5 Jan 2016

Rasa nyaman

Kalo kemarin ada temenku yang nulis kisah penyesalanya dan minta di posting di blogku ini, sekarang ada lagi yang ingin curhat lewat blogku ini. Monggoh di baca semoga bermanfaat.

Sumber gambarnya disini
Dipenghujung tahun 2014 lalu, aku (Dona, yang jelas buan nama asli) tak menyangka akan bertemu dengan seseorang yang membuat hatinya resah tanpa tau tujuan. Kala itu aku berkenalan dengan Reza, teman baru di komunitasnya yg bakal jadi team penelitiannya. Mandat dari kampuslah yg mempertemukan kami. Kami dari satu kampus, satu angkatan namun berbeda jurusan. Team yang beranggotakan 15 orang, 12 orang cowok dan sisanya cewek. Aku sendiri bukan cewek populer di kampus, bukan cewek sosialita kekinian dan juga bukan cewek dengan segudang prestasi mentereng. Aku hanya cewek biasa yang ingin terlihat ceria meski sehancur apapun isi hatiku. Singkat cerita, riset berjalan 1 bulan dan mendapat nilai yang bagus. Pertemuan yang intens mulai mengakrabkan kami. Kebetulan riset dilakukan di daerah yg jauh dari kampus dan mengharuskan kami untuk tinggal selama 1 bulan di daerah tempat kami melakukan penelitian. Interaksi antara ke 15 orang ini menjadi lebih dekat, terlebih antara aku dan Reza. Di minggu-minggu akhir kita sering bercanda dan bertukar cerita. Dari cerita-cerita itu, aku baru tahu bahwa Reza sedang berusaha keras untuk move on dari mantannya. Dan sedangkan aku sendiri sedang berusaha memantapkan hati pada pilihanku

     Reza yang setiap hari memercikkan gurauan ternyata penuh dengan kisah yang menyedihkan bahkan sangat sulit dipercaya. Mantannya memutuskan Reza dengan alasan Reza masih kekanak-kanakan cenderung tak masuk akal. Dan dengan segudang alasan lain yang terkesan dikarang. Entah benar atau salah, karena aku hanya mendengarnya dari sisi Reza. Tapi setelah aku beberapa kali tak sengaja bertemu dengan mantannya dan perlahan, aku terseret di kisah mereka membuat aku percaya dengan cerita-cerita Reza. Tak ayal dengan kebiasaan Reza curhat membuatku ingin menumpahkan seluruh kisah piluku kepadanya. Entah kenapa aku cerita jujur kisah hidupku padanya. Pun begitu juga yg dilakukan Reza. Semua kelakuan Reza dari hal kecil sampai besar, aku tahu semua. Penelitian berakhir namun intensitas komunikasiku dengan Reza tak berakhir. Kita jadi lebih sering ketemu dan berbagi cerita. Saat aku sedih, aku menangis sejadi-jadinya di pundak Reza. Begitu juga saat Reza dengan beban pikiran yang menggelayuti, ia ingin bertemu dan menghabiskan waktu denganku. Muncul rasa itu, ya NYAMAN. Satu kata yang mungkin bagi kita itu sangat berarti namun bagi orang lain menilai negatif tentang kenyamanan kita. Bagaimana tidak, posisiku saat ini adalah kekasih orang. Kekasihku ada jauh di sana, komunikasi kita hanya hitungan jari dalam 3 bulan karena tuntuan kerja dia yang sulit untuk berkomunikasi. Aku dan kekasihku lain kota, komunikasi jarang, pertemuan apalagi. Keraguan orang tuaku yg membuatku ragu untuk memantapkan hatiku pada pilihanku perlahan mulai menyelimutiku. Meski kelak aku yang akan menjalani, namun orang tua pasti lebih tau mana yg terbaik untuk anaknya.

 Kedekatanku dengan Reza membuat banyak orang bertanya-tanya. Bahkan tak sedikit orang yang menilai kita pacaran. Disela waktu luang, Aku dan Reza pasti pergi hanya untuk berbagi cerita dan bertukar gurauan. Satu hari, saat kita memutuskan untuk pergi ke pantai, entah darimana awalnya Aku dan Reza bergandengan tangan jalan berdua layaknya pasangan kekasih. Aku dan Reza sadar, sikap kita satu sama lain bagaikan pasangan. Perhatian kita, peduli kita dan yg jelas kata SAYANG antara kita. Rasa itu tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. Aku ingat saat pertama kali Reza mengatakan sayang padaku. Rasa cemburu pun muncul dan tak kita sadari.

