29 Mei 2019

Nasi Goreng

hari ini adalah hari terahir masuk kantor di bulan ramadhan ini, besok kamis sudah libur alhamdulillah seneng rasanya hati ini walaupun sebenernya lagi sedih karena....... ah sudahlah
yupp besok sore saatnya pulang kebumen, hari ini di kantor sendiri iya jaga kantor karena yang lain pada sidang.. kenapa aku di kantor? karena jadwalku nanti sian pendampingan di lapas 

oke, lama rasanya tak aktif lagi di blog tak menulis juga dan gak tau juga temen temen blogku masih pada aktif atau dah nonaktif, semenjak laptop rusak dah gak ngeblog.. nulis pun ini di kantor pas posisi luang pake laptop kantor

apa kabar kalian yang baca ini??

ahir ahir ini aku lagi kepikiran untuk nanti bisa buka resto nasi goreng, iya... resto nasi goreng, sederhana aja khusus menunya nasi goreng. karena aku suka banget yang namanya nasi goreng tapi, ada lain juga yang aku suka selain nasi goreng. bakso itu juga paling aku suka, seblak juga aku suka tapi yang kepikiran nasi goreng

nasgor law itulah nama resto yang sekarang ada dipikiranku dan untuk menunya nanti ada nasi goreng pledoi, nasi goreng the firm, nasi goreng to kill a mockingbird, nasi goreng kasasi, nasi goreng primal fear, nasi goreng somasi yaa sementara itu nama menunya, jadi nama menunya itu tek ambil tentang hukum dan dari judul film tentang hukum yaa maklum lah kan aku orang hukum hee

kalo sekarang ini aku lagi suka makan nasi goreng padang di semarang letaknya di jalan hasanudin tapi untuk nomernya lupa hehee
asli enak itu nasi goreng padang, jadi ini udah lama aku pengen nulis nasi goreng padang tapi baru kali ini kesampaian ya walaupun cuma sekedar nulis gini. jadi waktu itu aku masih baru tinggal di semarang iya sekarang aku di semarang setelah kesana kemari tinggal kota sana sini akhirnya sekarang di semarang kek jodoh lah gak akan kemana walaupun dah pacaran sama dia dia dan dia kalo jodoh ya nikahnya sama kau, iya gak??.... oke lanjut, 

jadi waktu itu aku sama temen temen kantorku 4 orang kalo gak salah, sore sore hujan eumm dan lupa itu habis acara kemana. kami mampir ke nasi goreng padang yang kata mereka ini enak, dan karena aku suka nasi goreng dan baru pertama denger nasi goreng padang aku langsung oke aja tanpa pikir cuy udah kek mau ketemu pacar aja yang jarak semarang jakarta

tapi yang parahnya waktu itu aku salah pesen level, aku kira itu level lima level maksimal gak pedas pedas bangetlah masih bisa tek tahan, mba vita aja yang ratu pedas gak level lima... edyan itu pedee luar biasa asli dan aku kurang menikmati bumbu padangnya karena semuanya kalah dengan pedesenya jadi 87 persen itu rasa pedes tok, aahh kecewa waktu itu aku sampe minum aja habis dua gelas gede masih kurang.. sore itu hujan yang awalnya aku kedinginan jadi keringetan asli edyan pedese poll dan menurutku kalo makan pedes itu ngalahin semua rasanya

jadi itulah awal mula aku makan nasi goreng padang, saat itu pesen nasi goreng yang pete dan petenya itu joss banyak gede gede

lanjut....
dan ini sedikit cerita waktu masih sidang ke wonosobo, jadi di wonosobo itu aku makan nasi goreng dibeberapa tempat dan menurutku yang paling enak itu nasi goreng malibu, iya nama tempatnya cafe malibu itu deket sama pengadilan negeri wonosobo
asli itu nasi goreng peringkat 4 yang pernah aku makan dalam hidupku, nasi gorengnya biasa, tampilanya juga ya kek nasi goreng pada umumnyalah warnanya juga gitu gak beda jauh sama nasi goreng yang pake gerobak dorong.. ehh tapi jangan salah nasi goreng gerobak itu banyak ternyata banyak yang enak juga lho
kalo di semarang banyak daerah undip tembalang, karena aku kos di ngesrep jadi ya disitu itulah

