Perhatian !!!
Dihapkan kebijakan pembaca dalam membaca tulisan ini, dalam
tulisan ini ada kata-kata kasar tanpa sensor dan juga alur cerita yang asal
tulis.
Terimakasih telah berkunjung, bagi yang nyasar lanjutin
jangan close tab, ok. Thanks. Selamat menikmati (membaca).
Aku menatapnya sambil ngoceh gak jelas yang sesekali azam
juga menanggapinya, dari membayangkan seandainya punya pasangan seperti
perempuan yang duduk depan kami, aiihh sungguh aku merasa lelaki paling
beruntung di dunia ini. Kata Azam juga perempuan yang bersetelan seperti itu
terlihat cantik. Pendapat kita sama, bagiku perempuan berjilbab itu cantik dan
anggun, elegan apalagi ditambah mengenakan kacamata.
Yang kita lakukan hanyalah menghampirinya untuk berkenalan,
tapi kenapa serasa begitu susah. “Padahal cuma mau kenalan, tapi susah ya
Dii,padahal kita lulusan hukum, kita debat berani, prensentasi berani tapi
untuk kenalan kok rasanya gak berani”.
“Bukanya gak berani, cuma gak percaya diri aja”. Yahh apa
bedanya ya? Ayolaahh ayoo ayoo hampiri dia dan kenalan, berpikir berpikir kata
apa yang pas buat basa-basi mengawali obrolan,
“lihat di senyumanya, wajahnya begitu indah, mereka berdua
kita berdua apa kau punya rasa dan pemikiran yang sama kek aku?”
“Jelas, kita kenalan kita duduk bereng jadi satu-satu kita
semacam… yesss, ayoo”.
Sial kenapa susah banget kenapa gak pede gini untuk
kenalan, seandainya aku punya pacar, aku pingin zram membelikan baju batik,
jaket, kacamata terus pake celana kain yang biasa bukan celana yang ketat yang
melihatkan bentuk tubuhnya.
“Iya betul itu Di, kampret juga kau pemikiranya
keinginanmu, kayaknya kita emang beneran butuh seorang perempuan Di, yang bisa
bikin kita seneng ketawa… kau yang jilbab item Di, aku yang jilbab biru. Yang
jilbab item cantik juga lho”. “iya mereka berdua cantik zram, tapi kalo aku
milih mah aku milih yang jilbab biru lah zram, sialan juga kau”.
Jarak kami duduk hanya beberapa jengkal dengan mereka,aku
tak bisa hentinya menatap wajahnya, fuckk ini sebenernya gak baik menatap gini,
tapi kenapa mau kenalan aja rasa percaya diriku ilang, apa karena dia terlalu
cantik?? Entahlah, dan Azam masih sibuk dengan hp nya yang sesekali dia ikut
juga sama kek aku ngoceh.
Kami berpikiran bahwa mereka sama kek kami yang jomblo gak
ada pasangan, ya iyalah namanya jomblo juga gak ada pasangan. Mereka pasti
orang baik, kek kita lah ya. Ada juga dua cowok yang mencoba mendekatinya duduk
disebelahnya sok ngambil gambar lah, yang satu ngasih kode gitu lah, apaan coba
kalo kami lihat itu mereka cara gak cerdas, kalo mau deketi yang hampiri dengan
baik-baik dengan sopan, wanita adalah mahluk yang paling mulia.
Dan ternyata…… setelah sekian lama tetiba dating seorang
cowok dia datang dari belakang dan menutup mata perempuan yang berjilbab hitam
dengan kedua tanganya, yang kemudian yaa taulah kek di film film drama romance
gitu.
Seketika, Azam menatapku dengan tatapan yang entah belum
pernah aku lihat sebelumnya, “kenapa Dii?” aku hanya terdiam langit serasa
runtuh, kawasan kota tua terasa meledak, “Aku Tarik ocehanku selama 45 menit,
Zam, anggap gak ada ocehan”. Terlalu indah hayalanku, dan terlalu cantik
perempuan yang duduk depan kami, nyeseknya ternyata ada cowoknya, lupakanlah
anggap tak pernah mengoceh tentang dia.