Sumber gambarnya klik aja
     Suatu ketika ada masalah yang membuat kami bertengkar hebat. Sejak kami kenal, itu kali pertama kali Reza memperlihatkan amarahnya di depanku, begitu juga aku. Singkat, sangat singkat pertengkaran hebat antara kami. Keesokan hari setelah kami bertengkar, Reza mengjakku mengunjungi sebuah tempat wisata. Mungkin tujuan dia untuk mencairkan suasana yang sebelumnya sempat memanas. Seketika susana cair dengan gurauan kami. Disela canda tawa kami, Aku menceritakan pada Reza mengenai mantanku yg berada satu kota dengan kami menginginkan kami bertemu. Sebut saja mantanku Awan. Awan ingin bertemu denganku dan mengajakku pergi ke suatu tempat. Ketika aku bercerita, Reza diam dan hanya menarik senyumannya. Beberapa hari setelah itu, Reza menyatakan kalau dia cemburu saat Aku menceritakan maksud Awan menghubungiku tempo hari. Namun tak ku duga kata yang keluar dari mulutnya. Cemburu??? Ya kata itu lah yang keluar dari mulutnya. Entah Aku harus senang atau sedih karena Reza cemburu padaku. Tapi akupun menyatakan kalau akupun merasakan hal yg sama ketika Reza jalan dengan cewek lain. Tanpa aku sadari, Reza selalu menurut apa perkataanku. Dia selalu ikuti nasehatku, begitupun aku. Meskipun masih sering dia melakukan hal-hal yang sering ia perbuat dulu. Namun apa yang buruk dalam kisah hidup Reza perlahan ia hilangkan dan berubah menjadi sosok yg lebih baik dari sebelumnya. 

Pertemananku dengan Reza mengundang banyak pihak diantara kami seolah tak menyetujui kedekatan kami. Entah apa alasan mereka tak menyukainya. Aku dan Reza tak pernah mengganggu kehidupan orang disekitar kita, tapi mengapa mereka menatap mata tajam saat melihatku bersama dengan Reza. Sampai Aku merasa tak tahan dengan sikap orang-orang disekitar kami dan Aku mengatakan pada Reza kalau sebaiknya kita menjauh. Aku hanya tidak ingin Reza merasa tidak nyaman ketika berada disekitar temannya. Begitu juga Aku. Tapi seketika itu aku tak menyangka. Reza menangis di depanku dan memelukku hanya untuk memintaku tetap ada di dekatnya. Tetap bersamanya seperti sedia kala. Apapun alasannya, Aku juga tak ingin jauh dari Reza. Sehari kita tak jumpa bagai ruang kosong yg menganga. Kita hanya teman, sahabat bahkan saudara. Ya, Aku dengan Reza menganggap kami hanya sebatas saudara dengan KENYAMANAN diantara kita berdua. Meskipun rasa sayang, rindu dan cemburu tak pernah hilang di hubungan kami. Tapi kami tetap NYAMAN seperti ini. Karena NYAMAN kita sebatas saudara tidak lebih, bahkan tidak ada rasa Cinta layaknya pasangan kekasih.

hmm... udah dua orang curhat di bloggku yang kisah penyesalan cowok yang ini cewek udah beda orang gak ada kaitanya sama yang penyesalan. udah dua berarti postingan nge-galau asmara.. padahal niatnya blog ini bukan untuk galau tapi gak papa lah sama temen deket juga.. bisa jadi juga kalo ada lagi yang model beginian. yaa begitulah kisahnya ada yang pernah ngalamin, atau sedang ngalamin?

*kebumen pagi hari 05 januari 2015.

56 komentar:

  1. Balasan
    1. iya nih mba nis, postingan berikutnya insyaallah udah gak meloow.

      itu di meja makan tisunya bang

      Hapus
    2. wah itu mah tisu lap makan bukan tisu air mata.

