17 Des 2015

Refresing

Matahari mulai tenggelam meredupkan sinarnya yang seharian telah bersinar terang tanpa ditutup awan. Langit semakin indah dengan lembayung sore hari, suara burung berkicau dengan merdunya yang menyadarkanku dari lamunan yang gak jelas.

Saat itu aku sedang duduk diteras menikmati sore hari . Getar hp yang menandakan ada pesan masuk “dii besok sabtu kau ada acara gak? Pesan dari hendri. Kalo gak, ikut yuk jalan-jalan ke tempat yang sejuk dengan banyak pohon”. ‘gak ada, Ok, balasku’.


Sabtu pagi setelah matahari muncul dan mulai bersinar ada mobil ke rumahku. Mereka temen-temenku hendri, mala, wanchu, indra, retna, tari. 

‘Dii ayok buruan’.

“Sabar, pagi amat mandi juga belum aku, masuk dulu gih aku mau mandi dulu”.

Halahh kayak biasanya mandi aja kau.

‘Justru itu udah 3 hari aku gak mandi, sekarang mandi, soryy gak ada makanan. Sambil nunggu baca- baca aja dulu’.

“’Apanya yang dibaca orang gak ada apa-apa”’.

‘Ya itu baca-baca kalender kan bisa’.

Setelah setengah jam beres sudah aku mandi kami langsung cus. Menikmtai ahir pekan dengan teman-teman jalan keluar, walau masih didalam kota tapi sungguh menyenangkan sambil menikmati indahnya kebumen. Tujuan kami pergi berlibur disuatu tempat pegunungan sebenernya bukan pegunungan juga sih apalagi gunung kayaknya lebih pas disebut bukit sebelah utara kebumen.

Setelah kurang lebih 78 menit akhirnya sampe tujuan, sungguh indah pemandangan di sambut dengan ribuan pohon yang hijau suara kicauan burung semakin menambah indahnya alam ini semakin bersyukur masih ada alam yang seperti ini.

Namun untuk masuk kedalam masih menempuh jalan kaki yang memakan waktu 13 menit dari tempat mobil diparkir. Aahh rasanya sejuk banget enak banget pohon besar, tebing, jurang, ada kolam juga.


Waahh belum apa-apa udah ada jurang aja.

,Itu bukan jurang, jurang mah lebih tinggi. Ahaayy.. canda indra,.

“Eeh walaupun gak dalem coba kalo jatuh, modar juga”.

.Awas jangan sampe jatuh. Sambut retna.

Kalo sampe jatuh ntar aku bingung ngomong sama keluarga kalian.

‘Aaah kalo aku bukan bingung ngmong ke keluarga, bingung siapa yang mau bayar utang kalian’.

Udah ahh jangan becanda.

Seperti hal normalnya dimanapun tempat tak lupa untuk berfoto maupun selfie. Suasana sungguh terasa indah di ahir pekan dengan para sahabatku ini. Kami terdiri 7 orang 3 cewe 4 cowo, dan yang gak berpasangan Cuma aku.. duuh sedih juga sih, tapi gak papa lah gak usah dipikir.

Gak terasa hari semakin sore, kami masih melanjutkan perjalanan keliling hutan menikmati indahnya pohon yang tumbuh subur. Dan karna cape kami pun istirahat di bawah pohon, sebelum melanjutkan perjalanan menuju mobil untuk terus pulang. Disini cukup jauh juga dengan rumah penduduk  sekitar 1,5 mil kerumah penduduk.

Kami bersantai ria si retna udah mulai menunjukan kemanjaanya sama wanchu, mala sama hendri saling  melepas canda, indra sama tari ikut ikutan aja mesra-mesraan lah aku.. yah kunikmati aja jadi obat nyamuk. Ku keluarin sebungkus rokok ku ambil sebatang dan ku bakar dengan korek hiseep keluarkan fiiuuuhh asap lurus keluar dari mulut melepas semua capek serta kesepian ini.

Waah nikmat banget kau ngisep rokok dii, aku juga bawa ini ikutan ah.

‘Lah kalian udah ngajakin aku, tapi gak pengertian masa aku kalian biarin sendiri liat kalian mesraan’.
“’Yaah dii ma’af lagian kau ini gak bawa cewekmu”’.

