29 Nov 2015

melewati malam panjang

Hujan deras mengguyur gelapnya jalanan di kebumen disertai dengan angin tak ketinggalan juga dengan petir yang berkilauan layaknya cahaya kamera dari seorang fotografer.

Dengan keadaan seperti itu tidak mengehentikan aku dan temenku untuk terus melajukan sepeda motor, hujan ini sungguh sangat menggigit kulit dan menusuk ketulang hembusan angin kencang yang membuat badan ini menggigil kedinginan.

Dengan kecepatan tinggi tanpa menghiraukan dinginya malem, aku dan temenku terus mengejar seorang yang terus memacu motornya dengan kencang.

Kami terus mengejar dengan menambah kecepatan.
Dii kejar jangan sampe lolos.. *suara jegung kencang padaku.
Iyaa.. balasku dengan suara kencang juga, karna sedang mengendari motor dengan kecepatan tinggi.

Walaupun dingin, hujan tak kami hiraukan yang terpenting orang ini harus kena. Dengan kecepatan tinggi terus kejar. Muter-muter jalan di kebumen, dan beberapa kali peluru mengarah ke kami dengan suara tembakan yang menambah keramaian antara petir dan tembak.

Tembakan terus mengarah ke kami dan  ketika kami mulai mendekat ke orang tersebut dan kami berhasil menghindari peluru. Dengan membawa tas dengan ukuran yang tidak kecil orang ini memacu motornya tanpa henti walaupun di tikungan sekaligus.

Setelah beberapa lama kemudian kami mulai mendekati orang tersebut ada yang beda kali ini dia tidak mengeluarkan tembakan mungkin karena peluru habis. Akhirnya kami berhasil mendekati namun untk menangkap tidak mudah kami masih melayani perlawanan serta saling pukul dengan motor sejajar, hingga akhirnya orang tersebut harus kalah dan terjatuh, aku langsung menghentikan laju motorku serta langsung puter balik menghampiri orang tersebut.  Setelah mengejar orang tersebut dan akhirnya kena juga.

Ku matikan motorku dan ku hampiri orang tersebut dengan sangat hati-hati aku dekati orang tersebut yang udah tergelatak dengan di guyur air serta di hiasi kilatan-kilatan petir. Awalnya ku kira dia udah mati.

Wooy…
Gung sini kau, ku panggil jegung untuk menhampiri juga..
Kayaknya dia mati di..
Kayaknya iya gung.

Orang tersebut masih tergeletak dengan tubuh berlumuran darah, darah semakin banyak mengalir terbawa air hujan yang jatuh mengalir.

Ternyata diam-diam orang ini masih hidup dia pura-pura mati, dan tanpa di sadari tangan dia mengambil pisau yang disimpan di sepatu, pisau yang tidak kecil. 

Saat aku mau ambil tas tersebut dia langsung bangun dan menyerangku. Aahhh sesetan pisau mengenai lenganku. Jegung tak Cuma diem dia langsung menyerang orang tersebut, terjadilah perkelahian antara jegung dengan orang ini. Jegung lumayan juga bela dirinya beberapa kali dia memukul wajah orang tersebut dengan hantaman kencang. Namun jegung tidak selalu memukul beberapa kali dia juga kena pukul, namun akhirnya orang tersebut yang masih kuat berdiri walaupun dengan wajah memar berdarah hasil pukulan jegung dan darah mengalir di beberapa bagian tubuh karna terjatuh.

Aku masih berdiri memegang lengan kananku yang terkena pisau dengan darah yang masih mengalir. Hujan yang mengguyur membuat luka ini serasa perih.

Tanpa pikir langsung aku serang dia, ternyata dia pandai juga memainkan pisau. Terjadilah adu pukul antara aku dengan orang ini. Beberapa ayunan pisau mengenai badanku, dan itu gak ku rasakan.

Jegung tergeletak dengan posisi tengkurep, ku lihat jegung merintih kesakitan. Suasana sepi hujan deras disertai angin kencang dan petir membuat orang gak keluar, mereka memilih berdiam dirumah.

Setelah beberapa kali aku kena pukul sampe muka lebam dan berdarah aku masih kuat berdiri yang akhirnya ku pukul orang tersebut dengan balok kayu, yang ku dapat di pinggir jalan, orang tersebut masih kuat berdiri sambil sempoyongan, betapa kagetnya saat dia mengelurkan pistol dan menmbakan ke arah jegung yang mengenai bahu.

Aahhh fuuuck.. jegung teriak kesakitan.

Dia juga menmbakan ke arahku namun peluru habis. Aku langsung mendekati jegung yang tertembak namun…

Ooohh sialan, ternyata orang itu berhasil menancapkan pisaunya ke perut jegung. Karna suasana gelap aku tak tau kalo jegung kena tusuk.

Melihat aku yang agak bingung ngeliat jegung, orang tersebut mengambil motornya yang jatuh, menghidupkan mesinya dan kabur. Tapi belum begitu jauh terdengar suara tembakan orang tersebut jatuh terkena tembak.

*******48 menit sebelum kejadian.*******

Aku sama jegung habis muter-muter kebumen merefres pikiran sekalian beli makan. Selese makan aku sama jegung masih muter-muter tak lama kemudian gerimis datang yang semakin deras aku sama jegung nyari tempat berteduh dan kami berteduh di depan minimarket. Yang ternyata mini market tersebut sedang di rampok, karyawan dan pembeli tidak bisa apa-apa mereka hanya diem. Aku sama jegung tidak tahu, karna kami tidak memperhatikan.

Tiba-tiba tiga orang pria keluar yang masih pake helm serta membawa tas yang tidak kecil, ketika tiga orang ini nyalakan motor pergi, orang keluar dari mini market sambil teriak rampok.

