Aku suka nulis cerita fiksi, salah satu tujuanku bikin
blog ini untuk memposting hasil imajinasiku ya walau gak jelas, aku suka nulis
buat ngisi waktu luang, untuk refresing karna dengan nulis bisa menyampaikan
apa yang sedang dirasakan, aku iseng-iseng nulis untuk mengungkapkan emosi,
bahagia, de el el lewat cerita fiksi, cerita bersama teman, syair, apa aja
dalam bentuk tulisan.
Dari pada tulisanku ngendap di laptop makane aku posting
di blog, terutama tentang tulisan fiksi, hasil imajinasi yang ada diotak. Biar
ada yang baca, ketika tulisan fiksiku dibaca dikomentari itu suatu kebahagian,
*halahhh halah..
Walaupun satu orang pembaca itu sebuah kehormatan udah meluangkan waktu untuk baca postinganku.. satu komentar sangat berarti buatku.. selamat membaca.. terimakasih sudah mau berkunjung.
~~~~
Bagian Satu
…….. Masa-masa akhir
kuliah, begitu lega dan bahagia setelah skripsi di acc juga menjalani sidang
dengan lancar. Kebahagian begitu terasa setelah semua selesai untuk menuju
wisuda ……..
Dengan buru-buru aku mengambil handuk yang tergantung
didepan kamar kost untuk segera mandi, mengingat jam tujuh pagi ada bimbingan
skripsi. Dengan kecepatan ekstra aku mandi hanya ala kadarnya, ini mandi
terburuk selama seminggu ini.
Setelah mandi bingung mengenakan pakaian yang mana, dalam
lemari berjejer pakaian dari kemeja lengan panjang, lengan pendek dan lainya
hingga batik. Dengan segenap rasa percaya melihat jarum jam menunjukan jam
tujuh kurangnya 17 menit, mataku tertuju pada batik yang berwarna coklat, warna
yang terlihat kalem nan elegan batik yang ku beli minggu lalu.
Hari ini merupakan hari bimbingan skripsiku yang
terakhir, kali ini akan segera di acc yang artinya minggu depan sidang. Rasa
bahagia yang belum pernah aku rasakan kini aku merasakanya sepertinya rasa ini
melebihi rasa jatuh cinta, perjuangku selama kurang lebih 4 tahun akhirnya
membuahkan hasil sesuai dengan target. Aku langsung kembali ke kost dengan
senyuman bahagia aku menyandarkan motorku, terlihat didepan kamar kost disebuah
kursi yang sudah tua Haris duduk dengan santai yang hanya mengenakan celana
kolor dengan kaos oblong hitam menghisap rokok ia menatapku dengan penuh
kecurigaan.
“Kau kenapa senyam-senyum bahagia gitu Dii?”. Tanya Haris
yang sambil mengangkat kaki kirinya ke kursi untuk pindah posisi duduk.
“Hari ini aku bahagia Ris, Skripsiku akhirnya di acc,
minggu depan aku sidang”. Jawabku dengan rasa gembira sambil berjalan menuju
Haris dari tempat motor parkir.
Dengan rasa bahagia aku tunjukan skripsiku ke Haris.
Haris sendiri memaklumi kebahagianku, karena dia yang sudah duluan sidang, ia
yang juga pernah merasakan bahagia seperti yang aku alami ini.
“Selamat kalo gitu Di”. ia sambil menjulurkan tanganya
untuk bersalaman mengucapkan selamat.
“Iya, makasih ya Ris”.
Kami berdua pun tertawa, pakai berjabat tangan segala.
Haris ini sahabatku yang ku kenal diwaktu pertama kali masuk kuliah, dan ada
lagi sahabatku, Tovan ia sedang pergi dengan pacarnya. Di antara kami bertiga
akulah yang di acc skripsinya paling lama dibanding dengan Haris dan Tovan yang
sudah di acc dan sudah sidang duluan.
***
Terdengar hanya alunan lagu Linkin Park dibalik kamar
kos, suasana yang gerimis membuat malam hari ini jadi sepi. Kuambil rokok
Sampoerna mild yang tergelatak diatas meja dekat speaker yang mengeluarkan
alunan lagu Linkin park, dan hand phone aku yang sedari pagi tidak ada notif
apapun.