      Hapus
  2. Duuh, bener banget ini mah. Rasa nyaman itu timbul tanpa kita sadari. Kayak Dona, meskipun dia udah punya pacar, tapi yg selalu ada kadang bisa ngalahin yg ada di hati.

    Ini yg curhat kenapa pada galau galau semua ya mas. Wkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tertipu sama rayuan maut ya ?
      Yang jauh terkalahkan sama yang dekat.

      Hapus
    2. pernah terjadi padamau ya lan.

      iya ini lan aku juga kurang tau, mungkin mereka kecilnya gak pernah jatuh.

      Hapus
  3. ah aku jadi ingin dipeluk.
    Kalau menurut pengamatanku selama ini, awal mula orang cuma bercerita dan bercanda. Berkeluh kesah. Tapi lama-lama tumbuh rasa cinta. Apalagi cewek itu tidak kuat jika mendengar kata iba dari teman dekatnya. Perasaan keibuan langsung tumbuh dan ingin memenangkan. Walau cowok itu niatnya cuma ingin diperhatika atau memancing perhatian. Intinya itu cara lelaki untuk merayu perempuan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ooh jadi bang djangkaru kalo ngerayu sama cewek gitu toh.

      Hapus
    2. Pengalaman pribadi jika merebut cewek yang tlah punya pacar jauh.

      Hapus
  4. Inilah mungkin yang disebut dengan orang yang terjebak terlalu lama dalam zona "friend zone" jadi terlalu nyaman dan akhirnya hanya bisa jadi temen aja, kalau sudah seperti ini susah juga yah,,, apa mungkin ceweknya yah yang suka memberikan harapan palsu,, dunia percintaan emang selalu kejam yah bro... malang bener nasibnya

    BalasHapus
  5. sering curhat adalah pintu pertama dari kedekatan, kenyamanan, & jatuh cinta. tinggal bagaimana kita mau membuka pintu seutuhnya atau menutupnya kembali hanya karena orang orang disekitar kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yups bener itu, tinggal bagaimana kitanya.

      Hapus
    2. ah, jika cinta telah datang susah untuk diusir pergi.

      Hapus
  6. tidak ada rasa cinta tapi ada rasanya sayang dan cemburu ?

    BalasHapus
  7. mengharukan, kira-kira kapan nih yang punya blog mencurahkan kegalauannya dimari juga?

    BalasHapus
    Balasan
    1. besok kalo blogmu udah gak mosting yang aneh-aneh udah gak melucu, *gak ding hehe...
      yang punya blog gak mencurahkan dimari.

      Hapus
  8. Yang cantik, Yang ganteng, Yang kaya, Yang Keren kalah sama yang bikin Nyaman.

    BalasHapus
  9. Ini ada unsur LDR-nya walaupun sedikit. Duuuh. Ketemu lagi sama cerita LDR. Bahahahaha :'D

    Yaaaah. Kadang gitu sih kalau dua lawan jenis kalau udah bersahabat dekat. Jadinya baper sampe cemburu-cemburuan. Semacam takut kehilangan gitu. Tapi tergantung individunya juga sih. Ada yang bisa bersahabat tanpa ngerasain cemburu. Biasa aja. Beda-beda tiap orang sih ya. Semoga si Dona dan Reza memang begitu yang terbaiknya ya, Di. :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. ciiee yang LDR, kayaknya LDR melekat samamu ya cha.

      ya begitulah cha kalo udah deket si nyaman dateng, ya emang tergantung individunya ya cha.
      ya semoga itu yang terbaik buat mereka.

      Hapus
  10. Terlalu nyaman sama orang lain itu susah ya, kadung nyaman eh sadar kalo sudah ada yang punya.

    Btw bang ini buka sesi curhatan apa gimana ya? Kalo mau curhat dipungut biaya gak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya riz nyaman emang hebat lebih bahaya dari cinta.

      hahaa.. enggak, cuma ada temen aja yang pingin curhatanya di baca sama kalian para blogger. gak ada biaya gratis, kalo mau ngasih biaya mah gak ku tolak. hahaha..

      Hapus
  11. Kok sebelum baca artikel ini, aku baca artikel tetangga yang mirip-mirip bisa jadi alasan terjadinya ini semua:
    https://parmantos.wordpress.com/2016/01/05/gravitasi-hati/

    Kenapa Reza dan Dona nggak bersatu saja?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya karna kan banyak mungkin yang mengalami beginian, jadi banyak juga yang mencurahkan curhatanya.

      karna mungkin yang terbaik begitu.