Mana rampook mba?? Tanyaku.
Tiga orang itu tadi mereka perampok..
Tanpa pikir panjang aku langsung nyalain motor.

Gung ayo naik. Kami langsung mengejar.. tiga orang dengan dua motor satu orang pake motor sendiri yang dua orang boncengan. Dua orang yang boncengan berhasil kabur, kami mengejar yang satu orang. Dan mulai itulah terjadi kejaran aku sama jegung dan orang perampok.

Yang akhirnya kena kami berantem dengan perampok.
Tembakan itu mengenai perampok yang berusaha kabur hingga akhirnya jatuh.
Ku angkat jegung. Kami kaget saat ada tembakan dan mengenai perampok.
Dii siapa yang nembak??
Gak tau aku gung.

Kami gak tau dari mana tembakan itu, namun beberapa saat kemudian saat aku sama jegung naik motor, karna jegung terluka dan harus dibawa kerumah sakit untuk pengobatan, ada seorang datang dengan pistol ditanganya dari jarak sekitar 17 meter.

terimakasih jika anda baca ini sampai selese. apa tanggapan anda tentang hasil khayalanku ini, tulis dikolom komentar. 

36 komentar:

  1. Jebule wong kebumen...
    Lah.... tonggo berarti iki...
    wkwkwkw...

    salam kenal, mas...
    blogmu wis tak follow :p

    BalasHapus
  2. wah tonggo, purworjo, purwokerto?

    salam kenal juga.
    yups maturnuwun. tak follow balik

    BalasHapus
    Balasan
    1. purworejo mas....
      Haahaha, tepate sih kutoarjo...

      Tapi saiki sih ngerantau ng YK...
      Kembangke blogmu mas, keren kih...
      Langka aku nemu wong kebumen sing nggawe blog njuk diniati kecuali mbak Gustyanita Pratiwi kae....

      Hapus
    2. kutoarjo, cerak aku kulon prembun.

      aku wes moco blogmu, kuliah nang UPN.
      iyo iki semoga biso berkembang.
      he'eh mbak nita gembul sing aktif.

      Hapus
    3. yg diatas2 bilang apa sieh,.,?

      Hapus
  3. cie cieeeee...yg ketemu tetangga..hehe

    khayalannya udeh kayak film2 laga nih

    BalasHapus
  4. Astagfirullah. cuma khayalan? Padahal berharap banget si Jegungnya ketembak. Biar seru. EH.
    Khayalannya kayak seri filmnya James Bond :D

    BalasHapus
  5. Iki dung ngomong opo.... Sinau leee sekolahe men pinter...

    BalasHapus
  6. Khayalannya tingkat tinggi
    pasti cita-cita'a jadi seorang polisi yah Nyahaha :D

    BalasHapus
  7. Glek! Khayalan....

    Padahal aku sudah bayangkan ini beneran.. keren khayalannya.. kaya film action gituh..

    BalasHapus
  8. Cuma khayalan. Masya'Allah, kirain beneran -_-
    Btw, Get well soon untuk jagung, semoga lukanya cepet sembuh.
    Dan semoga perampoknya juga bisa tenang di alam sana. Aamiin

    BalasHapus
  9. Asem kirain beneran nih :D
    jadiin novel aja bro

    BalasHapus
    Balasan
    1. maunya sih gitu, ada rencana juga pingin buat novel yang action gitu. hehee..

      Hapus
  10. Semoga jagungya cepet di bakar dan matang ya di

    BalasHapus
  11. keren fantasinya, aagak ngetwist.
    kalau udah nemu rampok mah.. main aman aja deh, biar pihak berwenang yang ngurus

    BalasHapus
  12. Ja-jadii... Ini... Hanya khayalan? Kirain aku beneran, soalnya pake nama asli kan? 'Dii, di' gitu? Kalo Jegung sih namanya agak aneh, kirain aku Jegung itu Jagung._. Hahaa. Kbiasaan aku gak prnah baca labelnya dulu, bru tau td kalo labelnya itu 'fiksi'. Tp kalo beneran jg kyaknya gak mungkin sih, :D Agak ekstrim soalnya main tembak2an. haha.

    Ah, pokoknya keren lah mas cerpennya! Tegangnya dapet!
    Lanjutkan mas!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe.. pake nama asli biar gampang.

      makasih mba lulu.

      Hapus
  13. Baru ngeblog dan udah serame ini yang komen. "Kamu hebat bro... Syahlud gue..."

    Eh, kok agak bikin nanggung gitu ceritanya. Kasi ending dong... Biar khayalannya makin Jos.. Udah bagus khayalannya, kalo jalan ceritanya gue udah nebak, sih. Flashback. Tapi keren, kok. Kek film action gitulah. Soalnya gue mendengar ada beberapa tembakan terlontar.

    Ow, ya. Salam kenal. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya ini alhamdulillah bisa rame. hehe.

      makasih mas.
      tadinya sih mau kasih ending, biar gak ke panjangan sebenernya belum selese.

      salam kenal juga.

      Hapus
  14. eh kang, masa barusan gue follow blog lu ? (baca: followback kaka)

    BalasHapus
  15. Wah khayalannya ser nih. Pas adegan mati berdarah terus ada sambaran petir, kayak di film-film. \(w)/

    BalasHapus
  16. Kalimat langsungnya kurang tanda baca tuh. Idenya udah oke. Tapi kurang nyaman aja dengan typo dan tanda baca.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kurang teliti nulisnya ternyata hehee..
      terimakasih masukanya.

      Hapus

apalah aku nulis tanpa pembaca, kalo udah baca tinggalin jejak ya dikolom komentar.