20 Des 2016

09 Oktober: perjalanan setelah jadi mahasiswa

Aku suka nulis cerita fiksi, salah satu tujuanku bikin blog ini untuk memposting hasil imajinasiku ya walau gak jelas, aku suka nulis buat ngisi waktu luang, untuk refresing karna dengan nulis bisa menyampaikan apa yang sedang dirasakan, aku iseng-iseng nulis untuk mengungkapkan emosi, bahagia, de el el lewat cerita fiksi, cerita bersama teman, syair, apa aja dalam bentuk tulisan.

Dari pada tulisanku ngendap di laptop makane aku posting di blog, terutama tentang tulisan fiksi, hasil imajinasi yang ada diotak. Biar ada yang baca, ketika tulisan fiksiku dibaca dikomentari itu suatu kebahagian, *halahhh halah..

Walaupun satu orang pembaca itu sebuah kehormatan udah meluangkan waktu untuk baca postinganku.. satu komentar sangat berarti buatku.. selamat membaca.. terimakasih sudah mau berkunjung.
~~~~

Bagian Satu
…….. Masa-masa akhir kuliah, begitu lega dan bahagia setelah skripsi di acc juga menjalani sidang dengan lancar. Kebahagian begitu terasa setelah semua selesai untuk menuju wisuda ……..

Dengan buru-buru aku mengambil handuk yang tergantung didepan kamar kost untuk segera mandi, mengingat jam tujuh pagi ada bimbingan skripsi. Dengan kecepatan ekstra aku mandi hanya ala kadarnya, ini mandi terburuk selama seminggu ini.

Setelah mandi bingung mengenakan pakaian yang mana, dalam lemari berjejer pakaian dari kemeja lengan panjang, lengan pendek dan lainya hingga batik. Dengan segenap rasa percaya melihat jarum jam menunjukan jam tujuh kurangnya 17 menit, mataku tertuju pada batik yang berwarna coklat, warna yang terlihat kalem nan elegan batik yang ku beli minggu lalu.

Hari ini merupakan hari bimbingan skripsiku yang terakhir, kali ini akan segera di acc yang artinya minggu depan sidang. Rasa bahagia yang belum pernah aku rasakan kini aku merasakanya sepertinya rasa ini melebihi rasa jatuh cinta, perjuangku selama kurang lebih 4 tahun akhirnya membuahkan hasil sesuai dengan target. Aku langsung kembali ke kost dengan senyuman bahagia aku menyandarkan motorku, terlihat didepan kamar kost disebuah kursi yang sudah tua Haris duduk dengan santai yang hanya mengenakan celana kolor dengan kaos oblong hitam menghisap rokok ia menatapku dengan penuh kecurigaan.
“Kau kenapa senyam-senyum bahagia gitu Dii?”. Tanya Haris yang sambil mengangkat kaki kirinya ke kursi untuk pindah posisi duduk.

“Hari ini aku bahagia Ris, Skripsiku akhirnya di acc, minggu depan aku sidang”. Jawabku dengan rasa gembira sambil berjalan menuju Haris dari tempat motor parkir.

Dengan rasa bahagia aku tunjukan skripsiku ke Haris. Haris sendiri memaklumi kebahagianku, karena dia yang sudah duluan sidang, ia yang juga pernah merasakan bahagia seperti yang aku alami ini.

“Selamat kalo gitu Di”. ia sambil menjulurkan tanganya untuk bersalaman mengucapkan selamat.
“Iya, makasih ya Ris”.

Kami berdua pun tertawa, pakai berjabat tangan segala. Haris ini sahabatku yang ku kenal diwaktu pertama kali masuk kuliah, dan ada lagi sahabatku, Tovan ia sedang pergi dengan pacarnya. Di antara kami bertiga akulah yang di acc skripsinya paling lama dibanding dengan Haris dan Tovan yang sudah di acc dan sudah sidang duluan.

***
Terdengar hanya alunan lagu Linkin Park dibalik kamar kos, suasana yang gerimis membuat malam hari ini jadi sepi. Kuambil rokok Sampoerna mild yang tergelatak diatas meja dekat speaker yang mengeluarkan alunan lagu Linkin park, dan hand phone aku yang sedari pagi tidak ada notif apapun.