Okeee.. lupakan soal perempuan dan ocehanku. Malem itu
terlalu sibuk jika hanya untuk ngoceh perempuan, karena banyak hal lain seperti
pengamen yang dating tak ada hentinya udah semcam transjakarta dan kami halte
harmoni. Kanan kiri kami tuh orang pacaran semua dan pengamen yang ngeselin itu
mereka bilang ke yang pacaran ‘Dunia serasa milik berdua yang lain ngontrak’
bajingan men, ngontrak gundulmu, gak liat apa kami disini kadang kebangetan
kalo orang ngomong ya?.
Okee oke tulisan ini terlihat sempit jika hanya membahas
perempuan yang duduk depan kami dan aku terpana dan tak mendapatkan apa –apa,
itulah hidup kadang yang kita inginkan belum tentu kita dapatkan.
Kembali kebelakang sebelum meilhat dua perempuan tersebut,……………………….
Sore hari menikmati Jakarta, biarpun macet, padet, polusi,
bising, dikata panas tapi Jakarta aku menikmatinya.
“Dii kita ke Istiqlal, ok!”.
“Ok, Zam”.
“Sapa tau nanti disana ketemu perempuan yang muslimah
berjilbab berkacamata sapa tau ketemu jodoh”.
“Ahh kau ini, itu mah maumu, aku juga mau kalo gitu”. Tapi hidup
ini bukan seperti film yang kita atur alurnya sendiri. Waktu di Istiqlal tuh
liat 3 perempuan bule, kalo itu menurut kami blasteran Rusia sama timur tengah,
cantik pake banget, mereka mengenakan jilbab ya walaupun jilbabya cuma mungkin biar
sopan aja karna ke masuk Masjid, tapi yang jelas cantik banget, udahhh jangan
dibayangkan kek apa cantiknya. Kami aja terpesona melihatnya, coba kalo punya istri cantiknya
kek gitu ya zam, aiihh aku merasa lelaki paling beruntung dan bangga di Jakarta.
Kita beralih ke kota tua setelah ke istiqlal, eh tapi kita
mundur dulu ya sebelumnya. Jadi saat naik KRL sebelum ke Istiqlal itu aku
berdiri di kereta belakang yang kebetulan gerbongnya itu gak ada pintu, jadi
mentok, tapi bukan gerbong paling belakang itu keknya tadinya kepela kereta,
kalian pasti taulah yang di Jakarta dan sekitarnya udah paham kan sama KRL dan
seiisinya?.
Berdiri dan lagi lagi terpana pandanganku ke dua perempuan
yang juga sama-sama berdiri mereka berdiri depan kami, awalnya mah biasa tapi
kebetulan pas dia melihatkan wajah dan senyumanya itu aduuhh ya Allah manis
banget, akum au ngomong ke Azam cuma gak enak karna ku mikir ah pasti nanti
Azam bilang ‘biasa aja, Di’. Eh tau gak, ternyata pas kami turun dan itu udah
pulang malah, eh Azam ternyata bilang juga sama perempuan dua yang di KRL ke
aku kalo mereka itu manis, kan Bangkee sialan.
Tulisan ini jadi bahasnya maalah perempuan ya? Haduuhh malu,
iya ini mungkin karena lama pacaran tapi serasa jomblo.
Udahh yang ini mah, lanjutkan ke kota tua, mau?? Ayo kappa kappa
ke kota tua (siapa aja yang baca tulisan ini, bisa koment di kolom komentar,
kalian yang nyasar bisa koment juga kok ini bebas siapa aja bisa komentar).
Sampelah kami di Stasiun kota, kami jalan menuju pintu
keluar dan seperti biasanya Azam merekam dan mempostingnya di Instagram,
padahal mah udah sering ke Stasiun Kota lagian juga banyak orang yang udah
kesini ke Kota Tua juga, tapi ya entahlah aku juga gak tau temen Instagram dia
mungkin temenya orang-orang luar Jakarta semuanya.
Kalau liat Kota Tua tuh di jalanan rasanya pingin untuk
syuting disini, apalagi kalau film action, dengan adegan kejar-kejaran mobil
dan saling tembak kemudian ada beberapa mobil yang meledak, transjakarta pun
terguling yang berisi penuh penumpang, aihh pasti keren, nanti orang orang
berlarian kesana kemari saling tabrak, dan ada yang jail masih sempet nyolong
kacamata, nyolong pecel dengan suasana riuh, tembakan kesana kemari danpalagi
kalo ditambah datanglah monster, pasti seru tuh.
