29 Agu 2016

Jelas dan Pasti; pertemuan setelah lima tahun

“Mau pesan apa mas, ini silakan?” tanya seorang perempuan pelayan kafe yang berdiri sambil memberikan daftar menu.

“Oh iya mba, makasih eumm ini aja mba kopi ini 5 ya mba”.

“Oh iya mas” jawabnya dengan penasaran serambi mengerutkan dahinya dan menyipitkan matanya.

“Hemm.. ini nanti buat sama temen saya mba”

“Ooohh” jawabnya singkat yang kemudian berbalik arah berjalan kedalam.

Jam 7.31 PM Haris datang ke kafe untuk bertemu dengan ke empat temenya, kursi belakang barisan tengah dekat dengan jendela lah yang dipilih oleh Haris untuk duduk. Detik jam berjalan tanpa ada henti dan dengan music jaz yang mengisi kafe memjadikan suasana malam yang tenang. Dua lagu kini sudah usai sambil menyeruput kopi yang telah dipesanya sesekali haris membuka hp nya, namun belum ada pesan masuk dari salah satu temenya.

Lagu ke empat kini udah hampir selese ketika haris mau beranjak dari tempat duduknya datang satu temenya yang ditunggu, Ridwan dateng dia melihat kanan, kiri depan dan belakang untuk mencari dimana Haris duduk. Haris yang lagi berdiri dari kursinya melambaikan tangan sambil bertepuk kecil memanggil Ridwan.

Tak lama kemudian Tovan sama Rendy datang mereka yang melihat Ridwan langsung menghampirinya, mereka saling sapa berjabat tangan. Kemudian menarik kursi yang masuk dalam meja untuk duduk. Kopi yang sudah dipesanya sama Haris kini mereka seruput dengan nikmatnya.

Sambil menikmati kopi yang dipesanya yang sudah mulai dingin langsung diminum habis sama Rendy, mungkin dia habis marathon.

Kemudian datanglah satu lagi bagian dari mereka yang ditunggu paing lama, Feri datang dengan tawa kecil menyapa satu persatu rokok yang ditangan dihisapnya sambil menarik kursi untuk duduk. Kini lengkap sudah berlima, alunan music klasik masih terus mengiringi suasana kafe yang begitu banyak pengunjung pemuda-pemudi untuk menikmati malam di kota yang indah ini.

Setelah lima tahun kini mereka bertemu lagi untuk sebuah tujuan setelah dulu sempat berpisah untuk merilekskan pikiran.

“Ini nih para calon miliader, kemana aja kalian selama lima tahun ini?”. Tanya Feri yang masih dengan rokok yang dihisapnya.

“Gak terasa udah lima tahun kita ini, setelah kejadian waktu itu”.

Mereka kini seperti mengadakan reuni dan ditempat ini lah juga dulu mereka bertemu sebuah kafe tempat untuk bersantai. Satu persatu mereka mulai bercerita tentang lima tahun ini, Ridwan selama lima tahun ini dia mengembangkan kemampuanya tentang komuter dan pemrogaman.

Lima tahun ini setelah kita pisah aku pergi ke Bandung disana aku gak tau harus gimana sedangkan kalian kan juga tau waktu itu kita tidak membawa hasil kerja kita. Sampe waktu itu pernah dibawa ke lembaga sosial karna dikira aku sebagai gelandangan yang tanpa tujuan hidup.

Aku beruntung karna disitu aku bisa mandi, makan juga minum gratis, yang paling menyenangkanya lagi disitu ada computer dengan jaringan internet yang super cepat. Disitulah hidup ku setelah kita berpisah dimulai, dari computer yang kugunakan di lembaga social itu aku bisa kek gini. Awalnya aku berpikiran untuk pergi secepatnya tapi setelah tau ternyata lebih enak di situ, selama 4 tahun 8 bulan aku hidup disitu dengan pura-pura sebgai orang bodoh yang gak tau apa-apa dan gak tau tujuan hidup. Aku beralasan ingin tetep disitu untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik kedepanya.

