknya.

Dengan tatapan tajam dan mata memerah pisau yang digenggamnya ditusukan ke ibu nya yang kemuadian ke ayahnya. Kedua kakaknya yang panik berteriak minta tolong, namun na’as mereka ditikam terlebih dahulu. Darah berceceran dilantai, saat itu ia pergi berlari ke arah hutan. Lukisan itu merupakan benda kesangan anak tersebut, anak itu yang melukis saat kondisinya tidak normal.

Rendy yang sedang mendengarkan cerita tersebut dengan seksama tetiba berhenti karena Ridwan, Tovan juga Haris telah kembali dengan membawa tas plastic yang penuh dengan makanan. Mereka duduk dengan menatap si lelaki tua dengan penuh pertanyaan.
Lelaki tersebut melanjutkan cerita



3 Sep 2016

Celoteh Awal September

Aku lagi bingung mau nulis apa, mau ngepos tulisan bertema apa. Sampe sekarang masih aja tulisanku gitu-gitu aja rasa-rasanya tuh belum bisa ngebawa orang yang baca ikut dalam cerita, orang aku aja kalo udah selese nulis ku baca kok kek gini amat ya, menariknya dimana juga, datar.

Mau nulis soal kuliner keknya kurang mood kulinernya juga apa yang mau dibahas, palingan sih kalo kuliner nasi goreng, itu pun bikinan sendiri. Iyaa kalo di rumah sering bikin nasi goreng dengan bumbu juga seadanya cuma make bawang merah dan putih, kencur, cabe, garam sama penyedap rasa, udah itu aja.

Nasi Goreng Buatanku, Nasi Goreng Kembang Kol Tempe Mendo
Terus sama bikin es sirup cocopandan tape singkong juga sama es sirup cocopandan  tape singkong+nangka.

Es Sirup Cocopandan Tape Singkong+Nangka
Apa lagi ya, eumm… oh iya kemarin ke pasar belanja, walaupun cowok aku mah belanja ke pasar udah biasa. Beli sayuran, cabe dan kawan- kawan. Kemarin tuh ke pasar Prembun kalo kepasar Prembun yang mesti tek beli itu martabak, padahal mah rasanya biasa gak ada istimewanya tapi gak tau kenapa, mungkin karna aku suka sama makanan yang sejenis itu martabak telor, mendoan, bakwan, tahu.. jadi mesti beli kalo ke pasar Prembun.

Martabak Pasar Prembun yang Sering Aku Beli
Kalo di Pasar Kutowinangun yang pasar lawas sampe apal sama aku, pernah tuh di tanya katanya salut liat aku cowok mau belanja, gak Cuma yang di pasar orang warung tempatku aja iya, gumun kalo aku mau belanja gitu.

Lha sekarang gimana ya, orang yang di rumah itu tuh aku, adekku dua kuliah cowok juga, kakakku perempuan di Jakarta. Jadi ya kalo soal belanja itu biasa bagiku, sampe apal kalo harga naik, cabe naik tau, harga kentang perkilo tau juga.

Kalo di rumah juga masak, bikin sop gampang, tumis menumis bisa, masak air gak perlu ditanya, bikin mendoan pasti bisa udah biasa, nasi goreng bisa. Sambel berbagai sambel lihai apalagi mie instan udah jelas jago.  Kadang kepikiran buat masak bikin restoran sendiri gitu,  kadang juga bereksperimen kalo masak kadang enak kadang kagak.. hmm ya gitu lah.
Terus ini kemarin sama adekku beli siomay ke alun-alun Kebumen siang panas-panas, enak rasane, beneran, coba aja kalo gak percaya. Udah belinya jauh panas panasan pake dibugkus dimakan di rumah asli itu lebih enak karna ada perjuanganya gitu panas panasan jauh kena asep truk yang item gitu muka sampe kucel. Harganya seporsi sebelas ribu, termasuk mahal juga sih segitu.

Siomay Alun-alun Kebumen, Rasanya Pecah
Kalo soal kuliner paling seneng tuh baca postingane mbak Nita. Sebenernya juga pingin review film tapi belum bisa, aku mah kalo nonton film itu kadang gak ngerti jalan ceritanya bagus apa jelek tuh ceritanya apalagi terutama yang film action, kalo fim action mah yang penting seru berantemnya, ledakanya, tembak menembaknya. Kalo trailer terutama yang horror trailer itu yang penting bunuh menbunuhnya itu menegangkan, kalo drama males nonton apalagi drama romance. Kalo soal film tuh si Icha jago dia review pembawaanya enak bikin ngakak juga kosa kata baru yang aku gak ngerti jadi ngerti.

Tiap hari kerjaanku paling tidur, makan, main tempat Gadol sampe bosen kali tuh Gadol, aku mah masa bodo mau bosen kek mau enggak kek tetep aja aku dateng. Nyari kopi kalo tempat Gadol sama rokok, dia ini sahabat dari kecil dari masih ingusan belum tau galau, belum mersakan sakit hati. Sampe sekarang masih bareng kebetulan juga dia di rumah, pas banget aku pulang ke rumah selese kuliah dia juga pulang rumah selese kerjaan, dia kerjanya pindah-pindah dulu, sekarang katanya pingin di rumah dulu.