Terdengar suara pintu dibuka dari kamar Tovan, kayaknya Tovan telah bangun dari tidurnya sedari sore tadi sepulang pergi dengan pacarnya. Langkah yang masih lemas mata susah berat rasanya untuk dibuka, ia berjalan ke arahku yang sedang duduk sendiri senambi melamun memikirkan bahwa status mahasiswa yang melkat pada diriku akan segera uasai ketika wisuda nanti, ijazah yang aku terima nantinya bagaimana untuk kedepanya. Tovan yang berjalan kearahku duduk dengan menjatuhkan badanya ke kursi tanpa terliat adanya daya ia mengambil cangkir yang berisikan kopi hangat didalamnya yang untuk aku nikmati, seruputan Tovan seakan ia telah sadar dari tidurnya.

“Haris kemana Di?”. Tanya Tovan sambil mengeluarkan asep rokok dari mulutnya.
“Lagi keluar beli makan”.
“Aku nitip dong laper ini”.
“Ya kau bilang sendiri lah ke Haris”.

Tatapan mata Tovan untuk memintaku hubungi Haris sudah ku kenal dari dulu, tatapan seperti ini meminta belas kasih yang artinya ia sedang tidak punya pulsa maupun kuota internet disamping itu juga ia akan meminjam uang.

“Bilang ke Haris aku pesen pecel sama lotek yang ditempat emak’e”.
“Kau pesen dua?? kelaperan po?”.

Emak’e itu sebutan ibu yang jualan pecel, kami emang langganan pecel sama lotek, rasa pecel ditempat emak’e emang paling enak yang pernah aku makan, kami jadi langganan setia selain harganya murah juga porsinya yang banyak. Pas buat anak kost seperti kami.

***
Sinar matahari yang terik di hari ini tak jadi masalah buatku, hari ini di hari yang panas ini akhirnya aku dinyatakan lulus dan sah sebagai sarjana hukum. Perasaan bahagia tidak bisa aku sembunyikan, dengan senyuman yang kurasakan belum pernah senyum seperti ini aku keluar dari ruang Dosen Pidana, hari ini aku merasakan seakan aku masuk surga dengan ditemani bidadari. Merasakan sentuhan lembut dari sang kekaksih yang kini telah menjadi kekasih halalku bahagia, begitulah yang aku rasakan saat keluar dari ruang Dosen, bernafas lega.

Di luar pintu berdiri beberapa temanku yang akan mengucapkan selamat kepadaku, nampak jelas sesosok yang berdiri dibarisan paling depan dengan senyum yang begitu menggambarkan rasa selamat kepadaku, dialah Haris, andai saja yang berdiri itu seorang perempuan yang aku suka sudah pasti aku akan memeluknya dengan erat. Tapi yang berdiri Haris dengan Tovan, sahabat baikku, jadi tidak ada pelukan.

Senyuman Haris yang seakan menggambarkan ucapan selamat ke temenya ini yang habis selesai sidang, senyumnya tetiba lenyap ia menghampiriku tanpa kata-kata bukanya mengucapkan selamat dan berjabat tangan ia malah menamparku. Tamparan yang sakit ku rasakan, kemudian Tovan ikut menampar lengkap sudah sakit yang aku rasakan. Seandainya dia bukan sahabatku mungkin akan langsung aku hajar hingga berdarah, namun ini beda, setelah itu kami tertawa bareng. Ini ucapan selamat yang berbeda, ucapan dari sahabat.

Banyak teman-temanku yang mengucapkan selamat atas selesainya sidang, dan sah dinyatakan lulus. Sungguh rasa bahagia yang tak bisa aku sembunyikan, dunia ini serasa berpihak padaku seakan semuanya tersenyum dan senyumanku terbagi kepada penduduk bumi, sungguh rasa yang berlebihan yang aku alami.

Hingga akhirnya sebulan kemudian kami wisuda, kami yang satu tempat tinggal bertiga hari itu penuh dengan keluarga kami. Ini lah hari bahagia yang kami alami selama kuliah, hasil dari jerih payah yang kami lakukan untuk menuntut ilmu. Dan pada hari itu kami sah sebagai Sarjana Hukum, yang artinya kini dibelakang nama kami terdapat dua huruf, S.H.

…….. Perjalanan setelah lulus kuliah, kehidupan baru akan dimulai. Perjalanan yang tak mulus seperti yang diharapkan, masih adanya perjuangan yang lebih ketika lulus dari perguruan tinggi serta mendapatkan gelar pendidikan yang telah ditempuhnya ……..

