Ini cuma buat gambar, gak ada hubungane sama cerita di postingan ini |
Pagi hari yang begitu cerah dengan suasana hati yang penuh
semangat terlihat dari wajah mereka yang berseri. Dengan mengenakan jaket
coklat muda ia membukan pintu mobil yang terparkir didepan kamar kos. Haris
masuk ke mobil bersiap menjalankan mobil sedan hitamnya.
Tovan yang masih berada dikamar mandi segera menyudahinya
setelah Haris membunyikan klaksonya beberapa kali. Dengan langkah terburu-buru
tanganya sambil mengencangkan sabuk celananya dan rokok yang menempel
dimulutnya membuat terlihat repot.
‘Kita kemana Ris?’
‘Lha sialan kau ini, katamu mau beli buku,tek bela-belain
ini bangun pagi semalem habis begadang
sama temen-temen’.
‘Siapa suruh kau begadang’.
‘Ah bangke lah ngomong sama kau’.
Haris segera menjalankan mobilnya dengan pelan kakinya
menginjak pedal gas, tanganya dengan santai diatas kemudi.
Mereka meinggalkan pelataran kos, menuju jalan raya yang
padat dengan pengguna jalan yang entah kemana tujuan mereka. Karena yang jelas
saat ini tujuan Tovan sama Haris adalah ke sebuah toko buku, mereka mencari
buku pelatihan soal-soal. Saat ini mereka adalah pengangguran setelah 4 bulan
mereka melepas status sebagai mahasiswa.
Mobil terus dipacunya dengan kecepatan yang tak menentu
karena kondisi jalan yang padat, tatapan Haris seolah kosong dengan mata yang
memerah seertinya kurang menjalankan tidur. Melihat hal tersebut Tovan meminta
Haris untuk bergantian mengemudi.
‘Ris, kau ngantuk po? gantian sini kau tidur aja belakang’.
‘Iya, nih kau kan tau sendiri aku baru dua jam tidur kau
datang main gedor pintu kos’
Haris menepikan mobil, dengan perlahan mobil menepi
dipinggir jalan dan kebetulan tepat disamping penjual seblak. Tovan yang lapar
dan dia termasuk orang pecinta seblak, Tovan menyempatkan diri untuk makan
sejenak mengingat dari semalam gak makan karena gak ada duit. Mengingat kalo
saat ini akhir bulan dan juga masih nganggur ini kesempatan buat minta Haris
untuk mentraktirnya.
‘Ris minta duitmu sini buat beli seblak, laper ini aku, kau
mau gak?’.
‘Lha lha lhaa kok minta aku? kau kana da duit’.
‘Kau kan tau sendiri duitku mau buat beli buku, ini aja
belinya nyari yang murah nanti, lagian kan kau kemarin baru menang lomba nulis
cerpen, 50 rb aja sini sama buat beli rokok kau mau apa puasa gak rokok?’.
‘Hhehhh…’
Dengan muka ngantuk berat, mata merah sudah tak punya daya
Haris mengambil dompet disaku belakang. Dengan diiringi lagu Avenged Sevenfold
The Stage, Band favoritnya Haris.
~~~ Selesai ~~~
Wah lanjutan kemaren nih
BalasHapusMana nih adegan ngisep rokoknya?
Iya nih.
HapusYa nanti dicerita berikute.
Jadi bingung karena ngga ngikutin dari awalnya
BalasHapusIkutin dong biar gak bingung.
HapusSeru juga ceritanya. Mana nih lanjutannya?
BalasHapuslanjutkeun kang ben ora penasaran
BalasHapusWah cepet banget update bagian keduanya. Mau ada apa lagi nih setelah si Haris dan Tovan ke toko buku. Kok tumben gak ada adegan ngerokoknya, Di? Ha ha.
BalasHapusSeperti biasa, saya tunggu kelanjutan ceritanya :)
Hehee iya nih, Son. Kan disini ceritanya mau beli rokok dulu Son soalnya rokoknya habis.
HapusWaahhh makasih lho, Son, udah nyimak cerita hasil karanganku.
Bentar...ini kamu ganti tagline blog lagi di, anggrek nan harum trus sekarang tertulis, mirip punya icha terketik ehehehh
BalasHapusTernyata ada yang masi blum muvon dari seblak ahahah
Aihh Mba Nita, apa kabar?? kamana aja mba perasaan di dasborku lama gak ada postingan mba yang baru.
HapusIya ini mba ganti nama, heheee.. iya emang mirip sama kayak punya Icha.
hahaaa iya Mba, malah gak muvon mba, udah jatuh cinta sama seblak.