“lha berarti kau cuma disitu, baru kemarin keluar?” tanya Rendy yng memotong cerita Ridwan.

Iya aku hidup disitu dan baru keluar tiga bulan yang lalu, lanjut Ridwan. Kalian tau pembobolan Bank yang raib uang dengan nilai 4,5 milyar dan 3 perusahaan yang hancur karena hacker? Itu yang kulakukan selama dalam lembaga social. Tinggal duduk namun, bisa beraksi dan tak terlacak karena disitulah merupakan tempat aman untuk bermain.

Music klasik terus mengiringi suasana kafe orang keluar masuk datang ke kafe, suasana jadi semakin hidup. Para pelayan sibuk dengan kerjaanya mondar-mandir mendatangi juga mengantarkan pesanan ke pelanggan.

Ridwan melanjutkan ceritanya setelah berhenti untuk menikmati kopi yang tersedia dalam gelas berada didepanya.

Bisa beramain kek ini itu asyik, kalian tau dengan permainanku ini banyak para hacker yang ditangkap, sebenernya aku gak tega juga karna itu perbuatanku untuk membongkar para hacker yang nanggung dalam aksinya dan juga sebagai keamananku. Pemerintah berpikiran bahwa ini perbuatan para hacker mereka ditanya satu-satu siapa yang telah merugikan bank sebesar 4,5 milyar dalam waktu itu mereka tahu ini perbuatan hacker yang telah mentransfer uang tersebut namun mereka tidak tau bahwa itu adalah perbuatanku.

“Waaahh keren juga kau Wan”.

“Kalian liat mobil yang terparkair itu, mobil yang berwarna hitam, dengan dua pintu itu mobil hanya ada 6 di dunia dan satu di Indonesia dan itu milikku”. Kata Ridwan dengan bangganya sambil mengambil rokok.

Kini Tovan sama Rendi menceritakan kisahnya selama lima tahun ini.
Setelah kita berpisah dulu aku sama Rendi bareng karna aku gak tau mau kemana dan aku gak mungkin pulang kerumah. Kami berdua masuk militer selama dua setengah tahun kami belajar membidik, dilatih berani motivasi dalam kegiatan militer namun setelah itu kami mengudurkan diri, dalam militer kami masuk bukan sebagai anggota TNI kami di bagian persenjataan. Selama dua setengah tahun sibuk dengan senjata kami merancang senjata, membuat bahan peledak.

Itu merupakan pancapaian terbaik dalam hidup kami, bergabung dengan militer untuk berlindung dari semua ini setelah lima tahun itu.

Sisanya kami habiskan untuk hidup seperti biasa bekerja disebuah perusahaan rokok dan kami melanjutkan kuiah S2 magister hukum. Kami kuliah sibuk dengan tugas dan tesis walaupun pusing namun kami kadang juga kangen dengan tembakan, kejar-kejaran dengan mobil polisi kangen dengan ledakan.

Kami pernah melakukan aksi kejar-kejaran dengan polisi dan itu rasanya happy, waktu itu malam hari aku sama Rendy balapan dengan kecepatang tinggi di jalan tengah kota membuat kekacauan dengan mobil yang kami kendarai. Dan kami juga bertempur dengan para geng motor yang ecek-ecek sok jago, geng motor kami porak-porandakan juga dengan para begal kami musnahkan. Mereka itu hanya sok jago dengan kebodohanya.

Waktu itu banyak geng motor yang beroprasi di jalan dan tempat-tempat ngumpul, aku sama Ridwan mendatanginya dan melemparkan geranat ke perkumpulan mereka. Para begal yang berkeliaran kami datangi agar kami di begal, kalo udah gitu tinggal kita hajar dengan sesuka kita yang berakhir dirumah sakit dan penjara kami juga tak lupa meningalkan pean dalam setiap korbanya dengan tulisan ‘nikmatilah hidupmu’.