Tovan terus memegang kemudi kakinya menginjakan dipedal gas dan kopling ia menambah laju kecepatan mobil, tangan kirinya mengambil rokok yang tergeletak samping. Haris yang sedang mendengarkan lagu dengan ear phone dikedua telinganya terlihat begitu menikmati, matanya memandang kearah luar yang memperhatikan mobil yang lewat berpapasan denganya. Aku duduk dengan menyandarkan kepala disandaran jok merasakan rasa kangen masa saat kuliah dulu.

Seminggu sebelumnya ketika Haris sibuk dengan laptopnya ia sama sekali tak mempedulikan kami yang mencoba mengganggunya, ia tampak serius tatapannya begitu tajam ke layar. Jarinya yang memutar memainkan cursor untuk mengarahkan ketujuan yang akan di kliknya. Tovan yang mencoba mengganggu Haris sambil memainkan guitar dengan nada yang tak beraturan suaranya yang ancur gak karuan membuat kebisingan rumah yang kami tinggali sama sekali tak dihiraukanya oleh Haris.

“Ngapain sih kau Van ? jangan gila lah. Udah kalo dia jodohmu nanti juga ketemu. Eh ini nih ada lowongan open recruitment Telkom”. Kata haris yang berdiri dari duduknya sambil menunjukan laptop ke kami.

“Emang ada yang hukum, Ris?”. Tanyaku.
“Ada ini, kalian mau daftar gak?”.

Tovan bisa dibilang sedang mengalami patah hati, wanita yang dicintainya ternyata memilih untuk memantapkan hatinya ke pria lain yang lebih dari Tovan, lebih ganteng, lebih mapan, lebih selalu ada lebih-lebih semuanya.

Setelah selesai kuliah kami masih bersama, saat masih kuliah kami pernah membuat sebuah ikatan. Bahwa kami harus tetep bersama sampai dari kami semua sudah mendapatkan pekerjaan, ikatan itu dibuat oleh Tovan, dia yang pertama bilang sebelum kami mengajukan judul skripsi. Saat itu di siang hari dengan langit yang begitu cerah kami duduk ruang depan kontrakan kami.

Tiba-tiba Tovan menatap aku dan Haris dengan tatapan serius yang menghentikan obrolan kami soal kedepan setelah lulus kuliah. Aku dan Haris berhenti ngomong saling bertatapan yang aku lihat tatapan Haris penuh dengan pertanyaan,

“Begini”. Kata Tovan, “Nanti kalau kita udah selesai kuliah kita tetep bareng gimana?”.
“Bareng maksudmu”. Tanya Haris.
“Ya kita tinggal bareng nyewa rumah lagi kek gini sampe dari kita semua dapat kerjaan atau kalau enggak siapapun yang dapat kerja duluan kita tinggal bareng (numpang ditempat yang sudah kerja disalah satu kami). Kalian mau, setelah lulus pulang kampung terus disana lama?, Iya kalau langsung dapat kerja lha kalau enggak?, gimana kalian setuju gak?”. Tovan menanyakan dengan serius sambil menatap kami satu-persatu.

Haris dan aku terdiam beberpa detik, otakku langsung berputar dan berpkir mendalam dalam beberapa detik, keajaiban seperti datang ke otakku dalam hal berfikir. Kata setuju pun bareng ku ucapkan dengan Haris tanpa ada aba-aba terlebih dahulu. Sepertinya apa yang dikatakan Tovan ada benernya, aku juga gak mau kelamaan di rumah.


Dengan tangan kanan kiri memegang kemudi, Tovan menyalakan rokok yang diambilnya tak lupa juga membuka sedikit kaca mobilnya dan mematikan ac. Perjalanan kami kali ini menuju Semarang untuk mengikuti tes Telkom........

7 komentar:

  1. Njir serem ceritanya ini horor ya?

    BalasHapus
  2. Cie cie yg barengan mulu ma tovan ma haris
    Jadi kalian bertiga kapan merit?

    BalasHapus
  3. kisah bertiga selama masa masa dikuliah menghasilkan ikatan persahabatan yang kuat dari kalian ya sampai mau melamar pekerjaanpun bareng.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa, ini untuk mengenang mereka tek tulis dalam bentuk fiksi. hehee..

      Hapus
  4. wahhhhh horrorrrr... tak mau tak mauuuu T.T, serem bacanya

    BalasHapus

apalah aku nulis tanpa pembaca, kalo udah baca tinggalin jejak ya dikolom komentar.