      Hapus
  12. Duh nyesel baca postingan temen lo, huahahaha

    Lo gak pengin muntah bacanya? eh maap

    sebenrnya menarik, sedih, tapi aku lagi gak suka baca yang mellow2

    BalasHapus
    Balasan
    1. waduuuhhh..

      enggak lah.

      salah masuk berarti ya. santai aja postingan berikutnya gak mellow.

      Hapus
  13. pernah ngalamin kek gini juga nih gue, rasanya pengin garuk2 tanah aja gitu :')

    jdi pengin curhat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. cieee yang pernah ngalamin, sampai pingin garu2 tanah.

      ya curhat aja lam, tulis unek-unekmu.

      Hapus
  14. cemburu sama mantan si doi? ah.. cemen reza ah..
    sepertinya memang nggak ada hubungan yang anteng2 aja. pasti selalu aja ada berantem2 nya

    BalasHapus
  15. terlalu lama di zona nyaman jadi nggak enak juga menurut gue. dulu pernah ngalamin kek gini, jadi waktu mau ngungkapin sayang jadi ketahan dengan pemikiran "gue kalau nembak kalau nggak diterima gue nanti jadi yang tercampakkan enggak ya?" kalau enggak seperti ini "gue mau nembak dia, tapi takut ganggu kehidupan dia. gue takut kalau nanti gue jadi beban pikiran di dia"

    asyonnnn,,,,, malah gue juga curhat disini.
    bangke!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. wooo... gitu toh, sekarang udah gak kan.

      gak papa curhat, gak ada tulisan "dilarang curhat" juga.

      Hapus
  16. Salam kenal Dona! *eh

    Iya aku setuu sama kata kta di foto di atas tuh, karena nyaman kadang bisa bikin lupa kalau kita hanya sebatas teman *euh

    Dan ga asinknya, dengan modal nyaman trus pacaran..
    waw..
    Teman ke pacaran sih bisa, tapi kalau udah berantem dari pacaran ke teman itu yang susah

    *eh kok curhat hahha

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal juga..

      pernah ngalamin kah.

      di bikin asyik aja.. hahaha..

      hmm..
      gak papa curhat .

      Hapus
  17. Rasa nyaman emang terkadang bisa bikin rasa sayang dan cemburu *pengalamanpribadi

    BalasHapus
  18. Numpang buka lapak ya bang 😭😁😂 galauli" rasa manis yg pernah ada atau baper renyahnya bikin hati jadi rapuh 😁

    BalasHapus
  19. Haduh postingan ini bikin baper. xD

    Rasa nyaman itu kadang emang buta sama status di antara dua orang yg lagi deket, status sebagai teman, misalnya (baca: friendzone). Gak heran kalau Reza dan dona jadi saling sayang, rindu dan cemburu, meskipun mereka adalah saudara. Aish :"

    Banyak juga yang pernah ngerasain kayak gini, aku juga pernah. Ahahah

    BalasHapus
  20. Kasian juga kalo sama-sama sayang ujung-ujungnya gak bisa pacaran-_-

    BalasHapus
  21. Sedih euy. Ini ngapa belakangan ceritanya tentang baper-baperan terus, ya? :')

    Btw, gaya penceritaannya narasi banget, ya. Dialognya nggak ada. Jadi kurang greget. :(
    Tapi udah keren. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. ini curhatan temenku, iya ini yog dari kemarin kyak gini.

      kalo dikasih dialog kebanyakan ntaryang baca jadi males. makasih.

      Hapus
  22. aih... dahsyat deh :)
    ga bisa komentar deh, bahaya
    wkwkwkwkwk

    secara dulu nyaris pengalaman kayak gini, nyaman denger curhat, eh... (isi sendiri)

    BalasHapus
  23. Wah keren nih, blognya bisa disewa-sewain buat nulis cerita seseorang langsung dari orangnya....

    Ahahaha.... bisa dong bisikin berapa nominalnya setiap post?
    *kaburrr*

    BalasHapus

apalah aku nulis tanpa pembaca, kalo udah baca tinggalin jejak ya dikolom komentar.