Katanya, bukan katanya juga sih harga rokok mau naik, sebagai perokok mungkin aku akan berhenti merokok, gila aja rokok yang delapan belas ribu jadi lima puluh ribu. Rokok paling murah jadi 30an ribu. Delapan belas ribu aja belinya gak tiap hari apalagi sampe 50 rb. Mendingan ditabung buat beli prenagen, juga buat nanti ngelamar orang IM.

Cukai Rokok Naik, Harga Rokok Naik Jadilah Cuti Merokok.
Kemarin dari Magelang juga acara Job Fair ternyata malah sampe sana cuma dapet lamar satu yang sesuai sama bidangku yang lainya buat SLTA, D3 yang S1 Ekonomi sama IT. Udah jauh panas-panasan pake macet lama kena karnaval di Salaman juga hmm.

Ke Job Fair malah kek depkolektor gitu aku sama Gadol, pake jaket item tebel jaket yang buat naik gunung gitu. Badan gede, muka item kena asep truk lengkaplah sudah, orang litany juga keknya gimana gitu.

Job fair itu dalam rangka ulang tahun Jateng yang ke 66, Jateng gayeng. Rame banget disana tuh pengunjungnya dari anak-anak sampe orang tua. Banyak yang bareng keluarga, ada juga yang sama pacar. Dalam acara ini selain Job fair ada juga hiburan, acara band, kuliner, batik de el el. Perjuangan buat dapet kerjaan. Sepusing pusingnya karna kerjaan tuh masih mending daripada pusing karna nyari kerja.

Hari Jadi Jateng, Sekalian ke Job Fair
Aku jadi kepikiran buat nulis, bikin novel gitu keknya keren deh kalo bisa bikin. Banyak ide juga sih di kepala ini, dari horror trailer, action sama kisah documenter sewaktu kuliah gitu. Kalo mau nulis ngerasa keknya tulisanku belum enak dibaca, belum bisa bikin pembaca jadi terbawa dalam ceritanya gitu. Kadang udah nulis dapet 6 halaman 9 halaman eehh buntu ngebleng gitu ditambah lagi malesnya itu kalo dah depan laptop buka word mau nulis langsung bleng.

Aku mikir mau nulis apalagi gitu yang bikin menarik pembacanya banyak gitu, bikin syair bisa sih udah beberapa ada di postinganku keknya kalo syair ya gitu lah coba kalo bisa bikin nada tek bikin lagu itu tek rekam, sayangnya kagak. Nulis cerpen apalagi, kayaknya banget belum bisa bawa pembaca jadi kebawa dalam cerita, aku yang nulis sendiri aja kalo baca kurang enak apalagi orang lain. penyusunan kata dan kalimatnya juga belum enak buat dibaca. Jadinya rada males.

Mau nulis ngebahas lagu, lagu yang kusuka cuma Avenged Sevenfold, tiap hari ku puter. kalo lagu yang baru aku gak tau, mau review juga susah gak tau artinya juga.

Haduuhh kemarin sore ketemu sodara ditanya pacarnya mana? Kapan mau nikah?? Lhaaa…. Aku masih mikir kerjaan, masih nyari kerja maksudku pakde. Sungguh ini pertanyaan yang selalu aku jawab dengan senyum kalo di tanya, ‘kapan nikah? Pacarnya orang mana?’. Terus satu lagi pertayaan yang ku jawab dengan muka dan senyum datar saat ditanya ‘kerja dimana?, sibuk apa sekarang?’. Bukanya apa, aku itu bingung jawabnya aja gitu.

Sebagai orang yang masih sibuk lamar sana lamar sini kadang kurang enak juga kalo ditanya temen. Mau chat aja rasanya gimana gituu.. kalo ada orang yang chat aku mah balesnya cepet gitu.

Eh iya ini bentar lagi Idul adha, kalian yang mau pada qurban selamat ber qurban. Gak usah jawab kalo jawaban yang akan dilontarkan ‘aku korban perasaan’ itu jawaban kadaluarsa. Ngomong soal qurban aku jadi inget sama Kerbau, waktu kappa itu aku liat diberita kalo populasi Kerbau sekarang dikit tinggal beberapa ekor di Indonesia. Jumlah terbanyak itu kalo gak salah di Kudus.

Aku gak kebayang kalo nanti Kerbau punah, padahal dari kecil itu aku punya keingnan kalo nanti udah bisa qurban akum au qurban Kerbau. Tapi sekarang jumlahnya dikit, dan aku juga udah lupa kapan terakhir kali liat Kerbau langsung. Waktu masih kecil ada beberapa orang yang melihara Kerbau, sekarang udah gak ada lagi. Kerbau jangan sampe punah, dagingmu itu enak.

Perlu dikembangkan ini ternak Kerbau, gak cuma Sapi terus. Emang sih kalo Kerbau itu lebih susah karna perlu lahan buat bermain. Kalo Kerbau banyak kan bisa tuh ganti daging Sapi apabila lagi mahal, jadi gak harus Sapi, daging Kerbau pun enak dan harganya gak begitu mahal. Jadi pingin melihara Kerbau kalo punya selusin kan lumayan.

Udah ini aja bahasanku, makasih banget yang udah baca, ninggalin komentar. Aku ucapkan terimakasih banyak buat para blogger/ orang yang sering mampir serta koment di blogku ini. Kalian sangat berarti buat aku nulis, jadi aku nulis ini rasanya gak percuma. Terimakasih udah berkunjung dan udah baca juga koment. Maturnuwun sanget.

Selamat menanti Hari Raya Idul Adha, dan Selamat Hari Raya Idul Adha.