Hal yang paling seru kami membuat 4 gembong narkoba bangkrut dan berkahir dengan penjara mungkin sekarang udah mati. Kami datangi gembong-gembong narkoba kita masuk didalamnya dan kita mainkan dengan anggaranya semua dilakukan oleh ami dengan rapih walaupun bukan pengelola duitnya kami mengambil semua duitnya tapi tidak menikmati narkobanya.

“welaah-welah kalian ini… kalo kau gimana Fer?”. Tanya Haris.

Lima tahun aku kuliah juga kayak Tovan sama Ridwan alhamdulillah kini udah selese. Selama kuliah juga hidupku makin baik hidup santai dengan gak ada masalah, tanpa pukulan tanpa kejar-kejaran dengan mobil polisi tapi bener yang dikata Tovan itu bikin kangen.

Denga kemampuan yang kumiliki saat itu aku mencari orang yang berbakat untuk ku ajak beraksi, dan dapat 3 orang yang klop sama aku.

Kami mencuri sebagian dari 2 perushaan ternama, kami membajak penyiaran televise juga, modal buat beraksi hasil dari merampas mini market, sebenernya ini keterlaluan. Kami dapatkan duit kami gunkan untuk mengambil yang lebih besar.

Tanpa mobil itu sepi, saat itu malam hari tepatnya malam kamis kami berkunjung ke sebuah sorum mobil dan mengambilnya dengan mudah karna satu temenku yang bernama yoyok dia jago dalam hal pembobolan. Kami lanjut ke kantor polisi dan mengambil mobil polisi juga, asli seru.

Hacker juga ada, Raga dia bisa ngehac walaupun dia bukan hacker. Kami menjelajah dunia maya, membobol berkas berkas penting perusahaan dan membeberkanya ke publik tentang apa-ap yang dimiliki dan dilakukan perusahaan, kami berhasil mentarsnsfer sebagaian dana perushaan dengan menggunakan hack. Dengan mudah Raga mengambilnya, dan kami juga mendapatkn penebusan ratusan juta dari perusahaan untuk berkas dan document.

Sebagian mereka menceritakan pengalamanya selama lima tahun ini, walupun mereka bercerita tidak lengkap namun itu hanya untuk berbagi cerita. Sedangkan Haris selama lima tahun ini dia kesana kemari untuk balapan liar dengan menggunakan mobilnya mencari duit buat biaya hidup lima tahun, karna sekarang ini adalah waktunya mereka menjadi miliader dengan hasil perjuangan pendapatan yang didapatnya lima tahun lalu.

Lima tahun yang lalu mereka adalah tim, sebuah tim untuk melakukan sebuah aksi perampokan, pencurian juga pembobolan beberapa peruahaan mereka juga memenjarakan banyak penjahat selama melakukan aksinya, terakhir mereka berhasil membawa emas batangan senilai ratusan milyar dan juga uang tunai bernilai ratusan juta yang mereka dapatkan dari beberapa bank dan toko perhiasan tempat penyimpanan emas tersbesar. Namun, itu mereka harus berpisah karena mereka ketahuan dalam aksinya hingga terjadi kejar-kejaran dengan polisi, walaupun akhirnya mereka lolos tapi mereka berpisah dan kini mereka berkumpul untuk mengambi hasil.

Mereka dulu kuliah hukum namun mereka melanggar hukum, berawal dengan iseng-iseng main computer yang kemudian mereka bisa ngehac kemudian mereka jadi lah seperti ini penjahat dengan otak dan tak terlihat.

Hari itu mereka bertemu di perpustakaan kampus untuk membahas aksi yang akan dilakukanya, sore hari jam 4.41 PM mereka bertemu disebuah rumah makan untuk makan dan setelah itu mereka berangkat untuk surve lokasi.

