7 Nov 2016

Teman (Cerita ke dua)

Ini cuma buat gambar, gak ada hubungane sama cerita di postingan ini

Pagi hari yang begitu cerah dengan suasana hati yang penuh semangat terlihat dari wajah mereka yang berseri. Dengan mengenakan jaket coklat muda ia membukan pintu mobil yang terparkir didepan kamar kos. Haris masuk ke mobil bersiap menjalankan mobil sedan hitamnya.

Tovan yang masih berada dikamar mandi segera menyudahinya setelah Haris membunyikan klaksonya beberapa kali. Dengan langkah terburu-buru tanganya sambil mengencangkan sabuk celananya dan rokok yang menempel dimulutnya membuat terlihat repot.

‘Kita kemana Ris?’

‘Lha sialan kau ini, katamu mau beli buku,tek bela-belain ini bangun pagi  semalem habis begadang sama temen-temen’.

‘Siapa suruh kau begadang’.

‘Ah bangke lah ngomong sama kau’.

Haris segera menjalankan mobilnya dengan pelan kakinya menginjak pedal gas, tanganya dengan santai diatas kemudi.

Mereka meinggalkan pelataran kos, menuju jalan raya yang padat dengan pengguna jalan yang entah kemana tujuan mereka. Karena yang jelas saat ini tujuan Tovan sama Haris adalah ke sebuah toko buku, mereka mencari buku pelatihan soal-soal. Saat ini mereka adalah pengangguran setelah 4 bulan mereka melepas status sebagai mahasiswa.

Mobil terus dipacunya dengan kecepatan yang tak menentu karena kondisi jalan yang padat, tatapan Haris seolah kosong dengan mata yang memerah seertinya kurang menjalankan tidur. Melihat hal tersebut Tovan meminta Haris untuk bergantian mengemudi.
‘Ris, kau ngantuk po? gantian sini kau tidur aja belakang’.

‘Iya, nih kau kan tau sendiri aku baru dua jam tidur kau datang main gedor pintu kos’

Haris menepikan mobil, dengan perlahan mobil menepi dipinggir jalan dan kebetulan tepat disamping penjual seblak. Tovan yang lapar dan dia termasuk orang pecinta seblak, Tovan menyempatkan diri untuk makan sejenak mengingat dari semalam gak makan karena gak ada duit. Mengingat kalo saat ini akhir bulan dan juga masih nganggur ini kesempatan buat minta Haris untuk mentraktirnya.

‘Ris minta duitmu sini buat beli seblak, laper ini aku, kau mau gak?’.

‘Lha lha lhaa kok minta aku? kau kana da duit’.

‘Kau kan tau sendiri duitku mau buat beli buku, ini aja belinya nyari yang murah nanti, lagian kan kau kemarin baru menang lomba nulis cerpen, 50 rb aja sini sama buat beli rokok kau mau apa puasa gak rokok?’.

‘Hhehhh…’

Dengan muka ngantuk berat, mata merah sudah tak punya daya Haris mengambil dompet disaku belakang. Dengan diiringi lagu Avenged Sevenfold The Stage, Band favoritnya Haris.

~~~ Selesai ~~~

10 komentar:

  1. Wah lanjutan kemaren nih
    Mana nih adegan ngisep rokoknya?

    BalasHapus
  2. Jadi bingung karena ngga ngikutin dari awalnya

    BalasHapus
  3. Seru juga ceritanya. Mana nih lanjutannya?

    BalasHapus
  4. Wah cepet banget update bagian keduanya. Mau ada apa lagi nih setelah si Haris dan Tovan ke toko buku. Kok tumben gak ada adegan ngerokoknya, Di? Ha ha.

    Seperti biasa, saya tunggu kelanjutan ceritanya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehee iya nih, Son. Kan disini ceritanya mau beli rokok dulu Son soalnya rokoknya habis.

      Waahhh makasih lho, Son, udah nyimak cerita hasil karanganku.

      Hapus
  5. Bentar...ini kamu ganti tagline blog lagi di, anggrek nan harum trus sekarang tertulis, mirip punya icha terketik ehehehh
    Ternyata ada yang masi blum muvon dari seblak ahahah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aihh Mba Nita, apa kabar?? kamana aja mba perasaan di dasborku lama gak ada postingan mba yang baru.

      Iya ini mba ganti nama, heheee.. iya emang mirip sama kayak punya Icha.
      hahaaa iya Mba, malah gak muvon mba, udah jatuh cinta sama seblak.

      Hapus

apalah aku nulis tanpa pembaca, kalo udah baca tinggalin jejak ya dikolom komentar.