‘Cewek dari mana??’.

“’Dari pohon itu sebelah tunggu aja bentar kalo agak maleman kan keluar”’.

“Aahh kampret.’

Iih jangan ngomongin gitu ah.. si mala takut.

Dengan menikmati rokok kami saling becanda tawa bersama, suasana semakin seru. Saat kami lagi asyik ngbrol tiba-tiba indra liat pohon mangga diseberang. Buah yang sangat menggoda dengan warna hijau sehijau cinta ini.

“Itu ada mangga, ambil gih”.

Yang pingin siapa yang suruh ngambil siapa.

“Dii kau lah naik”.

‘Aku tumbuh di kota, kalo soal beginian ini salah satu kelemahanku’.

Ngeles aja, di kota apanya gaya mu lah di.

‘Tuh wanchu kan tumbuh di hutan dia.. hahaa’.

Akuu ?? ogah ah gak minat sama mangga.

Halah gitu aja ribut udah aku aja yang petik. Hendri dengan sukrela menawarkan diri.

Sayang hati-hati sahut mala.

Iya selalu hati-hati aku kan akan selalu menjagamu dengan hati, dan hati ini kan selalu untukmu.

Sempet-sempetnya masih ngegombal, udah gombalanya gak jelas pula. Hendri pun bergegas memanjat pohon mangga karna kami gak ada yang mau. Manjat pohon dengan lihainya dan kayaknya hendri ini yang tumbuh di tempay beginian cepet banget dia manjatnya tau-tau udah nyampe aja.

Ini mau berapa biji??

Terserah kau hen. Sahut tari.

Sebenernya ngeri juga kalo lihat kebawah, pohon mangga yang berada di atas jurang dengan kedalaman sekitar 10 meter kalo sampe jatuh gak tau lah gimana nyawa hendri. Hendri memetik 5 buah yah walaupun masih hijau tapi udah masak. Saat mau turun kejadian dah yang di takutkan batang pohon yang di injak hendri ternyata gak kuat dan jatuhlah hendri. Semua tercengang dan teriak.

Alhamdulillah walaupun jatuh dia gak langsung jatuh kebawah karna ada beberapa pohon sehingga hendri jatuh masih di tampung batang pohon walaupun akhirnya jatuh kebawah dengan kepala kena batu mengelurkan cukup banyak darah.

Kami segera turun mengangkat si hendri, dia pingsan kami berusaha membawa dia ke atas dan melakukan pertolongan pertama. Ternyata di sebelah ada gubuk, gubuk yang agak besar juga mungkin ini milik penduduk setempat yang digunakan untuk istirahat apabila selese berkebun karena ternyata gak jauh dari gubuk ada perkebunan jagung yang lumayan besar.

Kami langsung menolong hendri jidatnya yang berdarah kami balut dengan balutan kain. Kami emang membawa beberapa barang seerti kain, pisau, senter, korek serta beberapa makanan ringan dan minuman. Setelah selese membalut jidat hendri, hendri masih belum sadar juga kami pun membaringkan dia di gubuk dan menungu dia sadar karna kalo kami bawa langsung kemobil susah jalurnya yang naik turun terjal banget. Lagian dia kan cuma berdarah jidatnya dan kayaknya tulangnya gak ada yang patah paling pingsan cuma sebentar.

Dan ternyata benar baru setelah beberapa menit hendri udah mulai sadar, dan hari udah semakin gelap. Setelah tau hendri sadar kami berniat ke mobil terus pulang dan hendri juga perlu ke dokter. 

Namun setelah hendri sadar kejadian yang gak ada bayangan sama sekali oleh kami, hendri mengerang memegang kapala muka berubah serem penuh dengan emosi indra mendekat untuk menenangkan hendri namun na’as ada pisau disebelah yang naitnya tadi buat ngupas mangga di ambil oleh hendri dan menusukanya ke perut indra, bahkan berkali-kali tak hanya perut mata indra juga di ditusuk dicoblek pake pisau gak kebayang darah mengalir semua jadi penuh darah. Dengan penuh emosi, mengerang, hendri terus menusuk indra hingga akhirnya tewas.