tetep nasi goreng terenak nomer satu itu nasi goreng masakan emak, gak cuma nasi goreng, masakan apapun paling enak di dunia dialam semesta ini ya masakan emak... kalo untuk nasi goreng masakan emak itu asli beda, dari kecil dulu yang aku tau ya nasi goreng rasanya gitu (masakan emak) jadi kalo emak masak nasi goreng itu bumbunya garam, cabe, kencur, bawang merah, bawang putih, gula merah ya udah itu aja, cuma kalo aku yang masak kadang aku tambahin ketumbar 

jadi itulah aku lagi merencana untuk buka resto nasi goreng, dan kalo untuk minumnya cukup teh sama jeruk dingin/panas sama air mineral

nasi goreng the hill bukit sari semarang enak juga lho dan itu tampilanya menarik dengan warnanya yang menggoda banget dan itu gak mengecewakan

eummm..... terus apalagi ya ummmm.... jadi nasi goreng itu adalah masakan favoritku aku suka nasi goreng

udah ini aja ahhh... adakah yang membacanya?? tolong tinggalin jejak dong kalo ada yang berkunjung atau nyasar baca tulisanku ini, biar aku tau kalo kamu disitu

terimakasih 
semoga hari anda menyenangkan, selamat hari raya idul fitri (menanti) selamat mudik bagi yang mudik