Terdengar suara pintu dibuka dari kamar Tovan, kayaknya
Tovan telah bangun dari tidurnya sedari sore tadi sepulang pergi dengan
pacarnya. Langkah yang masih lemas mata susah berat rasanya untuk dibuka, ia
berjalan ke arahku yang sedang duduk sendiri senambi melamun memikirkan bahwa
status mahasiswa yang melkat pada diriku akan segera uasai ketika wisuda nanti,
ijazah yang aku terima nantinya bagaimana untuk kedepanya. Tovan yang berjalan
kearahku duduk dengan menjatuhkan badanya ke kursi tanpa terliat adanya daya ia
mengambil cangkir yang berisikan kopi hangat didalamnya yang untuk aku nikmati,
seruputan Tovan seakan ia telah sadar dari tidurnya.
“Haris kemana Di?”. Tanya Tovan sambil mengeluarkan asep
rokok dari mulutnya.
“Lagi keluar beli makan”.
“Aku nitip dong laper ini”.
“Ya kau bilang sendiri lah ke Haris”.
Tatapan mata Tovan untuk memintaku hubungi Haris sudah ku
kenal dari dulu, tatapan seperti ini meminta belas kasih yang artinya ia sedang
tidak punya pulsa maupun kuota internet disamping itu juga ia akan meminjam
uang.
“Bilang ke Haris aku pesen pecel sama lotek yang ditempat
emak’e”.
“Kau pesen dua?? kelaperan po?”.
Emak’e itu sebutan ibu yang jualan pecel, kami emang langganan
pecel sama lotek, rasa pecel ditempat emak’e emang paling enak yang pernah aku
makan, kami jadi langganan setia selain harganya murah juga porsinya yang
banyak. Pas buat anak kost seperti kami.
***
Sinar matahari yang terik di hari ini tak jadi masalah
buatku, hari ini di hari yang panas ini akhirnya aku dinyatakan lulus dan sah
sebagai sarjana hukum. Perasaan bahagia tidak bisa aku sembunyikan, dengan
senyuman yang kurasakan belum pernah senyum seperti ini aku keluar dari ruang
Dosen Pidana, hari ini aku merasakan seakan aku masuk surga dengan ditemani
bidadari. Merasakan sentuhan lembut dari sang kekaksih yang kini telah menjadi
kekasih halalku bahagia, begitulah yang aku rasakan saat keluar dari ruang
Dosen, bernafas lega.
Di luar pintu berdiri beberapa temanku yang akan
mengucapkan selamat kepadaku, nampak jelas sesosok yang berdiri dibarisan
paling depan dengan senyum yang begitu menggambarkan rasa selamat kepadaku,
dialah Haris, andai saja yang berdiri itu seorang perempuan yang aku suka sudah
pasti aku akan memeluknya dengan erat. Tapi yang berdiri Haris dengan Tovan,
sahabat baikku, jadi tidak ada pelukan.
Senyuman Haris yang seakan menggambarkan ucapan selamat
ke temenya ini yang habis selesai sidang, senyumnya tetiba lenyap ia
menghampiriku tanpa kata-kata bukanya mengucapkan selamat dan berjabat tangan
ia malah menamparku. Tamparan yang sakit ku rasakan, kemudian Tovan ikut
menampar lengkap sudah sakit yang aku rasakan. Seandainya dia bukan sahabatku
mungkin akan langsung aku hajar hingga berdarah, namun ini beda, setelah itu
kami tertawa bareng. Ini ucapan selamat yang berbeda, ucapan dari sahabat.
Banyak teman-temanku yang mengucapkan selamat atas
selesainya sidang, dan sah dinyatakan lulus. Sungguh rasa bahagia yang tak bisa
aku sembunyikan, dunia ini serasa berpihak padaku seakan semuanya tersenyum dan
senyumanku terbagi kepada penduduk bumi, sungguh rasa yang berlebihan yang aku
alami.
Hingga akhirnya sebulan kemudian kami wisuda, kami yang
satu tempat tinggal bertiga hari itu penuh dengan keluarga kami. Ini lah hari
bahagia yang kami alami selama kuliah, hasil dari jerih payah yang kami lakukan
untuk menuntut ilmu. Dan pada hari itu kami sah sebagai Sarjana Hukum, yang
artinya kini dibelakang nama kami terdapat dua huruf, S.H.
…….. Perjalanan
setelah lulus kuliah, kehidupan baru akan dimulai. Perjalanan yang tak mulus
seperti yang diharapkan, masih adanya perjuangan yang lebih ketika lulus dari
perguruan tinggi serta mendapatkan gelar pendidikan yang telah ditempuhnya ……..