Kami kaget teriak, rasanya gak karuan kami gak bisa apa-apa melihat hal tersebut badan udah lemes. Tari nangis histeri dia mencoba memukul hendri namun hendri jadi bringas pisau langsung di hujamkan dan untungnya cuma kena lengan kanan tari. Tanpa sebab hendri menyerang kami dengan membabi buta.

Hendri menjadi bringas kayak orang gila yang kesurupan, mungkin ini karna efek dia jatuh yang membocorkan kepalanya dan merubah taingkah dia bagai harimau yang 43 hari gak makan. Kami semua berlari dan terpisah pas aku lari dibelakangku si retna, yang lain gak tau kemana. Dan hendri terus mengejar ingin menghabisi kami seperti dia menghabisi indra.

Retna ketakutan bukan main dan kayaknya dia belum bisa ngilangin bayangan tadi dia syok, nangis. Kondisi udah gelap dan untung ada hp bisa buat penerangan. Aku sama retna terus berjalan mecari jalan karna tadi lari gak tau kemana dan kini harus mencari jalan.


Wanchu, mala, tari mereka juga tersesat masih mencari jalan hari semakin gelap mengharuskan mereka berhati-hati.
Kampret kenapa jadi begini??

Aku takut wan.

Sama aku juga wan.

Kita harus hati hati tadi kan hendri ngejar kita juga. Ayo lanjutkan perjalanan kita cari jalan ke mobil sekalian nyari retna sama adi.

Mereka terus berjalan namun saat berjalan kaki tari kena paku yang nempel dikayu darah pun mengalir sehingga perjalanan mereka agak terhenti mengaharuskan mereka menghentikan darah tari serta harus menuntunya. Namun belum lama jalan si hendri menemukan mereka kali ini hendri gak cuma pake pisau tapi juga dengan sebuah parang dengan panjang kurang lebih satu meter dia nemu parang punya penduduk yang habis di pake buat nebang pohon sama motong kayu.

Hendri mengerang bagai serigala yang kesurupan mereka bertiga lari namun tari tak bisa karna kakinya sakit. Hendri datang mendekat tanpa basa-basi langsung di ayunkan parang tersebut yang akhirnya mengenai kaki tari telapak kakinya putus. Wanchu mencoba melawan hendri namun gak berhasil mengingat hendri ini juga jago berantem.

Tari yang kesakitan teriak hingga aku denger, langsung ku cari mereka bertiga dan akhirnya tak lama ketemu sama mereka dan telaat tari udah tewas selain telapak kaki kepalanya juga lepas disitu cuma ada darah. Semua lemas tak berdaya melihat kejadian tersebut, indra udah di habisi kini tari habis juga. 

Aku sama wanchu mencoba menghentikan hendri dengan melawan namun ternyata hendri kuat juga kayaknya dia udah gila dan mati rasa dipukul dengan batang kayu pun tak mempan. Malah si wanchu kena tusuk di perut. Kami tak berdaya senjata tak ada, hingga akhirnya mencoba meloloskan diri dari hendri. Hendri dengan senjata parang dan pisau dengan mudahnya mempermainkan kami. Mala yang karna dia saying sama hendri dia gak mau pergi malah dia mencoba menghentikan hendri dan belum apa-apa langsung dihajar dengan beberpa tendangan ke mukanya terkadang hendri memegang kapalanya karna kesakitan. Itulah kesempatan yang harus digunakan untuk pergi sebelum dia menegakan kepala dengan muka kejam seakan akan ingin membasmi.

Kini nyawa mala yang pergi dia mencoba menenangkan hendri malah kepalanya di hantamkan ke pohon oleh hendri dan beberapa tusukan ke perut mala. Hari semakin gelap batre hp udah mau habis jadi satu-satunya jalan harus pulang urusan kejadian ini urus aja besok dan panggil bantuan.

Pas kami pergi ternyata hendri mengikuti dia memukul ku hingga akhirnya aku jatuh dan ku merasa ini akhir hidupku hendri udah bersiap mengayunkan parang dan pisau ke kepalaku. Tapi akhirnya hidupku masih berlanjut walaupun dengan punggung yang luka sasatan pukulan pisau dari hendri. Saat hendri akan mengayunkan parangnya wanchu menendangnya hingga dia jatuh kebawah karna kami ada di tebing gak tau seberapa dalem hendri jatuh yang penting kini kami pulang. Setelah beberapa menit akhirnya sampai ke mobil kami pun langsung pulang, namun kali ini wanchu harus pergi saat di perjalanan dan padahal udah nyampe kota luka tusuk di perut wanchu terus mengeluarkan darah wanchu pun gak bisa bertahan.