9 Mei 2019

anatomi tangga


Suasana terasa ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang melintasi jalan. Lampu kafe terasa syahdu dengan cahaya kuning yang redup tapi mampu menerangi ruangan yang berukuran sedang ini. Seorang pelayan menghampiriku yang sedang duduk memerhatikan isi kafe tersebut, dengan senyum ramah mengenakan jilbab biru dengan kaos yang dirangkap dengan jaket coklat. “mau pesan apa mas, silakan” katanya dengan sambil menyodorkan buku menu. “iya makasih ya mba”. “tunggu atau saya tinggal mas, silakan” “tunggu aja mba sebentar saya cuma mau pesan kafelatte sama mendoan” “baik mas, tunggu sebentar ya” “iya makasih banyak mba”.
Ini pertama kalinya aku berkunjung ke kafe ini dan ternyata disini terasa nyaman walau tidak dengan pemandangan kota semarang malam dari atas. Iya ini mungkin karena aku yang merasa lelah atau memang ini beneran nyaman untukku. Sekeliling terdapat beberapa pelanggan yang sedang menikmati makanan dan minuman yang dipesanya.
Udara malam mulai terasa dingin, walau ini tidak sedingin di semarang atas. Malam ini menunjukan pukul 10.43 malam dan aku belum pulang ke kos setelah pulang dari kantor.
Aku mulai mengambil hape yang ada saku kanan celana untuk mengecek mungkin ada pesan entah dari siapa atau syukur pesan dari seorang yang aku harapkan. “permisi mas, ini kaffelattenya sama mendoanya” “oh hiya mba, makasih banyak ya mba”. Meletakan secangkir kaffelatte dan sepiring tempe mendoan mba nya tersenyum meninggalkan mejaku.
Posisi yang aku suka saat ke kafe dan semacamnya adalah posisi dimana pandangku bisa melihat seisi ruangan, disini aku duduk disebelah kanan dekat dengan jendela, karena disinilah aku bisa melihat seisi ruangan kafe.
Terlihat seorang perempuan yang aku perkirakan usianya 25 tahun mengenakan jaket bomber hitam celana jeans mengenakan jilbab merah tua terlihat sedang mengamati jendela, sepertinya megaharapkan kedatangan seseorang. Ia terlihat gelisah sebentar mengela nafas sambil merubah posisi duduknya. Ah sudahlah kenapa aku jadi perhatikan perempuan itu.. tanyaku dalam hati.
Ini pertamaku datang ke kafe ini, biasanya setiap jum’at malam sepulang dari kantor aku hanya menikmati waktu istirahatku di burjonan sambil menunggu malam dan menikamati ahir pekanku.
Sudah menjadi seperti ritualku setiap jum’at malam ke burjonan, karena disinilah aku menemukan sambal yang begitu enak dengan telor ceplok setengah matangnya yang lezat yang belum pernah aku temukan seenak ini selama aku tinggal di semarang.
Malam ini aku duduk di kafe ini dengan secangkir kaffelatte dan sepiring mendoan kecil yang masih hangat, tatapanku tak bisa mengalihkan dari sesosok perempuan yang duduk dekat jendela mengenakan jaket bomber hitam jilbab merah tua. Sepertinya mba pelayan memerhatikanku yang tak bisa mengalihkan pandangnku ke perempuan itu. Tapi kuharap dia benar benar tidak tau kalau aku tak bisa mengalihkan pandanganku.
Aku memang bukanlah seorang polisi maupun detektif tapi aku tahu kalo perempuan tersebut sedang mengalami masalah. Sesekali aku menggeser kursiku, dan aku berusaha berdiri untuk menghampirinya.
Aku minum kaffelatteku dan aku makan tiga mendoan yang berukuran kecil ini sebelum aku beranikan diri untuk mengahmpirinya. Ku hela nafas. Berjalan menuju meja dekat jendela. “permisi boleh aku duduk disini” “silakan kalau mau mas, saya lihat tadi mas duduk disana dan sudah memesan..”. “oh iya aku memang dari tadi duduk disebelah” aku tak menyangka dan aku tak tahu kalau ternyata dia memperhatikanku. “eumm adakah seorang yang mba tunggu?” tanyaku “tidak.. iya tapi kuharap dia akan datang”.
“adakah masalah yang sedang mba hadapi?” dia menghela nafas sebelum menjawab pertanyaanku. “apakah mas bisa membantu?” “sebisa saya usahakan”. “oh tidak tidak mas tidak perlu tau apa yang sedang saya alami” tidakah pantas seorang perempuan yang telah… ah sudahlah ini sunguh tidak penting. Dia beranjak berdiri dengan ata yang berkaca “maaf mas sepertinya saya harus pergi karena yang saya tunggu sepertinya tidak akan datang.
Aku merasa bersalah menanyakan ke perempuan tadi, ku lihat dia berjalan keluar menghentikan taksi yang kemudian hilang.
Mba pelayan datang mengahampiriku yang masih duduk di kursi perempuan tadi. “adakalanya memang hal seperti ini terjadi” kata mba pelayan dengan jaket coklat yang terlihat menawan di malam itu “maksud mba?” tanyaku dengan nada penasaran.
“mba kenal dengan perempuan tadi?” mba pelayan mengambil gelas dan piring yang berisakan kentang goreng serta membersihkan meja “saya tau kenal, tapi tidak begitu mengenalnya dia beberapa kali sering kesini untuk memesan pesanan yang sama setiap datang kesini dan diwaktu yang sama"
“jum’at depan datanglah kesini aku pastikan kamu bertemu denganya lagi” “oke” aku kembali ke kursiku untuk menghabiskan secangkir kaffelatteku, ohh ini sungguh enak. Lelah telah pergi dari diriku. Dan sepertinya perempuan tadi mempunyai ritual kecil yang sama sepertiku setelah pulang kerja ahir pekan.
“haii mas baru pulang kah?” sapa temen kosku yang sedang duduk di sofa tempat nonton tv dengan seorang perempuan yang aku pastikan pacarnya. “haii juga” sapaku yang tak begitu memperhatikan untuk menambah percakapan, mata ini terasa sangat berat ingin kupejamkan tidur.
Adzan subuh berkumandang membangunkan tidurku, aku bergegas berusaha untuk bangun membersihkan mukaku mengambil air wudhu untuk sholat berjamaah di masjid. Tidaklah ada selain perjalanan yang berat dan panjang selain melangkahkan kaki ke masjid.
Fadli terlihat duduk di sofa tempat nonton tv dengan rokok yang dihisapnya. Seorang lelaki dengan postur badan yang tinggi rambut sedikit berantakan berkacamata inilah sesosok fadli. Dia seorang lulusan fakultas ekonomi Undip yang sekarang bekerja di sebuah perusahaan swasta. Memang tak terlihat seperti orang pekerja, lebih terlihat seperti orang pengangguran.

“sini mas duduk dulu ngopi sama merokok menikmati hari libur yang sangat indah ini” ajaknya sambil menggeser posisi duduknya, fadli ini orang yang belum lama aku kenal setelah tiga belas hari yang lalu dia datang kesini dan kos disini. “gimana kerjaanmu dalam seminggu ini mas?” tanyanya kepadaku yang baru setengah detik duduk di sofa. “terasa menyenangkan seperti meminum secangkir kaffelatte dengan tanpa gula”. Seminggu ini aku merasa seakan bumi semarang yang aku pijak amblas. Memang tidaklah ada baiknya untuk mengeluh. Aku ambil sebatang rokok dan merokoknya 


jika ada yang baca tulisan ini, terimakasih... insyaallah jika akan aku teruskan. jika menarik bagi yang baca ini..