Mengendarai mobil mereka berangkat Haris yang memegang setir mobil, Ridwan sibuk dengan laptopnya sambil menghisap rokok, Tovan sibuk main handphone chatingan sama pacarnya, Feri asyik dengan musiknya yang diputer ikutan nyanyi sambil mengikuti irama musiknya, Rendy nyenyak dalam tidurnya. Satu mobil namun sibuk sendiri sendiri, lagu yang diputer lagunya Dewa 19 judulnya cemburu, dan sesekali mereka ikut nyanyi bersamaan. Mobil terus melaju dengan santai Haris membawanya, dan ternyata malam hari ada razia mobil juga karna lengkap jadi mereka aman saja.

Diperiksa aman dan mereka lanjut jalan music masih berputar kini lagu Tipe-x judul lagi-lagi sendiri lagu ini pas dengan mereka yang kini memang sendiri kecuali si Tovan.

Mereka sampai dilokasi, mobil berhenti mereka keluar dari mobil dan melihat-lihat sekitar karena malem belum larut dan masih ada orang, mereka menyamar sebagai karyawan. Mereka berjalan dengan santai menyapa sambil senyum ke para petugas disitu. Ridwan menghampiri salah satu karyawati sambil senyum dan dia bilang kalo mba ini cantik, menarik, dan stelan yang sangat menawan.

Ridwan masuk ke ruang penyimpanan data, sedangkan Tovan ke toilet untuk menghidupkan alat monitor untuk merekam apa yang ada diisi ruangan. Mereka beraksi dengan tugas masing-masing, Feri dia berjaga dipintu depan menyamar sebagai satpam.
Ini adalah awal mereka beraksi melakukan kejahatan, setelah tugas selesai mereka kebali ke mobil dan meninggalkan bank tersebut. Rasa senang dan juga berdebar jantung  mereka rasakan.

Ridwan mulai membuka laptop menghidupkan sebuah perangkat yang telah diletakanya di ruang peyimpanan tadi, dengan mahirnya kini uang sebesar enam ratus juta rupiah berhasil ditransfer dan masuk ke rekening mereka. Tak lama alat perangkat tersebut meletup dan menghancurkan ruang computer bank kerusakan terjadi dan aksi ini tak terlacak.

Tidak selalu kehidupan mereka waktu itu selalu berhubungan dengan kejahatan, mereka memang punya perlengkapan senjata dan alat untuk aksi mereka. Namun, mereka hanyalah orang biasa, yang berstatus mahasiswa dengan kondisi yang juga gak beda jauh dengan mahasiswa lainya sebagai anak kost.

Saat itu juga mereka pernah merasakan kondisi dimana uang mereka pada keadaan kristis, malam hari laper setelah selesai dengan tugas kuliahnya. Perjalanan 2 jam dengan mobil mereka tempuh demi untuk makan, ada sebuah restoran baru yang memberikan promo makan gratis. Perjalanan waktu menuju kesana mereka bertemu dengan sekelompok geng yang meminta mobil mereka namun, tidaklah berhasil dengan perlawanan yang berujung kejar kejaran walaupun akhirnya gak ketangkap mereka menambah waktu perjalanan menjadi 3 jam.

"Alur ceritanya masih belum enak dibaca, belum bisa ngebawa kedalam ceritanya. Belum bisa nulis yang kalimatnya enak dibaca, bikin betah yang ngebaca. Makasih bagi yang udah baca, dan yang ninggalin komentar.. karna itu berarti bagiku".

2 komentar:

  1. Pas nulis ini lagi ngantuk y bang apa lagi dikejar2 sama polisi?
    Typonya mayan banyak bang
    Pelayan cafenya siapa namanya bang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe iya nik nulisnya udah hampir larut malem.

      Hapus

apalah aku nulis tanpa pembaca, kalo udah baca tinggalin jejak ya dikolom komentar.