Hari udah mulai pagi cahaya perlahan menerangi matahari pun muncul dengan sinar yang menghangatkan hari yang cerah untuk hari ini. Dan aku sama retna pun menceritakan kejadian yang telah kami alami, pihak yang berwenang dengan beberpa warga pun mendatangi tkp. Kami pun masih syook terutama retna yang masih meneteskan air mata. Pas di tkp hendri ternyata gak ditemukan.

*terimakasih banget buat yang udah sempetin baca tulisan ini sampe selese, yang mungkin gak jelas.  bagi yang jomblo semoga gak jomblo lagi. kalo mau kasih tanggapan tulis di kolom komentar terserah, bebas.
terimakasih semunya *peluk satu-satu, cium emma stone sama mellisa beonist juga ralin shah *gakjelas.

53 komentar:

  1. Wah untung ada beberapa pohon ya mas, jadi mas Hendri masih tertampung. Duuh sampe jatuh gitu.

    Serem amat yak mas hutannya gelap gitu.
    ini fiksi ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ceritanya fiksi, kalo aslinya mah hutanya gak serem, itu hutan pinus jogja cuma pas kesitu sore ampe magrib.

      Hapus
    2. Kok kayak hujan ya tertampung

      Hapus
  2. Duh tokoh Hendri sebegitunya ya wkwk ngeri2 gimana gitu
    Btw follback (join site) blogku ya

    BalasHapus
  3. Awalnya seneng-seneng ya. Baca kalender segala. Trus bercandaaan. Endingnya kenapa si Hendri jadi kayak kesurupan gitu ya. Huhuhu.

    Tapi lagi-lagi, untung ini bukan kejadian nyata ya. Tapi memang beneran Mas Adi kesana?

    Bahahahaa. Terakhirnya ada namaku kesebut. Emma Stone. BAHAHAHAAHAHA MAKASIH UDAH DISEBUTIN, MAS ADI :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. awalnya mau drama romance tapi ide buntu, jadine begitu.

      fiktif ini cha. kesananya itu waktu kemarin kkn. ceritane sih gak cum fotonya.

      hahaa... iya sama-sama emma. kalo liat emma stone pingin ku cium dia hahaa.. ya cha gak usah pake mas kali, adi aja.

      Hapus
  4. Haha, asik dan seru baca cerita. Cerita atau kisah nyata nih? Tapi akhirnya malah ada yang kesurupan gitu ya.

    Refreshingnya seru , aku udah lama gak refreshing.

    BalasHapus
    Balasan
    1. cerita fiksi.

      ayo refresing, aku jug uadah lama gak refresing.

      Hapus
  5. maaf mas, saya bukan jomblo, tapi masih single :)
    #eaaaaa padahal mah sama aja he he he

    BalasHapus
  6. Apes, saya ketipu judul. -,-

    Ide ceritanya udah bagus, cuma sayang terlalu kaku dan kurang mengalir. Terlalu banyak opening dengan klimaks yang datar dan biasa. Agak terganggu juga dengan penuturannya yang tidak sesuai EYD.

    Untuk keseluruhannya, good job. Perlu ditingkatkan lagi. :D

    BalasHapus
  7. hmmm, ada bagian yang miss. tapi okelah yaa, mayan terhibur. *ala ala juri idol*

    BalasHapus
  8. Bang tolongin ane bang nyangkut di pohon sadis banget aku di mentang" sering dadakan ngajak jalan" jadi dikira kesurupan ta laporin MKD..(mamakan komedi dagelan) sebagai S.H sarjana hiburan ini sudah melanggar etik pitik pfft

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaa.. emang dulu kan kau kalo dikosku sering kesurupan sama wanchu, gak jelas gitu apalagi kalo pas habis bimbingan. hahaa.. fiksi van, cuma fiksi ini.
      laporiiin akuuu laporin, lapoooriiiin aku ke rektorat.