Ayoklah kita bikin, siapa nih yang seneng dengan kek
ginian, yang pandai dengan teknologi juga, yang punya banyak duit juga, ayo
kita kumpul kita bikin film tunjukan bahwa film action crime, action Sci-Fi
hasil dalam negeri juga bagus gak kalah dengan film luar dan kita bikin alur
ceritanya, yang punya ide boleh tuh sumbangin. Ayo kita rekrut orang untuk
bikin film.
Kami lanjut jalan melihat lihat barang yang dijajakan dan
makanan yang dijajak sepanjang dipinggir jalan, oouhh aku cinta kota ini, aku
menikmatinya tinggal di kota ini (Jakarta). Sampe dikawasan banyak, rame men
banyak orang. Kami bingung mau duduk dimana tapi itu gak lama posisi yang kami
anggap pas adalah dipinggir deket pintu masuk-keluar yang arah stasiun, karena
diposisi ini lah bisa melihat orang yang lewat.
Duduk dan datanglah ibu-ibu yang menawarkan kopi, kami
memesanya, sambil menunggu aku mau bilang ke Azam, “Zam kita berbuat konyol yuk,
kita pergi tinggal ibunya, ini pop mie sam kopi yang ditinggal kita bawa juga”,
belum juga sempet ngomong gitu, eh Azam bilang duluan “Dii kita pergi aja, yuk,
hahaa” . tapi kami gak segila itu, kasihan ini ibu-ibu, kita harus menghormati
ibu.
Karena ibu-ibu kami gak tega, jadi kami nikmati kopi, dan
parahnya ternyata banyak nyamuk, sialan juga ini posisinya kurang tepat, ini
gak kena lampu lagsung dan belakang tanaman, mau pindah sebelah kiri ada orang
yang lagi pacaran, kanan sama juga sepanjang kiri kanan orang sama pasanganya
semua, sok mesra juga gitu ada yang ceweknya lenjehan bersandar ke cowoknya
sambil di belai lah rambutnya sama cowoknya, yang jibababan juga ada yang sama,
mereka pasti belum halal, nih buat para perempuan ya, jagalah diri kalian,
kalian tuh perempuan biarlah nanti yang menikmatinya itu suamimu. Buat para
lelaki juga, harusnya tuh dijaga bukan malah mesraan ditempat umum, ini
Indonesia men bukan Negara lain yang bebas. Dan ini Ibu Kota, hormatilah. Fucckk
malah ngetik gini, ini mah karna iri aja, sialan kau Dii sok-sok’an.
Kami jalan pindah tempat dan nyari orang yang menawri kopi,
“kita kerjain aja, Di. Sesekali lah kita jail”. “Ya ayo, nanti aku rekam kau
pemeranya ya!”. “fuckkk”.
“Eh Di, ini kalo buat shooting keren nih, kek Jason Statham
dari atas gedung sana berantem dan loncat dari jendela, kaca pecah kan wuiihh
keren terus ujung sana ada penembak jitu”.
“Kalo aku bukan gitu Zam, buat film Horror bagus ini. Kau lihat
ujung menara itu? Nah coba bayangkan tetiba ada sesosok hantu yang muncul,
sekilabat menampakan diri, hantu ini hasil pembunuhan jaman penjajahan dulu”.
“Lebih keren lagi kalo film bertema action crime Sci-fi
jadi tuh kafe Batavia hancur meledak diserang robot yang sedang memburu orang,
dan kebetulan orang itu sedang dalam kafe itu ya modelnya semacam Batle ship
gitu lah”.
“atau bisa juga tuh buat film drama romance kita kalahkan
drama korea, drama india drama Indonesia juga bagus, tempatnya bagus itu buat
adegan dimana cowok sama ceweknya sedang menikmati malam hari di kafe itu,
bikin drama bener bener romance, yookk ah”.
Sialan juga, kebanyakan nonton film ini dikit dikit ke arah
film. Liat truck, liat alat berat dianggapnya autobot yang sedang sembunyi
(menyamar) yang belum menampakan dirinya. Haduuhhh…
Ada beberapa kisah yang dilewati di kawasan kota tua, ooh
iya ini kisah yang sama agung belum juga ditulis, kasihan dia belum masuk dalam
tulisan ini tovan juga belum masuk, nanti ya. Gimana kalian yang udah baca ini
tertarik gak?? Ada yang baca gak ya? Komen dong kalo ada yang baca.
lama gak buka blog, dan gak tau temen temen blog kabarnya gimana yang dulu sering mampir kesini.
nulis-nulis aja.