Tovan terus memegang kemudi kakinya menginjakan dipedal
gas dan kopling ia menambah laju kecepatan mobil, tangan kirinya mengambil
rokok yang tergeletak samping. Haris yang sedang mendengarkan lagu dengan ear
phone dikedua telinganya terlihat begitu menikmati, matanya memandang kearah
luar yang memperhatikan mobil yang lewat berpapasan denganya. Aku duduk dengan
menyandarkan kepala disandaran jok merasakan rasa kangen masa saat kuliah dulu.
Seminggu sebelumnya ketika Haris sibuk dengan laptopnya ia
sama sekali tak mempedulikan kami yang mencoba mengganggunya, ia tampak serius
tatapannya begitu tajam ke layar. Jarinya yang memutar memainkan cursor untuk
mengarahkan ketujuan yang akan di kliknya. Tovan yang mencoba mengganggu Haris
sambil memainkan guitar dengan nada yang tak beraturan suaranya yang ancur gak
karuan membuat kebisingan rumah yang kami tinggali sama sekali tak dihiraukanya
oleh Haris.
“Ngapain sih kau Van ? jangan gila lah. Udah kalo dia
jodohmu nanti juga ketemu. Eh ini nih ada lowongan open recruitment Telkom”.
Kata haris yang berdiri dari duduknya sambil menunjukan laptop ke kami.
“Emang ada yang hukum, Ris?”. Tanyaku.
“Ada ini, kalian mau daftar gak?”.
Tovan bisa dibilang sedang mengalami patah hati, wanita
yang dicintainya ternyata memilih untuk memantapkan hatinya ke pria lain yang
lebih dari Tovan, lebih ganteng, lebih mapan, lebih selalu ada lebih-lebih
semuanya.
Setelah selesai kuliah kami masih bersama, saat masih
kuliah kami pernah membuat sebuah ikatan. Bahwa kami harus tetep bersama sampai
dari kami semua sudah mendapatkan pekerjaan, ikatan itu dibuat oleh Tovan, dia
yang pertama bilang sebelum kami mengajukan judul skripsi. Saat itu di siang
hari dengan langit yang begitu cerah kami duduk ruang depan kontrakan kami.
Tiba-tiba Tovan menatap aku dan Haris dengan tatapan
serius yang menghentikan obrolan kami soal kedepan setelah lulus kuliah. Aku
dan Haris berhenti ngomong saling bertatapan yang aku lihat tatapan Haris penuh
dengan pertanyaan,
“Begini”. Kata Tovan, “Nanti kalau kita udah selesai
kuliah kita tetep bareng gimana?”.
“Bareng maksudmu”. Tanya Haris.
“Ya kita tinggal bareng nyewa rumah lagi kek gini sampe
dari kita semua dapat kerjaan atau kalau enggak siapapun yang dapat kerja
duluan kita tinggal bareng (numpang ditempat yang sudah kerja disalah satu
kami). Kalian mau, setelah lulus pulang kampung terus disana lama?, Iya kalau
langsung dapat kerja lha kalau enggak?, gimana kalian setuju gak?”. Tovan
menanyakan dengan serius sambil menatap kami satu-persatu.
Haris dan aku terdiam beberpa detik, otakku langsung
berputar dan berpkir mendalam dalam beberapa detik, keajaiban seperti datang ke
otakku dalam hal berfikir. Kata setuju pun bareng ku ucapkan dengan Haris tanpa
ada aba-aba terlebih dahulu. Sepertinya apa yang dikatakan Tovan ada benernya,
aku juga gak mau kelamaan di rumah.
Dengan tangan kanan kiri memegang kemudi, Tovan
menyalakan rokok yang diambilnya tak lupa juga membuka sedikit kaca mobilnya
dan mematikan ac. Perjalanan kami kali ini menuju Semarang untuk mengikuti tes
Telkom........
Njir serem ceritanya ini horor ya?
BalasHapusIya, ini horror thriller Van.
HapusCie cie yg barengan mulu ma tovan ma haris
BalasHapusJadi kalian bertiga kapan merit?
Kamprettttsss.
Hapuskisah bertiga selama masa masa dikuliah menghasilkan ikatan persahabatan yang kuat dari kalian ya sampai mau melamar pekerjaanpun bareng.
BalasHapusIyaa, ini untuk mengenang mereka tek tulis dalam bentuk fiksi. hehee..
Hapuswahhhhh horrorrrr... tak mau tak mauuuu T.T, serem bacanya
BalasHapus