      Hapus
  9. jalan-jalan ke tempat yang banyak pohon memang sejuk banget, tapi kalo malem hari lain ceritanya :D
    ceritanya seru, tapi terlalu kepanjangan juga ceritanya bisa bikin boring kalo kepanjangan, tapi gatau mungkin ada juga yang lebih suka membaca yang cerita nya panjang :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya ini emang kepanjangan ceritanya, apalagi kurang menarik nambah bosen.

      Hapus
    2. jadikan motivasi aja mas, kedepannya mungkin bisa dibikin lebih singkat, alur cerita lumayan bagus juga kok..

      Hapus
    3. yup, semakin banyak yang kasih masukan makin bagus buat kedepanya. baru belajar juga soalnya jadi masih banyak perlu masukan.
      makasih ya.

      Hapus
  10. Wkwkw pas di bagian hendri kesurupan agak nyeremin sih tapi kok aku ketawa yak wkwkwk. Kesurupan harimau yang belum makan 43 hari. Mueueuwuhe

    Itu foto dia atas ngingetin ngingetin sama salah satu iklan di tv, Ganteng dikit cekrek, pemandangan bagus dikit cekrek. wkwkwk :v

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaa.. sukurlah kalo bisa bikin ketawa.

      dikit-dikit cekrek.

      Hapus
  11. #maaf bang ane cuma bisa geleng-geleng tidak bisa berkomentar apa-apa

    BalasHapus
    Balasan
    1. gak papa bang, udah mau baca aja udah makasih banget aku.
      lha itu juga udah komentar.

      Hapus
  12. Aiiih suasana hutannya enak banget tuh buat Hammock-an.

    BalasHapus
    Balasan
    1. enak lah suasananya, datanglah kesana.
      hammock apaan??

      Hapus
  13. brarti ini sambil perjalanan in i sambil menghayal ya. ini fiktifkan ya. serem juga ya. main tusuk

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu perjalananya udah lama waktu KKN, cuma buat foto aja. iya ini fiktif karanganku.

      Hapus
  14. Hati hati mas jangan sampai lupa pulang lho....berlibur serta refresing memang perlu mas...untuk melepas kekalutan kejenuhan dalam pikiran kita...apalagi refresing bersamaan dengan sidia kucinta selamanya bisa bisa ogah pulang tuh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. pasti pulang lah masih inget tempat tinggal.. hahaa iya kali ya.

      Hapus
  15. wah... ngeri banget gan... hendrinya kaya monster aja.., LALU DIMANA HANDRI KOK DIA TIDAK DITEMUKAN.

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih kalo bilang ngeri.
      niatnya masih pingin ku lanjutkan tentang hendri, ya iseng-iseng buat postingan, biar gak kosong. hehee.

      Hapus
  16. ini mangunan bukan yaa?
    hutan pinusnya?

    wkwkkw....
    kalau mau maghrib emang rada spooky nih hutan pinus... apalagi kalau udah berkabut wkwkwkw

    nais fiksi

    BalasHapus
  17. untuk nggak ada apa - apa di hutan pinus itu -____-

    BalasHapus
  18. Mau fiksi atau nggak, pemandangannya nyejukin bangeeeeet. (Lah, nggak nyambung). Iya, gue takjub. Di Jakarta jarang ngeliat beginian hehehe

    Ini refreshing macam apa coba? Jadi nakutin yang baca gini. Kayak thriller hihihi. Tapi, good lah

    BalasHapus
    Balasan
    1. datang lah bang ke jogja, itu hutan pinus di jogja.

      alhamdulillah kalo emang nakutin, karna itu tujuan utamanya. hehe..

      Hapus
  19. Hutan semacam background Twilight sih kayaknya seru ya.. Buat.. diliat-liat ._.

    BalasHapus
    Balasan
    1. seru lah teh. main lah ke tkp. hutan pinus jogja itu.

      Hapus
  20. “’Dari pohon itu sebelah tunggu aja bentar kalo agak maleman kan keluar”’.

    yang sabar aja nunggunya ya bang haha

    BalasHapus

apalah aku nulis tanpa pembaca, kalo udah baca tinggalin jejak ya dikolom komentar.